NovelToon NovelToon
Slice Of Life

Slice Of Life

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:44.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Slice Of Life berkisah tentang sepotong kehidupan yang dialami oleh tiga orang perempuan yang berbeda usianya serta dunianya.

Mereka lalu bertemu tanpa sengaja di sebuah aplikasi pertemanan karena suatu postingan viral di media sosial.

Menjadikan ketiganya lalu menjalin sebuah persahabatan yang unik.

Apakah mereka akan sanggup terus mempertahankan persahabatan mereka dengan problema serta konflik yang mereka hadapi masing-masing ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Sambutan Yang Ramah Bagi Jennifer Chan

Jennifer Chan masih berdiri terdiam sembari menghadap lurus ke arah pria gemuk berkumis tebal.

Pria itu lantas memintanya untuk masuk bersamanya ke dalam mansion kuno miliknya seraya memanggil seseorang dari mansion.

"Apoh !!!" panggilnya seraya membuka pintu.

Pria gemuk berkumis tebal mempersilahkan Jannifer Chan duduk.

"Silahkan duduklah sebentar, untuk beristirahat sejenak setelah perjalanan jauh ke mansion ini", pinta pria itu lalu menarik kursi untuk Jennifer Chan.

"Terimakasih, pak", sahut Jennifer sembari mengangguk cepat. ''Saya akan segera pulang, mungkin lainkali saya akan datang kembali kemari", sambungnya.

Jennifer Chan setengah membungkukkan badannya ke arah pria gemuk, memberi hormat padanya serta berpamitan pergi.

"Kenapa terburu-buru ? Baru saja tiba disini, bagaimana bisa langsung pergi tanpa jamuan", sahut pria itu agak terkejut.

"Tidak apa-apa, pak karena saya memang harus segera pulang sebab saya hanya berpamitan pergi sebentar pada orang rumah", kata Jennifer Chan.

"Aduh, sayang sekali jika harus tergesa-gesa pulang karena baru saja sampai disini sedangkan kamu tidak dapat bertemu Rose Yan", ucap pria tersebut agak menyesal.

"Saya akan menghubungi kembali Rose Yan setelah kembali dari sini dan saya titip ini untuk putra Rose", sahut Jennifer Chan.

Pak Tan segera menyodorkan kembali sekotak cake kepada pria gemuk berkumis tebal agar pria itu menerimanya.

"Pasti anak kecil itu akan senang jika menerima kue ini karena dia paling suka memakan cake tart", lanjut pak gemuk sembari menerima sekotak cake pemberian dari Pak Tan.

"Semoga Rose suka dengan kedatanganku kemari meski kami tidak bertemu, kuharap dia dalam keadaan baik-baik saja", ucap Jennifer Chan yang terlihat tersenyum lega.

"Terimakasih atas hadiah ini, Rose pasti terhibur dengan perhatian nona padanya karena masalah yang dia hadapi saat ini, sungguh membuatnya tertekan berat", kata pak gemuk.

"Kalau boleh saya tahu, apakah anda ayah dari Rose Yan ?" lanjut Jennifer Chan bertanya.

"Benar, saya ayah dari Rose Yan dan pemilik mansion ini", kata pak gemuk berkumis tebal.

"Kalau boleh saya tahu, siapa nama anda, pak ?" tanya Jennifer dengan sikap canggungnya.

"Nama saya Dwei Yan, ayah kandung dari Jennifer Chan", sahut pak Dwei.

"Saya Jennifer Chan...", ucap gadis sekolah itu seraya tersenyum.

"Ya, ya, saya akan sampaikan kedatangan nak Jennifer kemari pada Rose, biar dia menelponmu nanti jika pulang ke rumah", sahut Pak Dwei Yan.

"Terimakasih, pak", ucap Jennifer Chan.

Jennifer Chan lantas berpamitan pulang kepada Pak Dwei Yan setelah memberikan titipan sekotak cake untuk putra kecil Rose Yan. Dengan ramahnya, Pak Dwei Yan berjalan mengantarkan Jennifer Chan beserta Pak Tan sampai ke depan mansion.

"Saya pamit pulang dulu, pak", kata Jennifer Chan diikuti dengan anggukkan kepala dari Pak Tan saat dia berjalan keluar dari pintu mansion.

"Ya, hati-hati dijalan !" ucap Pak Dwei Yan.

Muncul seorang wanita dengan kain celemek dari dalam mansion kuno sembari berkata keras.

"Siapa, Dwei ???" kata wanita itu.

Pak Dwei segera menoleh ke arah wanita yang keluar dari dalam mansion dan bediri menatapnya.

"Teman Rose Yan ! Dia kemari untuk menemui putrimu, apoh !" sahut Pak Dwei Yan.

"Suruh saja dia masuk ke rumah ! Kenapa kamu membiarkannya berdiri di luar rumah, nanti dia masuk angin !" ucap wanita yang dipanggil dengan sebutan apoh itu.

Apoh melambaikan tangannya yang menggenggam sehelai kain ke arah Jennifer Chan yang hendak pergi.

"Bawa dia masuk karena kita akan menjamunya dengan hidangan lezat, suruh dia masuk, Dwei !" kata apoh.

"Tidak, dia akan pulang", sahut Pak Dwei Yan.

"Astaga ?!" ucap apoh.

Pak Dwei tersenyum ramah pada Jennifer Chan serta mengizinkannya pulang.

"Pulanglah, nak ! Jangan terlalu memikirkan ucapan apoh, dia terkadang memang seperti itu, maklum sudah tua jadi agak merepotkan", kata Pak Dwei.

"Tidak apa-apa, pak", sahut Jennifer Chan seraya tertawa pelan.

"Hati-hatilah di jalan ! Semoga perjalananmu lancar sampai ke rumah, nak !" ucap Pak Dwei Yan.

"Terimakasih...", sahut Jennifer Chan lalu berjalan keluar dari halaman mansion kuno menuju ke mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.

Jennifer Chan segera masuk ke dalam mobil Hongqi L5, untuk segera pulang.

Tampak apoh berjalan keluar dari arah mansion kuno lalu dia berdiri disamping Pak Dwei Yan di depan pintu masuk mansion.

Jennifer Chan melihat kedua pasangan suami-istri itu dari dalam kaca mobil Hongqi L5-nya yang bergerak pergi, ada rasa sedih yang tertinggal serta bercampur lega dalam hatinya ketika dia harus pergi dari mansion kuno tapi Jennifer juga senang karena dapat menemukan tempat tinggal RY yaitu Rose Yan, kenalannya yang dia kenal melalui jejaring aplikasi pertemanan.

Perjalanan jauhnya tidak sia-sia meski Jennifer Chan tidak dapat bertemu dengan Rose Yan tapi setidaknya dia telah mengetahui rumah kenalannya itu.

Mobil Hongqi L5 yang dinaiki oleh Jennifer Chan melaju cepat, pergi menuju kembali ke arah jalan pulang.

Sekitar empat jam lebih, Jennifer Chan harus menempuh perjalanan jauh, untuk kembali pulang ke rumah karena jaraknya yang lumayan jauh serta sangat lama.

Mobil bergerak memasuki jalan raya kota lalu melesat kencang menuju kawasan perumahan elite.

"Apa nona lega sekarang ?" tiba-tiba Pak Tan bertanya padanya.

"I-iiya..., aku agak sedikit merasa lega tapi cukup kecewa karena tidak dapat bertemu dengan Rose Yan", sahut Jennifer Chan gugup.

"Apa sudah yakin jika Rose Yan adalah kenalan nona ? Jangan-jangan kita salah alamat dan mansion tadi adalah alamat palsu ?!" ucap Pak Tan sambil memutar setir kemudinya, berbelok tajam ke arah kiri.

CKIIIT... !

Terdengar suara rem mobil Hongqi L5 berdecit keras saat mobil itu melaju ke arah kiri lalu bergerak cepat, lurus ke depan.

"Tidak mungkin kita salah alamat karena jelas tertulis alamat rumah Rose Yan pada pesan terkirim, Pak Tan", sahut Jennifer Chan seraya melirik kembali ke arah layar ponselnya.

"Seharusnya kalian membuat janji temu yang lebih pasti, bukan saya mengeluh karena harus mengantar nona kesana tapi saya merasa kasihan pada nona Jennifer yang harus menempuh perjalanan jauh", ucap Pak Tan.

"Sudah, kami sudah janjian bahkan alamat yang terkirim oleh Rose Yan, dia sendiri yang mengirimkannya", sahut Jennifer.

"Tapi ini sangat aneh, kenapa dia justru kesulitan untuk dihubungi padahal dia tahu kalau hari ini, kalian janjian bertemu", kata Pak Tan sembari menautkan alisnya.

"Masalahnya terjadi miskomunikasi pada kami sehingga kejadian ini terjadi, memang disayangkan sekali", sahut Jennifer Chan.

"Lainkali, jangan langsung pergi jika belum pasti untuk bertemu karena ditakutkan hal seperti ini terulang lagi di kemudian hari", kata Pak Tan mencoba mengingatkan.

"Ya, baiklah, lainkali aku akan lebih memperhatikan masalah ini agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, terimakasih telah mengkhawatirkanku, Pak Tan", ucap Jennifer Chan.

"Semua wejangan ini juga disampaikan oleh nyonya Li Wei Chan pada saya lewat pesannya yang terkirim ke ponsel saya, supaya saya lebih menjaga nona dan selalu bersama nona kemanapun anda pergi tadi", kata Pak Tan.

Jennifer Chan langsung terdiam membisu ketika nama ibu tirinya disebut oleh Pak Tan lalu dia segera memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil, Pak Tan mengatakan bahwa wanita bernama Li Wei Chan sangat mencemaskan keadaannya.

1
Hera Imoet
senangnya punya teman baru.. 😁🤭
Hera Imoet
engeh ga ya .. bukan nya pernah ketemu ya mereka... hehehehe lanjutttt 😘
Hera Imoet
gitulah laki2 egois.. merasa bisa mengurus anak... yakin bisa... meremehkan kekuatan perempuan yaa... the power of emak emak... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
lawan jc.. jangan pernah membiarkan pembulyan sedikitpun.. berikan efek jera pada mereka, secara kamu sama hak dengan mereka... lanjutttt thoorrr cemungutzz 😘
Hera Imoet
bagus ceritanya... dengan 3 pemeran utama dengan masing2 masalahnya namun bersahabat di dunia Maya sampai berkeinginan saling menguatkan semoga di kenyataannya jg yaa
Hera Imoet
semoga kamu kuat ya RY.. ada anakmu yg bisa menguatkan kamu... semangat... semangat juga buat author 😘
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
Rose yan gimana ciii... sebel tau udah janjian ga ketemu... di telpon ga diangkat... di chat ga di bales... bikes... bikes... bikes... hehehehe 😁🤭😘
Hera Imoet
gemezzzzz sudah saling bertemu sebenarnya... blm tau aja kalau ternyata teman dunia Maya... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘🥰
Hera Imoet
bukannya janjian di luar kota yaa... ehh udh ketemuan di rumahnya..
Hera Imoet
semoga bisa menjadi teman yg baik ya.. walau berbeda usia... lanjuttttttt yupzzz cemungutzz 😘
Hera Imoet
kasihan anak jadi korban perceraian orang tuanya.. semoga rose bisa bangkit... lanjuttttttt yupzzz cemungutzz 😘
Hera Imoet
lanjuttttttt yupzzz 😘 semangat
Hera Imoet
tokoh utamanya tiga karakter yaa... hehehehe jadi kurang fokus akoh bacanya... lanjuttttttt yupzzz 😘
Reny Rizky Aryati, SE.: ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Reny Rizky Aryati, SE.: iya... ☺️
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!