Jatuh cinta pada pandangan pertama ? siapa yang percaya ?
Ziva bersyukur bisa terlepas dari mantan toxicnya atas bantuan Arshaka, tapi suatu ketika karena mantan toxicnya juga hubungan yang sedang mereka jalin harus berakhir.
Setelah kejadian buruk itu Ziva jadi trauma berat. Dan semakin berat pula hidupnya karena hubungannya dengan Arshaka berakhir di waktu yang sama.
Satu tahun terlewati tanpa saling berkomunikasi, mereka tidak sengaja di pertemukan lagi.
Akankah cinta yang selama ini Ziva jaga dan tertanam untuk Arshaka harus dia perjuangkan atau harus dia relakan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyiem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16.
“Gimana menurut lo Bi ?” tanyanya setelah Bianca sudah menutup telefonnya dengan Kenny
“Udah Zi jangan terlalu panik gitu, anak-anak kan ada waktu sekarang jadi mereka bisa langsung bawa ke toko service”
“Hem”
“Kenapa lagi sih Zi ?”
“Duitnya ada Bi ?”
“Ada, tenang aja”
“Haish kerja keras kita berlima itu”
“Iya gue tau, hidup kan mengalir Zi, kaya yang lo bilang, gak selalu jalan hidup kita baik-baik aja, pasti ada aja cobaan dan musibahnya kaya sekarang ini”
“Gue gak enak sama mereka Bi, harusnya gue bisa bantu mereka sekarang”
“Jangan apa-apa salahin diri lo terus, kita kan punya peran masing-masing, dah saling percaya aja”
“Hem.. eh terus nanti jadi kan Sabtu ?”
“Jadilah, masa gak jadi”
“Sewa studio kali ya buat latihan sementara”
“Nah itu juga yang gue pikirin, nanti kita bicarain dulu deh bareng-bareng”
..
Jam makan siang telah habis, baik Ziva maupun Bianca sudah memperbaiki penampilannya dan juga sempat ke toilet sebelumnya.
“Tadi kenapa ?”
Ziva sudah tidak kaget lagi dengan kehadirannya yang tiba-tiba seperti itu.
“Gak papa, pak”
“Oh, rahasia ya ?”
“Iya”
“Ck”
Arshaka berlalu begitu saja. Dia kembali menyalakan laptop dan proyektor, serta menyiapkan materi yang akan dijelaskan oleh manager selanjutnya.
“Tadi juga nanya Zi, tapi gak gue kasih tau” bisik Bianca
“Pokoknya gue gak mau sampai ketauan loh ya”
“Ck, artis !” ketus Bianca
Training siang ini kembali berjalan lancar, tidak ada sedikit pun rasa takut dalam diri Ziva karena yang mengisi training hari ini adalah para manager.
Sementara yang lainnya, mereka takut dan juga gugup. Tidak berani bersuara karena takut salah.
Hingga di akhir sesi, seorang manager dari divisi F&B menghampiri tempat duduk Ziva.
Ziva langsung bangun dan menyambut jabat tangan manager tersebut.
“Zivana”
“Iya, bu” sahut Ziva dengan sopan
“Saya lihat kamu punya potensi, kalau kamu mau, kamu bisa bergabung di tim saya, nanti saya yang akan sampaikan ke divisi room, bagaimana ?”
“Terima kasih banyak atas tawarannya, tapi saya mohon maaf karena harus menolak niat baik ibu”
“Hem, saya mengerti dengan keputusan kamu”
“Nah kan mau ambil anak gue ya ?” celetuk seorang manager divisi room yang ikut bergabung
“Zivana nya menolak”
“Ya bagus lah”
Ziva hanya tersenyum simpul melihat interaksi kedua manager di depannya.
Setelah menutup training hari ini, Ziva dan Bianca berjalan bersama sembari membicarakan studio mereka.
“Coba telepon anak-anak Bi, kita ketemu sekarang bisa gak ?”
“Sebentar”
Bianca langsung mencari kontak Kenny dan meneleponnya, sementara Ziva menyalakan ponselnya saat terdengar notifikasi masuk.
Tidak ada pesan teks, hanya foto dirinya saat ini yang diambil dari belakang.
Ziva tersenyum tipis melihatnya, “kenapa ?” balasnya
“Ck, judes banget sih”
Ziva hanya membalas dengan emoji tersenyum.
“Begitu doang ?”
“Maunya gimana lagi ?”
“Ck, gak peka”
“Zi gue ke toilet dulu sebentar, kebelet”
“Kenny gimana ?”
“Gue ajak ! ya gue putuslah teleponnya, dodol !” kesal sekali Bianca mendengar pertanyaan konyol Ziva
“Gue tunggu sini, buruan”
“Bawel !” teriak Bianca berlari masuk ke dalam loker wanita yang tidak jauh dari mereka
Sepeninggalan Bianca, pandangan Ziva teralihkan pada sosok pria tampan yang sedang berjalan ke arahnya.
Namun sayangnya, pria itu tidak berhenti di depannya, melihatnya saja tidak.