NovelToon NovelToon
Cahaya Ditengah Hujan

Cahaya Ditengah Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: 1337Creation's

"Cahaya di Tengah Hujan"
Rini, seorang ibu yang ditinggalkan suaminya demi wanita lain, berjuang sendirian menghidupi dua anaknya yang masih kecil. Dengan cinta yang besar dan tekad yang kuat, ia menghadapi kerasnya hidup di tengah pengkhianatan dan kesulitan ekonomi.

Di balik luka dan air mata, Rini menemukan kekuatan yang tak pernah ia duga. Apakah ia mampu bangkit dan memberi kehidupan yang layak bagi anak-anaknya?

Sebuah kisah tentang cinta seorang ibu, perjuangan, dan harapan di tengah badai kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1337Creation's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangis seorang ibu

Bab 16: Tangis Seorang Ibu

Pagi itu, rumah kecil Rini terasa begitu sunyi. Matahari baru saja menampakkan cahayanya, namun tidak ada keceriaan di dalam rumah itu. Hanya suara napas berat dan batuk Nayla yang memenuhi ruangan. Tubuh kecil gadis itu terbaring lemah di atas kasur tipis mereka, dengan wajah yang semakin pucat dan bibir yang membiru.

Rini duduk di samping Nayla, menggenggam tangan mungil anaknya yang terasa dingin. Air matanya jatuh satu per satu, membasahi pipinya yang sudah lama kehilangan senyumnya. Semalaman ia tidak tidur, hanya menunggui Nayla yang terus merintih kesakitan.

“Ibu...” suara Nayla lirih, hampir seperti bisikan.

“Iya, Sayang... Ibu di sini,” Rini mencoba tersenyum, meskipun hatinya terasa sesak melihat kondisi putrinya yang semakin parah.

Nayla menatap ibunya dengan mata sayu. “Aku... sakit, Bu... Dada Nayla sakit banget...”

Rini mengelus rambut Nayla dengan lembut, menahan isak tangisnya. “Sabar ya, Sayang... Ibu akan cari cara, Ibu janji,” katanya dengan suara bergetar.

Namun, dalam hatinya, Rini tahu bahwa waktu semakin menipis. Nayla bukan hanya demam biasa. Ada sesuatu yang lebih serius terjadi pada anaknya. Namun, tanpa uang, tanpa bantuan, tanpa siapa pun yang bisa menolongnya, Rini merasa terperangkap dalam keputusasaan yang begitu dalam.

Aditya duduk di sudut ruangan, memeluk lututnya. Matanya yang merah menunjukkan bahwa dia pun menangis semalaman. Dia merasa tak berdaya melihat adiknya terbaring sakit seperti itu.

“Ibu... apa Nayla akan baik-baik saja?” tanyanya dengan suara lirih.

Rini menoleh ke arah putranya, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya. “Iya, Nak... kita harus percaya. Allah pasti akan menolong kita...”

Tapi Aditya bukan lagi anak kecil yang mudah percaya. Ia melihat ibunya yang semakin kurus, rumah mereka yang semakin kosong dari bahan makanan, dan adiknya yang semakin lemah setiap hari. Tidak ada satu pun tanda bahwa keadaan mereka akan membaik.

Kondisi Nayla Semakin Memburuk

Seiring berjalannya waktu, napas Nayla semakin tersengal-sengal. Keringat dingin membanjiri tubuh kecilnya, dan matanya mulai kehilangan fokus. Sesekali dia mengerang kesakitan, memegangi dadanya yang terasa sesak.

Rini panik. Dia menepuk-nepuk pipi Nayla dengan lembut. “Nayla, Sayang, buka matanya... Tolong jangan tidur dulu...”

Namun, Nayla hanya bisa mengerjapkan matanya pelan. Bibirnya bergetar, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi suaranya tak lagi bisa keluar.

“Ibu... dingin...” bisiknya lemah.

Rini segera menarik selimut dan membungkus tubuh Nayla, tetapi tubuh kecil itu tetap gemetar. Napasnya semakin pendek, dan dada kecilnya naik turun dengan cepat.

Rini mulai menangis semakin keras. “Ya Allah... tolong anakku...”

Dia beranjak dari kasur dan mencari sesuatu—apa saja—yang bisa membantu Nayla. Tapi yang dia temukan hanyalah rumah kosong, dompet yang hampir tak berisi, dan keputusasaan yang semakin menyesakkan.

Air mata membanjiri wajahnya. Dengan tangan gemetar, dia meraih ponselnya lagi, mencoba menelepon siapa saja yang mungkin bisa membantu. Namun, dia sudah tahu jawabannya. Kakaknya, adiknya, tetangganya—semua telah menutup pintu untuknya.

“Ibu...” suara Nayla memanggil lagi, semakin lemah.

Rini buru-buru kembali ke sisinya, menggenggam tangannya erat. “Ibu di sini, Sayang... Ibu di sini...”

Mata Nayla mulai menutup perlahan. Napasnya semakin tipis.

Rini semakin panik. “Nayla! Jangan tidur dulu! Ibu mohon...”

Aditya yang berdiri di dekatnya mulai menangis. “Ibu... Nayla kenapa?”

Rini tak menjawab. Tangisnya semakin pecah. Dia mengguncang tubuh kecil Nayla, berharap dia membuka matanya lagi, berharap dia tersenyum lagi, berharap anaknya kembali seperti dulu.

Namun tubuh kecil itu tetap diam.

Air mata Rini jatuh deras. Dia menggigit bibirnya untuk menahan tangis, tapi sia-sia. “Ya Allah... tolong anakku...”

Aditya berlutut di samping ibunya, menggenggam tangan Nayla yang terasa semakin dingin. “Ibu... Nayla nggak apa-apa, kan?”

Tapi Rini hanya bisa menangis.

Apakah Nayla akan selamat?

1
Ana Akhwat
Terlalu banyak dramanya Thor akhirnya pembacanya banyak yang eneg/Pray//Pray//Pray/
♪Ace kei jett♪: Halo para pembaca setia,

Terima kasih banyak sudah mengikuti cerita ini hingga sejauh ini. Aku sangat menghargai setiap masukan dan komentar kalian, termasuk kritik yang membangun. Aku sadar bahwa beberapa dari kalian merasa bahwa dramanya terlalu banyak sehingga agak melelahkan untuk dibaca.

Aku ingin meminta maaf jika bagian itu membuat pengalaman membaca kalian kurang nyaman. Di bab-bab selanjutnya, aku akan berusaha mengurangi unsur drama yang berlebihan dan lebih fokus pada inti cerita utama agar alurnya lebih mengalir dan tetap menarik untuk dinikmati.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungan dan kesabaran kalian. Kritik dan saran kalian sangat berarti untuk perkembangan cerita ini. Semoga kalian tetap menikmati kelanjutannya!

Salam,
[Penulis]
total 1 replies
Hennyda Wati Gmanik
Biasa
Hennyda Wati Gmanik
Buruk
Yati Syahira
cape bacanya
♪Ace kei jett♪: "Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar! Maaf kalau bab ini terasa panjang dan bikin capek bacanya. Aku bakal jadikan ini sebagai masukan supaya ceritanya tetap enak diikuti tanpa kehilangan esensinya. Tapi aku tetap apresiasi banget kamu sudah sampai di sini. Semoga bab-bab selanjutnya lebih nyaman dibaca. Makasih lagi!"
total 1 replies
Yati Syahira
aduuh masa bodoh diem saja di injak injak begitu bisa panggil bosya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!