NovelToon NovelToon
Ayahku Cinta Pertamaku

Ayahku Cinta Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nindy

Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa kecil yang indah

Masa kecil adalah masa yang sangat bahagia bagi setiap anak. Masa yang tidak akan pernah terulang dan sangat berharga disetiap waktu yang terlewati. Anak-anak adalah manusia yang paling baik di muka bumi karna dia selalu bisa memaafkan tanpa dendam dan selalu tersenyum setelah ia menangis. Begitu juga dengan Naura, anak pertama dari dua bersaudara yang sangat menyayangi ayah, ibu, dan adiknya.

Suatu ketika, terlintas dipikiran Naura masa kecilnya disebuah rumah yang sederhana. Rumah Naura terbuat dari papan dan hanya berlantaikan tanah. Dia merasa nyaman saat dirumah itu karna disana ada sebuah keluarga yang lengkap yang sangat menyayanginya.

Brakkkkk......(tas sekolah Naura yang dijatuhkannya ke lantai)

"Ayah, Ibu,, Naura kebelet pipis" (sambil berlari ke kamar mandi)

Saat sampai di kamar mandi, Naura tak sengaja membasahi seragamnya yang masih dipakai besok pagi.

"Ada apa Naura ?" tanya ayahnya.

"Ini yah, tadi aku kebelet pipis, dan tak sengaja seragamku jadi basah" (sambil menunduk merasa bersalah).

" Tidak apa-apa nak, nnti ayah cuci dan langsung dijemur supaya besok bisa kamu pakai lagi ke sekolah(sambil tersenyum)".

Naura yang saat itu masih duduk di Usia SD menganggukkan kepalanya. Dia berjalan menuju kamar untuk ganti baju dan mengembalikan tas yang ia jatuhkan di lantai tadi.

Ibu Naura yang sedang sibuk berjualan makanan sayur dan lauk diwarung kecil yang letaknya berada disamping rumah bergegas menawarkan anaknya makan dulu sebelum main.

"Naura,, makan dulu sayang" kata ibu Naura sambil tersenyum.

"Iya ibu...."(mulai berjalan ke warung ibunya).

"Naura mau makan apa sayang? biar ibu yang ambilkan ?" tanya ibu Naura sambil menggendong adiknya yang masih berusia 6 bulan.

"Naura mau ambil sendiri saja bu" jawab Naura, karena tak mau merepotkan ibunya yang sedang sibuk berjualan.

Setelah makan, Naura masuk kamar sebentar untuk melihat jadwal harian yang tertempel di sebelah pintu kamarnya. Jadwal yang dibuat oleh ayahnya dari mulai Naura harus bangun jam 05.00 sampai ia tidur jam 21.00 yang lengkap ditandatangani oleh ayahnya dibagian bawah kertas tersebut.

Ayah Naura selalu mengajarkan kedisiplinan pada Naura sejak kecil. Jadi, disetiap kegiatan Naura sudah ada dijadwal itu,, mulai dari jam sekolah, tidur siang, main, mengaji, dan juga jam belajar Naura. Terkadang saat main Naura sering terlambat pulang, tapi dia selalu bertanggung jawab atas kegiatan setelah itu supaya tetap sesuai dengan jadwal. Ayah Naura tidak pernah marah, tapi selalu mengingatkan Naura untuk memperbaikinya dihari berikutnya.

Hujan turun begitu derasnya, angin yang bertiup kencang membuat buah berjatuhan dari pohon, ada buah durian, jambu mete, mangga, dan rambutan. Kebun yang letaknya tak jauh dari rumah Naura dipenuhi berbagai macam buah. Tiba-tiba ayah Naura mengunjungi pemilik kebun untuk meminta izin mengambil buah yang jatuh. Baiknya pemilik kebun memperbolehkan siapapun mengambil buah yang terjatuh karena angin, daripada dibiarkan busuk begitu saja lebih baik dipersilahkan bagi siapapun yang mau ambil gratis.

"Naura mau buah durian gak ?" tanya Ayah Naura berharap anaknya tersenyum manis.

"Mau ayah,," (tersenyum lebar) jawab Naura.

Naura yang sangat menyukai buah durian duduk di kursi sambil menunggu ayahnya pulang dari kebun. Tak lama kemudian ayah Naura pulang membawa 1 buah durian yang terjatuh. Ayah Naura membuka buah durian tersebut dan memakannya bersama Naura. Ibu Naura tidak suka buah durian, jadi ibu Naura tidak mendekat dan bermain bersama adiknya di warung.

Naura memiliki banyak kesamaan dengan ayahnya, mulai dari suka makan buah durian, suka makan nasi padang, suka makan makanan pedas, bahkan berani naik wahana ekstrim di pasar malam. Naura juga memiliki wajah yang tak jauh berbeda dengan ayahnya, bahkan bentuk jari kaki Naura benar benar mirip dengan ayahnya. Tak ayal dia lebih dekat dengan ayahnya daripada ibunya.

"Enak sekali yah buah duriannya, manis" sahut Naura yang menghabiskan banyak durian.

"Naura suka ? Naura berterimakasih ya kepada Pak Imam yang memberikan izin untuk mengambil buah yang jatuh di kebunnya'' kata ayah yang sangat bersyukur memiliki tetangga yang baik sehingga dia bisa menyenangkan hati anaknya.

"iya yah,, Naura suka, Naura nanti juga akan berterimakasih kepada Pak Imam yah saat mengaji nanti sore" jawab Naura dengan gembira.

Saat malam tiba, Naura bergegas mengambil buku untuk mulai belajar. Naura mulai belajar menulis dan berhitung bersama ayah dan ibunya. Setelah belajar, ayah Naura mengajak Naura, ibu dan adiknya untuk pergi ke pasar malam bersama. Mereka berjalan kaki menuju sebuah lapangan yang letaknya tak jauh dari rumah. Ibu Naura tak pernah mau naik wahana di pasar malam. Ibu Naura hanya melihat orang-orang yang berjualan di pasar malam, sedangkan Naura asyik menaiki wahana bersama ayahnya. Beberapa wahana ekstrim mulai dinaiki, Naura sangat senang bisa menaiki wahana ekstrim walaupun jantungnya berdegup kencang. Saat Naura takut, dia memegang erat tangan ayahnya yang memberikan kekuatan keberanian untuk Naura menaiki berbagai wahana.

"Aaaaaaaaaaaaaa.............."teriak Naura saat menaiki wahana ombak banyu bersama ayahnya.

"Tidak apa-apa Naura, pegang tangan ayah kalau Naura takut" kata ayah menenangkan Naura.

"Ayaaaahhhh........." semakin keras teriakan Naura karena wahana semakin kencang.

Ayah Naura terus memegang erat tangan anaknya itu supaya tetap aman di wahana tersebut. Tidak sedikitpun ayah Naura melepaskan tangan Naura karena ada kekhawatiran seorang ayah pada putrinya. Setelah wahana selesai, Naura dan ayahnya turun dari wahana. Naura tersenyum senang karna dia berani naik wahana-wahana ekstrim yang belum tentu anak seusianya berani. Berkat ayah yang selalu menjaga disamping Naura memberikan semangat dan keberanian untuk Naura mencoba berbagai wahana di pasar malam.

Setelah puas dengan semua wahana yang Naura naiki, Naura pergi ke beberapa penjual jajanan di pasar malam dan berjalan pulang menuju rumah bersama ibu, ayah, dan adiknya. Sesampainya dirumah Naura bersih-bersih tangan, kaki, sikat gigi dan bergegas tidur di kamarnya.

1
Hana
lanjut
Dama9_
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
endah nindy: siap...
total 1 replies
putri baqis aina
Jatuh cinta 💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!