NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:84.1k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Merahasiaka

Sudah hari kelima bunda Nena dirawat. Namun, Naira belum mendapat kabar lagi dari dokter yang menangani bundanya. Setiap hari Naira selalu berdoa untuk kesembuhan sang bunda. Hatinya sudah terlalu sakit. Hidupnya sudah terlalu sulit. Dia teringat akan perkataan kakak sepupu Apang, yakni Restu.

"Balas dendamlah dengan cara cantik."

Tengah bergelut dengan pikiran sendiri, segelas cokelat dingin tiba-tiba ada di depan matanya. Perlahan Naira menegakkan kepala dan pria yang masih mengenakan kemeja kerja sudah berdiri di depannya dengan dua gelas es berbeda rasa di tangan kiri dan kanan.

"Makasih," ucap Naira dengan begitu lembut.

Apang duduk di samping Naira. Di lima menit pertama tak ada percakapan apapun di antara mereka berdua. Hanya keheningan yang tercipta.

"Bagaimana perkembangan Bunda? Kenapa para dokter tak memberitahu update terbaru tentang kondisi Bunda?"

Naira kini menatap Apang yang dengan meminum es kopi. Pria itu masih memandang lurus ke depan.

"Semua perkembangan bunda lu dilaporkannya ke gua." Naira nampak terkejut.

"Kenapa kamu gak bilang ke aku? Kenapa kamu diam aja?" cecar Naira dan dijawab sikap dingin oleh Apang.

"Fan!" Naira sudah menarik lengan Apang karena Apang tak mau menjawab. Dia sedikit kesal.

Lirikan mata Apang membuat tangan Naira yang ada di lengan Apang terlepas. Terdengar helaan napas kasar.

"Apa Bunda semakin membaik?"

Sorot mata Naira penuh dengan harapan. Apang masih terdiam dan mulutnya belum mau membuka.

"Fan, jawab aku! Jangan buat aku takut," ucap Naira.

"Pak Arfan!"

Suara seseorang membuat pandangan mereka berdua teralihkan. Seorang perawat sudah ada di depan mereka.

"Bisa ikut saya?"

Apang berdiri. Sedangkan Naira masih terduduk menatap Apang yang hendak mengikuti perawat tersebut. Tanpa Naira duga, Apang mengulurkan tangan. Lima detik pertama Naira masih membeku hingga terlihat anggukan kecil dari Apang dan membuat Naira menerima uluran tangan Apang. Mereka berdua saling bergenggaman tangan menuju sebuah ruangan.

"Di sini ya, Pak, ruangannya."

Naira masih tak mengerti ruangan apa yang sedang dia datangi. Rupanya seperti kamar hotel dan jarang ada orang yang lalu lalang. Ketika pintu ruangan Apang buka, Naira terkejut ketika melihat seseorang yang tengah duduk di ranjang pesakitan. Matanya langsung berair.

"Bun-da!"

Seulas senyum di wajah pucat seorang wanita terukir. Naira berlari ke arah wanita tersebut dan memeluknya dengan begitu erat.

"Naira kangen Bunda."

Melihat keharuan yang tercipta, Apang memilih untuk keluar dari ruangan tersebut. Dia menunggu di luar karena dia tak mau mengganggu. Membiarkan Naira dan bunda Nena melepas rindu.

Setiap hari selalu ada perubahan pesat dari bunda Nena. Hanya saja Apang juga dokter yang menangani Naira sepakat untuk merahasiakannya dari Naira. Bukan tanpa sebab, Olivia masih mencari keberadaan bunda Nena. Wanita itu begitu nekat. Jadi, untuk meminimalisir hal buruk, mereka sepakat untuk membohongi Naira.

Dari dua hari yang lalu, bunda Nena sudah dipindahkan ke ruang rawat khusus yang diminta oleh Apang. Kondisi bunda Nena sudah 70% normal. Gerakan tangan dan kakinya pun selalu ada kemajuan setiap hari. Di hari kelima ini, bunda Nena akhirnya mampu mengeluarkan suara.

"Jen-na-ira, put-ri sa-ya."

Itulah alasan kenapa Apang pulang lebih awal dan segera ke rumah sakit. Dokter sudah memberikan kabar bahagia itu kepada Apang.

.

Tangis ibu dan anak itupun pecah. Naira menangis bahagia karena bisa kembali melihat sang bunda sehat seperti sedia kala. Tangan bunda Nena pun membalas pelukan Naira yang begitu erat.

"Jangan tinggalin Naira, Bun. Naira masih membutuhkan Bunda." Kalimat itu begitu lirih dan menyayat hati.

Bunda Nena tak bisa menjawab. Air matanya terus berlinang. Cukup lama mereka menangis sambil berpelukan. Setelah semua emosi tercurahkan, Naira dan sang bunda mengendurkan pelukan. Mereka saling pandang dengan penuh kerinduan.

"Maafkan, Bunda."

Naira menggeleng. Tangannya kini menggenggam tangan sang bunda. Menatap wanita yang amat dia sayang lebih dalam lagi.

"Harusnya Naira yang meminta maaf pada Bunda. Nairalah yang menyebabkan Bunda seperti ini. Jikalau, Naira tak menerima bantuan dari wanita dermawan itu, hidup kita tidak akan semenyakitkan ini."

Air mata begitu lancar menetes di wajah Naira. Tangan bunda Nena mengusap lembut wajah sang putri yang sudah basah.

"Ini sudah takdir kita, Sayang. Jangan salahkan diri kamu lagi," balas lembut bunda Nena.

"Terimakasih sudah berjuang untuk Bunda. Terimakasih untuk sepuluh tahun ini. Terimakasih sudah merawat Bunda dengan tulus. Mengutamakan Bunda dibandingkan diri kamu sendiri."

"Sekarang Naira mengerti, kenapa Arfan sangat membenci kata terimakasih."

Bunda Nena terdiam. Dia tak mengerti dengan perkataan Naira.

"Kata terimakasih dari orang yang sedang diperjuangkan ternyata begitu menyakitkan."

Isakan tangis Naira pun kembali pecah. Sang bunda segera memeluk tubuh Naira dengan begitu erat.

"Jangan ucapkan kata terimakasih lagi, Bun. Sudah seharusnya Naira berbakti kepada Bunda. Itu sudah menjadi kewajiban seorang anak."

Di luar, Apang menyandarkan tubuh dan kepalanya di dinding. Dia sudah berhasil menyelamatkan bunda Nena. Senyum tipis terukir di wajahnya. Ternyata perjuangannya sudah sampai sejauh ini. Namun, hembusan napas kasar keluar dari mulutnya sekarang.

"Tugas gua sudah hampir selesai, Ra."

Apang belum bisa berdamai dengan rasa sakit yang Naira torehkan. Bantuan dia kali ini hanya sekedar rasa perikemanusiaan saja. Sepuluh tahun ternyata tak mampu membuat Apang melupakan rasa sakit yang ditorehkan oleh wanita yang juga masih dia sayang sampai saat ini. Wanita yang mampu membuatnya mengeluarkan effort berlebih karena tidak biasanya Apang seperti ini sebelumnya.

"Fan!"

Suara Naira membuatnya menoleh. Apang melihat wajah Naira begitu sembab. Matanya sangat bengkak.

"Are you okay?"

Bukannya menjawab, Naira berhambur memeluk tubuh Apang dengan begitu erat.

"Bunda udah sadar berkat kamu."

"Aku sangat bahagia, Fan. Sangat bahagia."

Mendengar kalimat itu membuat tangan Apang perlahan membalas pelukan Naira. Dia memejamkan matanya sejenak. Segala kebencian yang masih dia pendam hilang begitu saja. Dipeluk Naira membuat hatinya menghangat kembali. Ada rasa di mana dia ingin memiliki Naira untuk kedua kali.

"Bunda pengen ketemu kamu," ucap Naira ketika pelukannya sudah dia longgarkan.

Baru saja Naira hendak melangkah membuka pintu ruang perawatan, Apang menarik tangan Naira dengan begitu lembut. Perlahan tubuh Naira pun berbalik dan menatap Apang.

Telapak tangan Apang mengusap lembut pipi Naira yang masih basah. Tak ada kata apapun, tapi Naira merasakan ketulusan dari seorang Gamil Arfan Wiguna. Tangan Naira mulai menyentuh tangan Apang yang masih berada di pipinya. Menggenggamnya dengan begitu erat.

"Masihkah ada cinta untuk aku?"

Seketika tubuh Apang menegang mendengar ucapan Naira. Mulutnya terkunci dengan amat rapat.

"Ataukah kamu masih membenciku?"

...***To Be Continue***...

Komennya banyakin dong ..

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!