NovelToon NovelToon
PEMBURU HITAM

PEMBURU HITAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: chandra ng

Huang Long seorang anak warga desa biasa harus merasakan kekejaman dunia persilatan. Berada di lokasi dan waktu yang salah membuat Huang Long kehilangan orang tua dan kehidupan di desanya. Setelah selamat dari musibah dan merasa telah menemukan kehidupan yang baik untuk Huang Long dan adiknya, Huang Long dihadapkan pada kenyataan pahit telah keracunan sangat dalam hingga tidak ada yang sanggup menolongnya. Bagaimanakah Huang Long menghadapi semua masalah yang menderanya? Dapatkah Huang Long bertahan hidup?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chandra ng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang telah kusentuh?

Melihat ke sekelilingnya, Huang Long berusaha mencari pria putih yang telah sengaja mencari masalah dengannya. “Tidak akan ada pengampunan lagi dariku. Jika kau jatuh ke dalam genggamanku akan kubuat kau merasakan apa yang namanya hidup segan mati tak mau”.

Huang Long pada akhirnya hanya dapat memendam kekesalannya dan kembali membeli kendi obatnya yang lebih kecil. ‘Beruntung aku belum memindahkan semua obatku ke dalam kendi tadi. Jika kau seorang gadis maka aku akan berpikir mungkin kau telah jatuh hati padaku sengaja menabrakkan diri untuk mendapatkan perhatianku’.

Melanjutkan perjalanan menuju gerbang selatan kota, Huang Long masih terpikirkan akan pria putih yang telah dua kali menabraknya. ‘Hmm.. kebetulan itu tidak terjadi dua kali. Apakah aku telah menjadi target dari seseorang? Aku harus lebih berhati hati’.

Sedikit perjalanan melewati jalan besar kota mengantarkan Huang Long ke gerbang Selatan yang sangat ramai. Banyak warga kota yang meninggalkan kota dari gerbang selatan hingga menimbulkan antrian yang panjang.

Mengernyitkan dahinya, Huang Long menemukan bahwa para prajurit melakukan pemeriksaan di gerbang kota menargetkan orang yang hendak keluar dari kota. Dengan terpaksa, dia harus mengikuti antrian panjang ratusan orang dan menunggu hingga gilirannya tiba.

Huang Long berusaha melupakan pria putih yang menabraknya dan memikirkan bagaimana cara menjelaskan hal yang dialaminya kepada Paman dan Bibinya. Dia tidak pernah melihat ilmu bela diri pamannya yang sesungguhnya tetapi dia yakin pamannya masih kalah dari orang tua sadis. Dia tidak ingin Paman dan Bibinya menjadi terluka karena dirinya. Huang Long tenggelam dalam lamunannya sendiri memikirkan banyak hal dan pada akhirnya menjadi tidak sabar untuk dapat bertemu dengan adiknya.

Tanpa terasa, Huang Long telah berada di barisan depan antrian. Dengan antrian yang telah hampir tiba pada gilirannya, dia merasakan sebuah anak panah melesat melalui wajahnya menuju ke salah satu prajurit yang berjaga.

Dengan mudahnya, prajurit yang menjadi sasaran menangkap anak panah tersebut sebelum mengenainya. Huang Long mengikuti warga di sekitar merasa takut akan terjadi sesuatu yang mengerikan. ‘Dengan begitu banyak penjaga, masih ada yang berani melakukan pembunuhan di siang bolong begini?’

Memeriksa semua warga yang sedang menunggu giliran keluar dari kota, mata tajam sang prajurit akhirnya tertuju kepada Huang Long yang memiliki busur hitam besar dan setumpuk anak panah di bagian pinggangnya.

‘Apa yang kamu lihat? Bukan aku. Huang Long bertanya tanya melihat pandangan penjaga yang serasa akan menerkamnya. Memusatkan perhatiannya pada tangan prajurit, Huang Long dapat melihat anak panah yang berusaha melukai prajurit tersebut. “Anak panah hitam seperti punyaku?”

Tanpa berusaha menjelaskan apa yang telah terjadi, Huang Long segera berlari secepatnya memasuki kota kembali. Beberapa prajurit segera mengejarnya dan kondisi sekitar pintu gerbang menjadi sangat kacau. Beberapa orang berlari ke dalam kota dan beberapa orang memanfaatkan kesempatan untuk keluar dari kota Shang karena takut akan pertarungan yang mungkin terjadi.

Seorang pria putih yang ikut berlari mengikuti warga keluar dari kota tidak luput dari pandangan Huang Long. ‘Kamu lagi’ pikirnya tetapi hanya dapat berlari secepatnya menghindari kejaran para penjaga.

Huang Long berlari secepatnya berusaha meninggalkan kejaran para prajurit. Memasuki jalanan kota kecil maupun besar, usahanya dalam melarikan diri dari kejaran prajurit terlatih tidaklah mudah.

Sebuah ide terbersit dalam pikirannya, Huang Long kembali berlari ke jalan besar kota dan memilih wilayah yang padat. Mengambil nafas sedalam dalamnya, Huang Long menjerit dengan semua tenaganya “PENCURI…”

Jeritan Huang Long membuat semua orang yang berada di keramaian jalanan menjadi histeris dan banyak warga yang sedang berada dalam toko sekitar keluar untuk mencari tahu apa yang telah terjadi. Suasana jalanan yang ramai menjadi lebih ramai dan padat.

Memanfaatkan kekacauan yang terjadi, Huang Long berusaha meloloskan diri dari kejaran prajurit dan pada akhirnya berhasil. Berhasil meninggalkan para prajurit yang mengejarnya, dia memasuki jalanan kota yang kecil dan sepi. Dengan berat hati, dia terpaksa meninggalkan busur dan anak panahnya.

Huang Long tidak berani menunda perjalanannya keluar dari kota sebelum wajahnya tersebar sebagai seorang buronan. Keluar dari jalanan kecil menuju jalan besar menuju gerbang kota, langkahnya terhenti di sebuah kios kecil yang menjual barang penghias wanita.

“Nyonya ada pewarna hitam?” Huang Long langsung mengeluarkan sebuah koin dan menerima pewarna yang dikeluarkan penjual tanpa meminta pengembalian. Tanpa berani menghabiskan waktunya, dia menggunakan pewarna tersebut ke wajahnya sambil tetap berlari secepatnya.

Melihat pintu gerbang di depan matanya, Huang Long menenangkan dirinya berusaha tampil santai dan berjalan mengikuti antrian pemeriksaan keluar dari kota. Gerbang kota bagian timur tidak sepadat gerbang kota selatan. Dengan sedikit antrian, dia telah mendapatkan gilirannya diperiksa dan diperbolehkan keluar dari Kota Shang.

Setelah berjalan menjauhi gerbang kota dengan selamat, Huang Long akhirnya dapat bernafas lega. “Tidak akan ada pengampunan lagi dariku. Jika kau jatuh ke dalam genggamanku akan kubuat kau merasakan apa yang namanya hidup segan mati tak mau”.

Huang Long yang keluar dari gerbang timur terpaksa mengambil jalan memutar yang lebih jauh mengitari gerbang kota menuju gerbang selatan. Dengan semua kejadian pengejaran di dalam kota dan perjalanan mengitari jalan luar gerbang kota, dia dapat melihat gerbang kota selatan kota Shang di saat malam telah tiba.

Setelah semua kejadian yang telah terjadi, Huang Long tidak dapat memasuki kota untuk mencari penginapan dan memutuskan melanjutkan perjalanan malamnya mengikuti jalan menuju kota Ming. Perjalanan yang dilaluinya tidaklah sulit dengan jalan yang telah terbuka antara kedua kota.

Di saat malam telah larut, Huang Long akhirnya menemukan sebuah penginapan yang tersedia diantara jalanan kota. Dia yang bermalam di sebuah kamar yang nyaman masih tidak dapat meredakan amarahnya karena dikerjai beberapa kali di dalam kota Shang hingga membuatnya sulit untuk menikmati masa istirahatnya.

Di saat matahari telah tinggi, Huang Long akhirnya melanjutkan perjalanannya. Suasana perjalanan antar kota Shang dan kota Ming sangat ramai, dia menemukan banyak pedagang berlalu lalang selama perjalanan.

Di saat sore tiba, Huang Long akhirnya menemukan seseorang yang sangat menarik perhatiannya. Seorang pria putih yang mengenakan pakaian putih berjalan keluar dari jalan dan memasuki daerah pepohonan.

Dengan semua ide balas dendam di benaknya, Huang Long mengikuti pria putih tersebut memasuki daerah pepohonan. Dia membuntuti pria putih tersebut hingga mendekati sebuah sungai kecil yang jernih.

Pria putih yang tidak menyadari kehadiran Huang Long meminum air sungai dengan kedua tangannya dan membasahi wajahnya. Merasa lebih segar, dia hendak melanjutkan perjalanan dan membalikkan badannya. Sungguh terkejut, dia melihat Huang Long telah berada di depannya. Sebelum dapat mengatakan sepatah kata pun, dia melihat kedua tangan Huang Long menyentuh dadanya dan mendorongnya.

Huang Long merasa sangat puas dapat mendorong pria yang telah beberapa kali mengerjainya jatuh ke dalam sungai tetapi tidak lama kemudian dia merasakan sebuah keganjilan. Dia melihat kedua tangannya sendiri dan sebuah pertanyaan muncul di benaknya. ’Hmm.. sepertinya ada sesuatu yang aneh. Apa yang telah kusentuh?’

1
@🐬Rei Razlan 𝐀⃝🥀
apa cmn nonton doank huang long😅
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
akhirnya bisa juga mulut cewe itu bicara yang baik²
Arif Alfian Aariz
akhirnya ketemu orang baik
Arif Alfian Aariz
semangat ming mei
Arif Alfian Aariz
Huang hai jgn putus asa
Arif Alfian Aariz
cerdas nih Zhao yun
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
kesel banget tuh cewek
chandra zhang: Di awal ngeselin tapi ntar akan menjadi sangat baik walau…
total 1 replies
Kaede Arjuna
nnti biarin aja.. gausah dibantu biar mati 🤣🤣
@🐬Rei Razlan 𝐀⃝🥀
perempuan biadap.. sdh di ajar malah menghina kebalik. kalau tau gausah di ajarin tadi..
Arif Alfian Aariz
wow unpredictable ceritanya
Arif Alfian Aariz
kejam banget
Arif Alfian Aariz
akhirnya ada yang bisa nyelamatin diri
Arif Alfian Aariz
sepertinya ada tujuan tersembunyi 🤔🤔
Arif Alfian Aariz
perjalanan dimulai
Yurika23
aku mampir ya Thor...
sukses terus buat othor dan pembacanya yg setia ..
oiya, support cerita aku juga ya Thor...kapan2 bolehlah mampir...
di ceritaku "Pasukan Penjagal dan puteri yang hilang"
chandra zhang: Thank you kak
total 1 replies
Arif Alfian Aariz
menarik
chandra zhang: Thank you
total 1 replies
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
dantiannya sdh diliputi racun kali😅
chandra zhang: Iya benar kak
total 1 replies
Kaede Arjuna
dlm darah huang leong mengandungi racun..
chandra zhang
Iya benar
Sam
kebaikan dbalas tuba
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!