Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meledakkan 2 tungku
Di dalam sebuah gua yang begitu gelap, tampak seorang pria masuk kedalam gua tersebut dengan sebuah lentera di tangannya yang dia gunakan sebagai penerangan.
Lantas setelah mencapai ujung dinding, dia mulai mengetuknya dengan irama tertentu hingga dinding tersebut bergeser menyisahkan sedikit ruang untuk masuk kedalam.
"Hohoho lihat siapa yang datang"
Pria dengan jubah merah kebesarannya di ujung sana tampak terkekeh ketika menyadari siapa yang masuk kedalam ruangan miliknya.
"Ini aku"
Lantas pria yang memegang lentera tersebut berbicara dengan cepat.
"Apa yang kau ingin aku lakukan untukmu?"
Pria jubah merah itu bertanya
"Aku ingin kau menekan seorang gadis untukku"
Lantas pria berjubah merah itu tertawa terbahak bahak.
"Lalu apa imbalan yang akan aku dapatkan?"
Pria itu kemudian mengeluarkan sebuah gulungan dan memberikannya pada pria tersebut.
Teknik pedang es
Pria itu lantas tertawa terbahak bahak kemudian berkata.
"Ini baik, hahahahhaha"
...****************...
Meilan, saat ini gadis itu baru tiba di tempat penatua Hong, terlihat pria tua itu sedang menyisahkan beberapa tumbuhan yang akan dibuatnya menjadi pill.
"Guru akan membuat sebuah obat?"
Meilan bertanya ketika melihat beberapa tumbuhan yang biasa di gunakan sebagai obat tersedia di atas meja.
"Iya, ini untuk nenek dan sepupumu"
Jawab Penatua Hong kemudian.
Kemarin tuan besar Bai datang menemuinya, meminta tolong agar membuat obat untuk istri dan cucunya yang saat ini terkena luka gatal yang cukup menyiksa.
Karna yang sedang meminta tolong adalah kakek dari muridnya maka dia akan menolongnya. Meskipun sebenarnya dia cukup sibuk karna dia harus kembali ke akademi Qiancheng dalam beberapa waktu ini.
"Kau tidak ingin membantu gurumu ini?"
Penatua Hong bertanya pada Meilan, dia melirik gadis itu yang hanya diam memperhatikan semua yang dia lakukan tanpa berniat membantu dirinya.
"Tidak"
Gadis itu menjawab dengan singkat
"Kenapa dengan itu?"
"Karna aku yang membuat mereka terkena penyakit itu"
Meilan menjawab pernyataan gurunya dengan enteng.
Ekspresi penatua Hong "_"
jadi saat ini dia harus menyembuhkan ulah dari gadis yang baru saja dia minta menjadi muridnya itu.
Penatua Hong tidak tau harus tertawa atau menangis mendengar jawaban itu, apalagi melihat Meilan yang tampak biasa biasa saja setelah melakukannya.
"Kenapa melalukan hal sekejam itu?"
Dia bertanya dengan heran.
"Dia menyinggung sesuatu hal yang sudah ku garis bawahi"
penatua Hong tidak lagi bertanya, apa lagi melihat raut wajah Meilan yang berubah saat membahas hal itu.
"Dari mana kau dapatkan racun itu? Aku belum pernah melihatnya"
Penatua Hong bertanya dengan penasaran, Dia telah memeriksa semua hal yang berada di kamar nenek dan sepupu gadis itu.
Dan dia menemukan cairan racun yang sengaja di baurkan di baju baju mereka. Meski cairan racun, namun itu benar benar tidak nampak sama sekali, bahkan jika dia bukan orang yang teliti mungkin dia tidak akan menemukan jejak racun di baju baju korban dari muridnya itu.
Dan hal yang membuatnya heran adalah, Jenis racun yang masuk di indra penciumannya itu membuatnya terasa asing, dia belum pernah mencium racun seperti itu, hal itulah yang membuatnya semakin penasaran.
"Di toko racun guru Hong"
Meilan menjawab dengan acuh tak acuh, Dia kemudian duduk di di sebuah kursi yang tidak jauh dari posisinya.
"Toko racun milikku?"
Penatua Hong bertanya dengan heran, pasalnya dia seperti tidak memiliki racun seperti itu, jangankan memilikinya membuatnya pun dia rasa tidak pernah.
"Aku membeli berbagai racun yang memiliki efek membuat tubuh gatal, lalu ku satukan semuanya dan jadilah racun itu"
Jelas Meilan dengan malas, karna sebetulnya dia tidak mengerti dengan racun racun untuk saat ini, maka dia membelinya secara acak kemudian mencampurkan semuanya jadi satu, siapa sangka jika itu menjadi racun yang cukup memuaskan untuknya.
Penatua Hong benar benar terkejut setengah mati ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Meilan.
Gadis itu mencampur semua racun tanpa takaran? Itu jelas saja menjadi racun yang mematikan, Dia benar benar kagum dengan pikiran gadis itu. Tapi cukup merasa ngeri dengan Meilan, dia merasa gadis itu adalah sosok yang mengerikan.
"Akan aku selesaikan ini lalu kita memulai untuk belajar membuat pill"
Sahut Penatua Hong kemudian
Meilan hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
...****************...
Meilan, saat ini gadis itu baru saja kembali dari tempat penatua Hong dia mempelajari banyak hal mengenai alkemia baik itu tentang obat maupun racun.
Gadis itu kembali dengan pakaian yang begitu kusut, bahkan ada banyak noda hitam di pakaian gadis itu.
Sashuang yang melihat kedatangan keponakannya segera tersenyum.
"Kau baru kembali?"
Meilan menganggukkan kepalanya
"Lalu ada apa dengan pakaianmu?"
Sashuang bertanya dengan heran, kali ini gadis itu tampak seperti seseorang yang dari menyelamatkan seseorang dalam kebakaran.
"Ahh ini, aku tidak sengaja meledakkan dua tungku milik penatua Hong ketika membuat pil"
Jawab gadis itu dengan enteng.
Sedangkan Sashuang sedikit meringis, Tungku adalah tempat yang digunakan untuk membuat pil, tungku sendiri memiliki harga yang cukup mahal, terlebih untuk seseorang alkemis berbakat, pasti tungku mereka bukanlah sembarang tungku, dan keponakannya itu sudah meledakkan 2 tungku? Entah sudah berapa batu roh yang menghilang yang setara dengan tungku tersebut.
"Apa Penatua Hong tidak marah?"
Meilan menggelengkan kepalanya kemudian berkata
"Tidak, Katanya tidak masalah tungku miliknya itu meledak di tangan muridnya yang berbakat"
Jawab Meilan dengan entengnya.
Sashuang hanya tersenyum mendengar jawaban dari keponakannya itu, hingga sebuah keributan terjadi.
"Meilan sialan, Dimana kau?"
Sosok gadis yang saat ini mengenakan pakaian tebal dan mengenakan cadar untuk menutupi sebagian wajahnya terlihat menghampiri Meilan dan Sashuang.
Sashuang mengerutkan keningnya menatap heran pada gadis itu yang baru saja tiba dan telah memaki maki keponakannya.
Sedangkan Meilan hanya diam tidak bereaksi, dia tampak tenang melihat gadis itu kini mendekat kearahnya.
"Kau gadis sialan, Katakan dengan jujur jika kau yang melakukan ini padaku dan nenek"
Teriak Chanzi dengan penuh amarah, dia menatap Meilan seolah ingin memakannya hidup hidup.
"Iya itu aku, lalu apa?"
Meilan menjawab dengan gamblangnya
Mata Chanzi melotot kala melihat Meilan yang dengan mudah mengakui perbuatannya.
"Kau sialan kau arghhhh"
Chanzi benar benar marah saat ini, Bagaimana tidak, seminggu kemudian aktifitas akademi mulai berjalan kembali setelah di liburkan, dan bagaimana dia bisa masuk dalam kondisinya yang seperti ini, itu jelas saja ajan memalukan terlebih luka di tubuhnya karna gatal itu membuat bau tidak sedap, dia jelas tidak akan terima perbuatan sepupunya itu.
"Kau harus menerima balasannya"
Chanzi mengangkat tangannya di udara, melihat itu membuat Sashuang menjadi tidak senang. Seseorang ingin menyerang keponakannya di depan matanya sendiri, jelas saja dia tidak akan membiarkannya, namun sebelum dia bertindak Meilan membuka suaranya.
"Biarkan aku menanganinya bibi"
Mau tidak mau Sashuang memilih untuk menyerah, sekaligus dia cukup penasaran bagaimana kemampuan keponakannya saat ini.
Lanjut 😉😉✌️✌️
tidak mungkin hewan ilahi lagi