NovelToon NovelToon
Takdir Yang Berbelit: Dari Mata-Mata Menjadi Duchess

Takdir Yang Berbelit: Dari Mata-Mata Menjadi Duchess

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Cinta Paksa / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Bercocok tanam
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: d06

Prolog

Hujan deras mengguyur malam itu, membasahi jalanan berbatu yang dipenuhi genangan air. Siena terengah-engah, tangannya berlumuran darah saat ia berlari melewati gang-gang sempit, mencoba melarikan diri dari kematian yang telah menunggunya. Betrayal—pengkhianatan yang selama ini ia curigai akhirnya menjadi kenyataan. Ivana, seseorang yang ia anggap teman, telah menjebaknya. Dengan tubuh yang mulai melemah, Siena terjatuh di tengah hujan, napasnya tersengal saat tatapan dinginnya masih memancarkan tekad. Namun, sebelum kesadarannya benar-benar menghilang, satu hal yang ia tahu pasti—ia tidak akan mati begitu saja.

Di tempat lain, Eleanor Roosevelt menatap kosong ke luar jendela. Tubuhnya kurus, wajahnya pucat tanpa kehidupan, seolah dunia telah menghabisinya tanpa ampun. Sebagai istri dari Duke Cedric, ia seharusnya hidup dalam kemewahan, namun yang ia dapatkan hanyalah kesepian dan penderitaan. Kabar bahwa suaminya membawa wanita lain pulang menghantamnya seperti belati di dada

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon d06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 – Keputusan Eleanor

...**⁠.⁠✧🌷 happy reading 🌷⁠*⁠.⁠✧*...

Setelah insiden penyerangan oleh bandit, Eleanor berharap kehidupannya bisa sedikit lebih tenang. Namun, harapannya hancur ketika Carolet terus-menerus mengusik kehidupannya. Setiap hari, ada saja hal yang dilakukan Carolet untuk membuat Eleanor tidak nyaman—dari komentar pedas, hingga secara terang-terangan mencoba mendekati Cedric di hadapannya.

Hari ini pun sama.

Di ruang makan, Carolet duduk dengan anggun di seberang Eleanor, mengenakan gaun biru lembut yang memperlihatkan bahunya. Matanya melirik Cedric dengan tatapan penuh harapan, seolah-olah hanya mereka berdua yang ada di ruangan itu.

“Yang Mulia Duke Cedric, kudengar luka Anda sudah membaik. Syukurlah, aku sangat mengkhawatirkanmu,” ucapnya dengan nada lembut dan manja.

Eleanor hanya mendengus pelan. Luka Cedric bahkan tidak separah miliknya, tetapi Carolet bertindak seolah Cedric hampir kehilangan nyawanya.

“Terima kasih atas perhatianmu,” jawab Cedric singkat tanpa menunjukkan ekspresi.

Namun, Carolet tidak berhenti di situ. Ia melirik Eleanor dengan tatapan menantang sebelum melanjutkan, “Tapi tentu saja, aku lebih khawatir jika sesuatu terjadi pada istri Duke. Eleanor, luka di bahumu pasti menyakitkan, bukan?”

Eleanor mengangkat alisnya. Carolet jelas tidak benar-benar peduli.

“Terima kasih atas perhatianmu, Lady Carolet, tapi aku baik-baik saja,” jawab Eleanor datar.

Carolet tersenyum kecil, lalu menoleh pada Cedric. “Yang Mulia, menurutku Eleanor sudah cukup lama tinggal di sini. Mungkin akan lebih baik jika dia mengunjungi keluarganya untuk sementara? Dia pasti rindu rumahnya.”

Eleanor mengepalkan tangannya di bawah meja. Sudah cukup. Carolet bukan hanya mencoba membuatnya merasa tidak diterima, tetapi juga ingin menyingkirkannya dari sisi Cedric.

Setelah sarapan selesai, Eleanor akhirnya tidak bisa lagi menahan keinginannya untuk berbicara dengan Cedric secara langsung.

...✿✿⁠✿...

Di ruang kerja Cedric, Eleanor berdiri di hadapannya dengan wajah serius. Cedric yang tengah membaca dokumen menatapnya dengan tenang.

“Ada yang ingin kau bicarakan?” tanyanya.

Eleanor menarik napas dalam, lalu berkata tanpa ragu, “Aku ingin kau segera menikahi Lady Carolet.”

Cedric menghentikan gerakan tangannya. Matanya menatap Eleanor dalam, mencari makna di balik kata-kata itu.

“Kenapa tiba-tiba?” tanyanya.

Eleanor mengangkat dagunya. “Lady Carolet terus mengusik kehidupanku. Aku jengah dengan semua ini. Jika kau benar-benar ingin menikahinya, lakukan saja sekarang.”

Cedric meletakkan dokumen di tangannya, lalu bersandar di kursinya. Matanya masih mengunci tatapan Eleanor sebelum ia mengajukan pertanyaan yang membuat Eleanor terkejut.

“Apakah itu berarti kau sudah tidak mencintaiku?”

Eleanor mengerutkan keningnya. Kata-kata itu menusuknya dengan cara yang tidak ia pahami.

Tidak. Ia tidak mencintai Cedric. Atau lebih tepatnya, Eleanor yang sekarang tidak mencintai Cedric. Tubuh ini memang milik seseorang yang dulu mencintainya, tapi ia sendiri?

Ia tidak bisa menjawab.

“Bukankah kau tidak peduli apakah aku mencintaimu atau tidak?” Eleanor akhirnya berbicara, suaranya sedikit lebih tajam dari yang ia maksudkan. “Kenapa sekarang kau menanyakannya? Jangan pedulikan perasaanku. Nikahi saja wanitamu. Bukankah itu rencanamu sejak awal?”

Cedric menatapnya lama, lalu berdiri dan berjalan mendekatinya. Jarak mereka hanya beberapa langkah ketika Cedric akhirnya berbicara dengan suara rendah namun penuh ketegasan.

“Jika aku benar-benar ingin menikahi Carolet, aku sudah melakukannya sejak dulu.”

Eleanor menggigit bibirnya, menolak membiarkan kata-kata Cedric memengaruhinya.

“Kalau begitu, lakukan sekarang,” tantangnya.

Cedric tersenyum tipis, tetapi bukan senyum yang menyenangkan. “Kau terdengar seperti istri yang cemburu.”

Eleanor mengepalkan tangannya. “Aku tidak cemburu.”

Cedric mendekat sedikit lagi, menatapnya dengan tajam. “Kalau begitu, jangan mencampuri siapa yang akan kunikahi atau tidak.”

Eleanor terdiam. Cedric benar. Kenapa aku harus peduli?

Namun, meskipun ia ingin menyangkalnya, ada sesuatu yang bergetar di dalam dadanya. Cedric tidak menjawab permintaannya. Dan lebih dari itu—ia bahkan tidak mempertimbangkannya.

...✿✿⁠✿...

Eleanor menatap Cedric dengan tajam, matanya menyiratkan ketegasan yang tak bisa digoyahkan.

“Jika begitu, maka urus lah Lady Carolet dengan benar. Jangan sampai dia terus menggangguku karena berpikir bahwa aku tidak memberimu izin untuk menikah.” Suaranya dingin, nyaris tanpa emosi.

Cedric masih berdiri di dekatnya, menatap Eleanor seolah sedang menilai sesuatu yang sulit dipahami.

Eleanor melanjutkan, “Dan jangan terus mempermainkan perasaan orang lain, Duke Cedric. Jika kau tidak berniat menikahinya, maka jangan memberinya harapan dengan mengizinkannya tinggal di sini.”

Sejenak, keheningan menyelimuti ruangan.

Cedric menghela napas, matanya tak lepas dari sosok wanita di depannya. “Kau berpikir aku sedang mempermainkannya?”

Eleanor menyilangkan tangan di depan dada. “Bukankah itu yang kau lakukan? Kau membiarkannya tetap di sini, kau tidak menolak perhatiannya, tapi kau juga tidak memberinya kepastian.”

Cedric tidak langsung menjawab. Sebagai seseorang yang jarang menunjukkan emosinya, sulit untuk menebak apa yang sedang ia pikirkan.

Lalu, perlahan, Cedric mendekat.

Jarak mereka semakin sempit hingga Eleanor bisa merasakan aura dingin dari pria itu.

“Eleanor.” Cedric memanggil namanya dengan nada rendah dan dalam, membuat bulu kuduk Eleanor sedikit berdiri. “Apa kau benar-benar ingin aku menikahinya?”

Eleanor menelan ludah. Kata-kata itu seharusnya mudah dijawab, tapi mengapa rasanya begitu sulit?

Ia mengalihkan pandangan, tidak ingin menunjukkan kebimbangan dalam matanya.

“Apa yang kau lakukan tidak ada hubungannya denganku,” jawabnya akhirnya.

Cedric menyipitkan mata. “Benarkah?”

Eleanor tetap tidak menatapnya.

Untuk pertama kalinya, Cedric menghela napas panjang, lalu ia mundur selangkah.

“Baik,” katanya akhirnya. “Aku akan memastikan Carolet tidak mengganggumu lagi.”

Eleanor sedikit terkejut dengan jawaban itu. Ia mengira Cedric akan berdebat dengannya lebih lama.

Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa pun, Cedric kembali berbicara, kali ini dengan suara yang lebih pelan.

“Tapi aku ingin kau mengingat satu hal, Eleanor.”

Eleanor akhirnya menatapnya.

“Aku tidak pernah menjanjikan apa pun pada Carolet. Jika dia berharap, itu adalah keinginannya sendiri, bukan karena aku memberinya harapan.”

Setelah mengatakan itu, Cedric berbalik dan berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Eleanor dengan pikirannya yang kalut.

Entah kenapa, kali ini hatinya terasa sedikit aneh.

....⁠。⁠*⁠♡.🥀 Thank you for reading 🥀⁠。⁠*⁠♡...

1
Khanza Safira
Hai Aku mampir
dea febriani: hai, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini❤️
total 1 replies
masria hanum
kak ini ceritanya bagus banget lho, cerita yang lain2 juga bagus2 semoga viewers nya makin banyak ya...

suka banget sama alurnya, pelan tapi ada aja kejutan di tiap bab...
dea febriani: MasyaAllah Tabarakallah, terima kasih banyak! Komentar kamu benar-benar bikin aku semangat. Semoga kamu juga selalu diberkahi dan tetap menikmati ceritaku! 💖
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
eleanor rubahlah dirimu jgn krn cinta kau lemah, tingglkan yg tak menginginkanmu dan buatlah benteng yg kuat untuk dirimu.
lanjut up lagi thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!