Haunting

 "alhamdulillah.janinnya tidak apa-apa."

 "tolong jaga kondisi mood sang ibu.terlalu banyak pikiran tidak baik bagi kesehatan sang ibu dan janinnya."

  duuuarrrrr....

  Bak disambar petir dipagi hari.mendengar penjelasan dokter yang menanganinya putrinya yang tadi tiba-tiba saja pingsan saat jalan-jalan diperkebunan miliknya.

   Pak Beni syok mendapati berita mengenai kehamilan putrinya yang berstatus belum menikah.lalu bagaimana bisa Lea hamil?siapa bapak dari bayi yang dikandung Lea?apakah pelecehan yang dilakukan mantan calon mantunya membuat putrinya hamil?begitu banyak pikiran yang sedang ada di dalam otaknya.

   "putri saya hamil dok?."tanya pak Beni,kaget bukan kepalang.

   "benar pak.usia kehamilannya 16 minggu."dokter perempuan yang menangani Lea malah balik bertanya.

  "kalau boleh tahu dimana suaminya Bu Lea?."lanjut dokter perempuan menanyakan keberadaan suami putrinya.

  "dia...."

  bruukk...

  Suara benda jatuh dari arah belakang, membuat pak Beni dan dokter yang menangani Lea menoleh.

   "ma..."

   Teriak pak Beni kala melihat istrinya ambruk,jatuh ke lantai.ternyata yang jatuh Bu Laila,mamanya Lea.belum reda keterkejutannya mengenai kabar kehamilan Lea,sekarang pak Beni harus melihat istrinya pingsan secara tiba-tiba.

  Buru-buru pak Beni menghampiri istrinya yang jatuh pingsan dan membawanya ke ruang perawatan.

  Kabar kehamilan Lea membuat orang tau Lea begitu syok berat.bahkan sang mama terus menangis saat bangun dari siuman.sebagai seorang ibu tentu Bu Laila terpukul dan sedih melihat nasib putri satu-satunya itu.cobaan bertubi-tubi tengah menghampiri putri satu-satunya.

   Pak Beni,bapak Lea sama halnya seperti sang istri.bahkan ia tak kuasa menahan air matanya mengetahui fakta yang baru saja ia ketahui mengenai Putrinya itu.saat ini pak Beni belum bisa berbuat apa-apa.kalaupun dia ingin marah dan menanyakan kepada Lea,apa yang terjadi dan siapa bapak dari janin yang dia kandung, beliau masih belum mampu.dia takut tak bisa mengontrol emosinya saat menemui putri sulungnya itu.

   Di ruang perawatan lain,Lea sudah sadar dan tubuhnya juga masih lemas.tadi saat dia membuka matanya,Lea cukup kaget ternyata dia sedang berada dirumah sakit.saat siuman Lea tak menemukan siapa pun ada di sana.

  "mbak lea.sudah bangun?."

  Suara mbak Santi yang ada di depan pintu.

  Lea menoleh,Lea hanya mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan mbak Santi, pembantunya.

  "Aku kenapa mbak?."tanya Lea suaranya sedikit serak,pada mbak Santi.

  "tadi pas kita jalan-jalan,tiba-tiba mbak Lea pingsan.lalu bapak membawa mbak Lea kerumah sakit."kata mbak Santi menceritakan gimana Lea bisa berada disini

  "bapak yang bawa aku kesini,mbak?."Lea terkejut ternyata bapaknya lah yang membawanya ke rumah sakit.

  "hu.uh."jawab mbak Santi, mengangguk mengiyakan.

  Deg...

 Jantung Lea semakin berdetak kencang.Lea menggigit bibirnya,pelan.ada rasa takut, khawatir dan tentu saja sedih yang sekarang menyelimuti dirinya.pastinya sang bapak sekarang sudah tahu mengenai kehamilannya.Lea belum bisa membayangkan reaksi kedua orang tuanya kalau tahu dirinya tengah hamil,apalagi hamil diluar nikah.

 Tess..Tess...Tess...

  Tanpa terasa air matanya menetes di pipi.

.

 "mbak Lea?mbak Lea,kenapa?."tanya mbak Santi yang melihat Lea menangis.

  "apa ada yang sakit?."lanjutnya khawatir.

Mbak Santi yang duduk di samping Lea, malah khawatir melihat Lea menangis.dia berfikir apa Lea merasa sakit.

 "gak mbak."buru-buru Lea mengusap air matanya.

  "bapak sama mama mana?."kata Lea mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan keberadaan bapak dan mamanya.

  "tadi sebelum aku ke toilet.aku lihat bapak lagi ngobrol sama dokter mbak.tapi pas aku balik lagi udah gak ada.aku gak tahu kemana."jawab mbak Santi yang tadi sempat berpapasan dengan bos nya sebelum pergi ke toilet.

  "oh.. gitu." balas Lea, mengerti.

  Malam harinya,barulah pak Beni masuk ke ruang perawatan Lea, menjenguk Lea.dengan wajah yang tampak lelah pak Beni mulai melangkahkan kakinya menghampiri rajang Lea.

  Mata Lea memandang kedatangan bapaknya.di sana terpampang jelas raut kecewa sang bapak.Lea menelan ludahnya pekat.

  Dag Dig Dug...

  Lagi-lagi jantungnya berdegup kencang.entah kemarahan seperti apa yang akan Lea dapatkan sekarang.sepertinya dia harus bersiap mendapatkan makian ataupun melihat kemarahan sang bapak.

  "sudah makan?."tanya pak Beni kala sudah berada di dekat Lea

  "hah?."Lea malah terbengong dibuatnya.dia malah terkejut dengan pertanyaan bapaknya.

  "apakah kamu sudah makan?."ulang pak Beni sambil duduk di kursi dekat ranjang Lea.

  Lea menganggukkan kepalanya dengan cepat.ia cukup terkejut dengan reaksi bapaknya.padahal dia sudah bersiap-siap dengan amukan yang akan diberikan bapaknya.

  "istirahat lah.besok kamu sudah bisa pulang."ujar pak Beni lagi sambil mengusap-usap rambutnya.

Cesss...

Lea speechless dengan perlakuan bapaknya yang memang begitu sangat menyayangi dirinya.bahkan dalam keadaan seperti ini sang bapak tidak tidak menunjukkan kemarahannya dan tidak membahas tentang kehamilannya.kini Lea merasa sangat bersalah kepada orang tuanya.

  hiks... hiks... hiks..

  Suara Isak tangis dari cewek cantik itu mulai terdengar.tubuhnya bergetar.dadanya pun terasa sesak.

  "maafin Lea,pak."ujar lirih Lea sambil terus menangis meminta maaf pada pak Ben sambil kedua tangannya menutupi wajahnya.begitu malu dirinya sekarang.

   Pak Beni yang tadinya masih berusaha menahan diri nya,kini matanya terlihat berkaca-kaca.seharian ini pak Beni tak hanya harus menenangkan dirinya tapi juga menenangkan sang istri yang dari bangun siuman terus saja menangisi keadaan putri mereka.

   Siapa orang tua yang tak hancur mengetahui fakta anaknya hamil.ya kalau hamil saat anaknya sudah menikah,tentu itu akan jadi kabar yang menggembirakan.tapi kehamilan Lea ini berbeda,putrinya hamil dalam status belum menikah.itu jadi pukulan telak bagi pak Beni dan Bu Laila sebagai orang tua.

   Apakah mereka kecewa dan marah pada Lea? jawabannya jelas mereka marah dan kecewa dengan putrinya itu tapi rasa kecewa mereka kalah dengan rasa sayang mereka pada Lea.mereka sedih,nasib putrinya harus seperti ini.dari kegagalan pernikahannya dan sekarang Lea malah tengah hamil yang entah dengan siapa putrinya melakukan perbuatan dosa itu.

  "bilang ke bapak,siapa laki-laki itu?."tanya pak Beni yang ingin tahu tentang laki-laki yang berani melakukan itu pada Lea.

  Lea menggeleng-gelengkan kepalanya mengisyaratkan kalau dia tak mau sang bapak menemui bapak biologis anak yang tengah di kandungnya.kalaupun dia mau,waktu awal dia tahu kehamilannya bisa saja Lea menghubungi Abang kekey tapi Lea tak melakukan itu karena dia tak mau berurusan lagi dengan masa lalunya dan orang-orang yang ada disana.rasa traumanya begitu besar.dia merasa takut dan muak melihat orang-orang yang dulu ada disekelilingnya.dia ingin membuang semua orang-orang yang ada di masa lalunya.

  "gak pak.aku gak mau bertemu lagi dengan dia."tolak Lea.

  "kenapa Lea?dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya padamu."ujar pak Beni heran dengan jawaban sang putri.

  "aku mohon pak.biar Lea yang membesarkan anak ini sendiri."kekeh Lea tak ingin memberitahu siapa bapak dari anaknya.

  "ini bukan masalah sepele Lea.ini juga menyangkut nama baik keluarga kita."

  "kasih tahu bapak.bapak janji akan langsung membawa laki-laki brengsek itu kesini."pinta pak Beni yang terus membujuk Lea untuk buka suara mengenai laki-laki itu.

   hiks...hiks...hiks....

   "gak pak.aku gak ingin ketemu dia lagi.aku bahkan tak mau pak melihat wajahnya!."Lea tetap dalam pendiriannya.

  "apakah kamu gak kasihan anak yang ada di kandungan mu?."tanya pak Beni

  "dialah yang akan paling menderita nantinya Lea.bukan kamu apalagi bapak dan mamamu."kata pak Beni yang malah kasihan nasib cucunya nanti kalau dia harus tumbuh tanpa figur seorang bapak dan menanggung aib orang tuanya.

"bapak janji padamu,bapak gak akan pakai kekerasan pada dia."janji pak Beni.

"ayo kasih tahu bapak siapa orang itu."desak pak Beni lagi.

"maaf pak.kepala Lea pusing.biarkan Lea tidur dulu."Lea mengalihkan pembicaraan, secara tidak langsung Lea menyuruh sang bapak untuk tidak membicarakan mengenai masalah bapak dari anaknya.

huuufft...

Pak Beni hanya bisa menghela nafas panjang.putrinya memang punya sifat keras kepala.akhirnya pak Beni membiarkan Lea untuk istirahat.mungkin nanti beliau akan bicara lagi dengan putrinya itu.pak Beni takut kalau sekarang harus memaksakan kehendaknya.sedangakan Lea dalam kondisi yang masih belum stabil sepenuhnya.makanya beliau memilih mengalah sejenak.sambil mencari waktu yang tepat untuk membujuk Lea lagi.