Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16.
Suasana hari ke dua di perkemahan itu semakin genting kala indah menunjukan hal hal aneh di hadapan teman-temannya.
Para Kakak pembina termasuk kepala sekolah mencoba mengamati diri indah dengan cara mengajak bicara, saat sesepuh desa itu di panggil oleh panitia untuk di mintai tolong. Indah malah tak sadarkan diri.
Di sana Ziva yang ikut serta dengan beberapa orang yang penasaran dengan Indah ikut tak sadarkan diri.
"Ya ampun Zi sadar Zi. " tepukan Kitty berharap berpengaruh pada diri Ziva.
David yang melihat Ziva tak sadar langsung mengangkat tubuh Ziva ke dalam tenda kakak pembina. Karna tenda pembina lebih luas.
"Sadar Zi, sadar. " ucap David.
Di alam bawah sadar Ziva dan indah.
Ziva merasa dirinya baru bangun dari tidur, nafas nya tersengal-sengal seperti sudah lari maraton berapa kilo meter.
"Dimana ini ? Ibu ... Ibu ... " Teriak Ziva yang ia ingat hanyalah Ibunya.
"Jangan takut nduk, berdirilah temanmu butuh bantuan mu. " bisikan itu terdengar kala Ziva benar-benar merasa takut.
Ziva berusaha berdiri, namun dengan sekejap suasana di sekitar menjadi hutan yang di penuhi dengan pepohonan yang sangat rindang. "Astaghfirullah, ada apa ini. "
"Kamu berada di alam lain Nduk. " Bisikan itu seakan terus menjaga Ziva.
Ziva melangkahkan kakinya, namun saat ia melangkah suasana pun kembali berubah menjadi seperti padepokan yang begitu asri.
"Astaghfirullah, setiap aku bergerak suasana nya berubah dengan sekejap. " Ucap Ziva.
"Assalamualaikum. " Ucap Ziva saat ia melangkah ke sebuah bangunan terbuka.
Di saat itupun suasana berubah kembali, Ziva tidak mendapatkan jawaban dari salamnya ia malah di jawab oleh suara gamelan yang mengalun begitu syahdu.
"Astaghfirullah, aku takut ... Ibu tolong aku ! " Rintih Ziva.
Suara gamelan itu berhenti kala ada sosok pendamping Ziva yang menampakkan wujudnya di samping Ziva.
Seekor harimau putih terdiam di samping Ziva.
"Tolong ... Tolong ... " Suara itu terdengar di telinga Ziva di iringi suara angin yang berhembus begitu cepat.
"Indah ? Indah ... Dimana kamu ? " Teriak Ziva.
Ziva ingin melangkah namun sosok harimau putih itu lebih dulu berada di hadapan Ziva, lalu sosok wanita cantik berpakaian seperti ratu datang dan duduk di persinggahannya. Benar saja setiap Ziva melangkahkan kakinya suasana dengan sekejap berubah.
"Nduk, jangan ketipu apa yang kamu lihat itu tipu daya setan. " bisikan di telinga Ziva.
Ziva menganggukkan kepalanya.
"Kembalikan teman saya, " pinta Ziva.
Sosok wanita cantik itu berjalan menuruni anak tangga dengan sangat anggun. Sosok itu memberikan hormat pada sosok harimau putih yang menghalangi kaki Ziva.
"Dia yang ingin ikut bersamaku, jadi aku tidak akan melepaskannya. " jawab sosok itu.
"Tapi kenapa kamu menahan sukma temanku ? " tanya Ziva.
"Dia meminta sesuatu padaku, dan aku memberikannya. "
"Apapun itu, kembalikan Sukma temanku. Kasihan kedua orangtuanya. "
"Aku tidak membawa sepenuhnya Sukma teman mu, aku hanya menahan separuh Sukma temanmu. Dia akan tetap sadar dan bisa berkumpul dengan keluarganya tapi itu di bawah kendali ku ... Hahahahaha. "
"Itu tidak akan terjadi, katakan apa yang kamu inginkan agar Sukma temanku kamu bebaskan ? "
Makhluk itu mencium aroma tubuh Ziva dari kejauhan, namun seekor harimau putih itu meraung tidak mengijinkan nya.
"Yang saya inginkan itu kamu, tapi kamu sangat di jaga oleh pendampingmu itu. Sukma teman mu bisa saya lepaskan, asal kalian mau mempersembahkan dua kambing hitam jantan untuk ku. " jawab makhluk itu sambil menyeringai.
Ziva memejamkan matanya, membaca ayat suci Al-Qur'an. entah kenapa suasana di sana berubah menjadi mencekam dan mengerikan seketika tubuh Ziva terpental keras.
"Syukurlah Zi kamu sudah sadar, " Ucap David.
Ziva merasa sakit di seluruh tubuh, yang dia ingat hanya lah Indah. "Indah bagaimana Kak ? "
"Kamu jangan memikirkan orang lain. " Jawab David.
Ziva mencoba bangun dan ingin melihat keadaan Indah. Namun David menahannya. " Kak kita harus segera menghubungi kedua orang tua indah. Indah dalam bahaya. "
Semua orang yang mendengar penjelasan Ziva seketika merinding bulu Roma mereka seketika berdiri dengan serentak. Sejak saat itu teman-teman Ziva mengetahui kemampuan Ziva.
Indah rupanya sudah sadar, namun ia tetap saja bertingkah aneh. Sampai Ziva menceritakan semuanya kepada panitia dan bapak kepsek, mereka langsung menghubungi kedua orangtua Indah.
Betapa terkejutnya kedua orangtua Indah, ia syok dan langsung menuruti perkataan yang di ucapkan oleh Bapak kepala sekolah. Beberapa jam berlalu.
Tibalah kedua orangtua Indah dengen beberapa antek yang membawa dua kambing hitam jantan itu. Sampai tiba di lokasi, kedua kambing itu seakan tahu jika dirinya akan di korbankan. Kedua kambing itu tidak diam. Ziva yang melihatnya langsung menghampiri kedua kambing itu dan mengusap kepalanya, ada sebuah kesedihan terbesit di hati Ziva.
Semua orang pun berkumpul, Ziva dan sesepuh kampung berusaha berinteraksi dengan makhluk itu. Makhluk itu memerintahkan untuk melepas kedua kambing itu ke arah selatan. Jika semua orang bisa melihat, di sana ada beberapa makhluk yang memegang tubuh Indah. Sistem barter pun di lakukan, indah kembali ke tubuhnya sedangkan kedua kambing itu seperti ada yang menuntun berjalan ke arah selatan.
"Indah sudah kembali. " ucap Ziva.
Kedua orangtuanya pun langsung memeluk indah, indah yang dulu sangat periang kini berubah menjadi pendiam. Walaupun Sukma nya telah kembali sepenuhnya namun aura negatif makhluk itu masih menempel di tubuh indah.
"Kita sudahi acara kemah ini. " Ucap Bapak kepsek dan juga panitia.
Mereka memutuskan untuk pulang saat itu juga. Ziva merasa lelah, tubuhnya di basahi oleh keringat yang mengucur deras kala berkomunikasi dengan makhluk itu.
David yang selalu menjaga Ziva.