NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

016 : Hadiah Perkenalan

Awal hari, Isya pergi bersama Bu Alissa ke pusat perbelanjaan. Mereka hendak membeli beberapa stok makanan untuk bulan ini. Biasanya Bu Alissa selalu pergi sendiri, namun kali ini entah kenapa Isya dengan senang hati menemani beliau belanja. "Kamu tumben sekali mau menemani ibu pergi berbelanja? Biasanya kalau libur kamu jam segini masih tidur."

"Masa sih? Padahal bangun pagi tuh enak bisa bikin badan segar, apalagi melakukan aktivitas di luar rumah. Tadinya sih aku mau lari pagi seperti biasa, tapi karena cuaca agak mendung ya aku ikut ibu saja," jelas Isya menyanggah pendapat Bu Alissa.

"Oh baguslah kalau begitu. Nanti ibu bisa sekalian belanja yang banyak dan kamu membantu ibu bawakan barang belanjaannya ya!"

Isya siap sedia dikala ibunya membutuhkan tenaga bantuan, "Siap bu! Tenang saja pasti aku bantu!"

Sebelum berpindah tempat, Bu Alissa bertanya apakah putrinya hendak mencari barang yang berbeda, "Oh ya, ibu mau ke sebelah sana! Kamu mau ikut atau mau ke tempat yang lain mungkin?"

"Eum... sepertinya aku harus membeli sesuatu mumpung ada di sini."

Bu Alissa mengizinkan Isya untuk mencari keperluannya sendiri serta memberi tahu titik temu mereka nanti, "Baiklah... nanti kalau sudah kita bertemu di lantai teratas untuk sarapan bersama ya!"

"Siap bu!" setelah mendapat izin, Isya menuju ke arah berlawanan dengan Bu Alissa. Bagian yang dicari tidak ada di sekitar sini, jadi ia harus berkeliling sejenak untuk menemukannya.

Isya menemukan bagian produk kecantikan, namun ia melewatinya begitu saja karena tidak tertarik. Kaki jenjangnya terus melangkah hingga sampai pada bagian yang menarik penglihatannya, yaitu di bagian aksesoris.

"Nah itu dia yang aku cari!" dengan semangat Isya menjelajah semakin dalam untuk melihat-lihat beragam aksesoris yang ada di sana. Semuanya terlihat menarik bagi siapapun yang melihat termasuk Isya, "Wah... semuanya terlihat indah dan cantik. Jadi bingung nih mau beli yang mana?"

Beberapa menit berlalu, Isya masih sekedar melihat-lihat. Memang semua aksesorisnya bagus, hanya saja belum ada yang berhasil memikat hatinya untuk membeli. "Hmm... aku mau beli apa ya?"

Ketika melihat ke sebelah utara, benda yang ia cari-cari akhirnya ketemu, "Ah itu dia!" Isya segera mendekat ke sekumpulan gantungan kunci dengan beragam bentuk bunga yang beraneka warna. Ternyata ada sebuah gantungan kunci berbentuk mawar merah muda dengan rantai emas yang sangat cantik, "Wah... indah sekali!" gantungan kunci mawar tersebut berhasil membuat Isya membulatkan tekad untuk membelinya. "Oke, aku akan beli yang ini!"

Namun, saat Isya coba mengambil gantungan kunci itu tiba-tiba ada tangan orang lain yang lebih dulu meraihnya, "Yah..."

Laki-laki yang mengambil gantungan kunci tadi menoleh ke arah Isya, "Kamu mau membeli gantungan kunci ini?"

Isya mengangguk dengan raut wajah memelas seolah memohon supaya laki-laki tersebut mau berbaik hati mengalah padanya, "Iya..."

Akan tetapi sayang sekali hal itu tidak mempan, "Sorry! Tapi aku yang mengambil gantungan kunci ini lebih dulu! Jadi akulah yang berhak untuk membelinya!" laki-laki itu menyeringai puas.

"Ya sudahlah aku cari yang lain saja!" Isya memang tipe orang yang tidak suka berebut benda dengan orang lain. Jika dirinya kalah cepat dalam mendapatkan sesuatu meski benda yang sangat diinginkannya sekali pun, tetap saja dia akan merelakannya. Isya yakin bahwa ada pengganti yang lebih baik dari benda sebelumnya.

Isya kembali mencari gantungan kunci yang lain. Semoga saja ada yang sama dengan gantungan kunci tadi, "Yang seperti tadi masih ada kah?" dengan jeli kedua matanya mencari ke sana dan kemari. Tapi, sepertinya gantungan kunci mawar merah muda itu cuma ada satu dan sudah terbeli oleh orang lain.

Saat kembali memikirkan orang yang telah membeli gantungan kunci tadi rasa-rasanya nampak familiar, "Oh ya... sepertinya laki-laki tadi aku pernah melihatnya. Tapi di mana?" Isya memikirkannya sambil mondar-mandir. Ketika berbalik badan tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Duak…

"Awh... Maaf!"

Ternyata orang yang Isya tabrak adalah si pembeli tadi yang kembali menghampirinya. Tanpa diduga laki-laki itu memberikan gantungan kunci yang telah ia beli kepada Isya, "Ini buat kamu!"

Isya tidak bisa menebak maksud dari pemberian tak terduga ini sehingga ia ragu untuk menerimanya, "Apa?"

"Bukannya tadi kamu sangat ingin membeli gantungan kunci ini? Jadi ini buat kamu saja!"

"Tapi kamu sudah membelinya."

"Anggap saja ini hadiah dariku! Nah, ambillah!"

Isya masih belum berani untuk menerima karena merasa ada yang aneh, "Maaf... tapi aku tidak bisa menerima barang pemberian orang asing begitu saja!"

"Orang asing? Bukankah kita sudah pernah ketemu?"

"Benarkah? Di mana?"

Laki-laki itu mengatakan sebuah kata yang membuat Isya menjadi ingat, "Tangga..."

"Oh iya tangga! Jadi... kamu siswa baru yang menyelamatkanku waktu itu?" tanya Isya memastikan sesuai hal yang dia ingat.

"Iya."

"Jadi itu kamu rupanya," mumpung mereka sedang bertemu Isya hendak mengatakan suatu hal yang kemarin belum sempat ia katakan. "Terima kasih kemarin sudah menyelamatkanku waktu kejadian di tangga. Juga, aku minta maaf karena baru mengatakannya sekarang."

"Tidak apa-apa," ucapnya dengan senyum. Tiba-tiba siswa baru itu memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan, "Kenalkan aku Daniel Hamdan. Panggil saja Daniel atau Niel! Kalau kamu namanya siapa?"

Isya meraih uluran tangan tersebut, lalu menjawab dengan agak canggung, "Namaku Trisya Oliviana... panggil saja Isya!"

"Isya ya... nama yang bagus," entah kenapa bisa berkenalan dengan gadis itu membuat hati Daniel merasa sangat senang.

Daniel tetap yakin untuk memberikan gantungan kunci yang telah dibelinya kepada gadis itu. Daniel membalikkan telapak tangan Isya lalu menaruh bingkisan gantungan kunci di atasnya, "Nah kan kita sudah saling kenal... jadi bisa dong aku memberi gantungan kunci ini dan kamu menerimanya?! Anggap saja sebagai hadiah dari perkenalan kita hari ini!"

Selesai melakukannya pun Daniel langsung melarikan diri, "Bye..." ia tidak mau jika pemberiannya itu dikembalikan selagi dia masih berada di sana.

Isya hanya bisa berdiri bengong di tempat. Ia sama sekali tidak mengira hal ini akan terjadi. Menerima pemberian barang dari orang yang belum lama dikenal memang baru pertama kali serta memiliki kesan yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata.

"Apa-apaan ini?" Isya melirik bingkisan di atas telapak tangannya. Ia masih belum bisa mencerna maksud dari pemberian ini. Memang senang sih akhirnya bisa mendapat benda yang dia inginkan, hanya saja ini terasa agak mencurigakan dalam benaknya.

Entah apapun maksud dari balik ini semua, yang penting sekarang Isya harus kembali menemui ibunya di lantai teratas pusat perbelanjaan sesuai yang telah mereka sepakati sebelumnya.

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!