NovelToon NovelToon
Teruji Dengan Nikmat

Teruji Dengan Nikmat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eva Siboro

ikatan pernikahan yang pada umumnya dilakukan oleh manusia normal, adalah ikatan yang memiliki kekuatan dasar yakni tujuan dan perasaan yang sama, keterikatan seseorang dengan pernikahan tentunya sudah melalui proses yang matang dan melibatkan logika yang kuat, tidak hanya emosi semata. seseorang berani mengambil sikap untuk menikah tentunya sudah mempertimbangkan baik dan bahkan buruknya. maka aku melakukan hal yang berbeda. menikah bagiku adalah menikah. tidak ada perdebatan dan pertimbangan karena memang tidak ada yang bisa dipertimbangkan dan diperdebatkan semua seakan sudah harus dipaksa seperti itu, mengalir begitu saja. bahkan aku muallaf pun seakan berjalan begitu saja tanpa ada paksaan dan kesadaran dari diri. semua sudah seperti diskenariokan begitu, aku hanya mengikuti arahan sutradara kemana hidupku akan dibawa dan harus menerima ujian begitu saja, sampai aku harus benar - benar masuk dalam peran dan menjiwai dengan begitu nikmat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Siboro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengurai takdir selanjutnya

Adik iparku yang nomor 2, hampir memiliki kemiripan kisah denganku.

Sebelumnya ia kuliah dibidang kesehatan, lebih tepatnya Akademi Keperawatan.

Ditahun kedua masa perkuliahannya, ia jatuh cinta pada seorang tentara dan akhirnya hamil diluar nikah.

Namun bedanya, adik iparku tidak disambut dengan baik oleh pihak keluarga si pria, yang pada akhirnya untuk menjaga nama semua pihak, mereka pun melakukan pernikahan dibawah tangan dan itu artinya tidak terdaftar secara sah di negara dan instansi kemiliteran.

Pernikahannya tidak berjalan dengan baik, akhirnya memilih kembali pada keluarga. Anaknya pun seakan bukan cucu bagi ayah dan mama mertuaku melainkan putri paling bungsu dikeluarga itu.

Tersiar kabar sekilas bahwa anak yang dikandungnya dipertanyakan oleh pihak keluarga si laki -laki.

"Dek, kita coba urus yuk ...kan sayang jika tidak dilanjutkan, toh... siadek dah besar",

Saranku suatu waktu disela kesibukanku menyusun skripsi.

" Gak mungkin kak, bakal ribet", jawabnya.

" Kita coba dulu...ribet ya sudah pasti...yang penting kita usahain dulu gitu...",

pintaku berusaha menyemangati.

" Apalagi kalau perguruan swasta sepertinya akan lebih mudah, yang penting lengkap berkas dan transkip nilai terakhir, setidaknya jika ditahun kedua kamu sudah tidak aktif bisa diselamatkan dengan tahun pertama masa perkuliahanmu", jelasku lagi padanya.

" Berkasku sudah gak ada ka", jawabnya ketus.

" Loh kok bisa gak ada?", tanyaku

Dia hanya diam.

"Kita bisa meminta kembali kebagian administrasinya dikampusmu, bagaimana jika besok kita kekampusmu? sekalian kakak juga mau kekampus untuk bimbingan...", usulku padanya.

Ternyata percakapan kami itu terdengar oleh ayah mertuaku dan segera menyetujui ideku seketika ia muncul begitu saja.

Ayah mertuaku langsung memintanya untuk ikut denganku dan meminta bantuanku untuk berbicara dengan pihak kampusnya, tentu saja aku menyanggupinya.

Namun raut wajahnya mengekspresikan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Keesokan harinya,

terasa sangat sibuk karena semua mengejar waktu.

Ayah mertuaku bersiap berangkat kerja, adik iparku yang paling bungsu berangkat sekolah, aku sibuk memburu untuk segera kekampus sekalian mengurus berkas adik ipar nomor 2, semua terburu dengan waktu, hanya adik iparku yang nomor 2 yang terlihat ogah - ogahan.

"Bersiaplah cepat nanti kakakmu terlambat kekampusnya, dan jangan lupa singgah kekampusmu begitu kakakmu siap bimbingan",

hardik ayah mertuaku padanya.

Semua segera berangkat bersamaan.

Aku dan Aan serta adik iparku berangkat bersama.

Sesampai dikampusku, adik iparku terlihat kagum dengan lingkungan perkuliahanku, belum dengan segala aktivitas didalamnya.

Aku meminta mereka menunggu di taman.

Setelah lebih kurang dari satu jam aku selesai bimbingan, dan mendapatkan kepuasan tersendiri dengan hasil bimbinganku.

Aku segera bergegas menemui suami dan adik iparku.

Aan langsung menyambutku,

"udah siap bun..?", tanyanya.

"Sudah..yuk kita kekampusmu sekarang...",

Menarik tangan adik iparku yang terlihat malas - malasan untuk bergerak.

" kakak gak capek apa?istirahat dulu..", ajaknya

Aku menolak dan memberitahu bahwa istirahatnya bisa nanti setelah selesai dengan urusannya.

Ketika kami hendak keluar dari gedung jurusan, tiba- tiba,

"Makbun...makbun...",

Ternyata teman satu jurusan dan seangkatanku memanggil.

"Apa kabar fer?",

tanyaku pada pria yang bernama ferdi.

"Baik, kamu luar biasa sekali, semangat!", teriaknya sambil tertawa.

"Mau bimbingan ya? ma dosen siapa?", tanyanya kemudian

" Iya udah siap, ma pak H. S", jawabku

" Hah, pak H.S? sama dong...tapi aku sungguh dibuat pusing sama beliau, susah ketemunya...", sahut ferdi.

" Aku baru saja bimbingan sama beliau di gedung B", seringaiku.

Seketika ferdi berlari dan melambaikan tangannya, yang membuat aku bingung, ternyata ia mengejar pak H.S yang sedang menuju lantai 2.

Begitulah mahasiswa akhir mengejar dosen pembimbingnya.

Ada keberuntunganku tidak mengalami hal itu, mungkin karena keadaanku yang sedang hamil membuat para dosen berbaik hati padaku.

Akhirnya kami bergegas, namun pada saat perjalanan, adik iparku membuat pengakuan bahwa ia tidak pernah mengikuti perkuliahan pada tahun keduanya, bahkan ditahun pertama, semester keduanya dia bahkan tidak mengikuti ujian akhir semester, yang artinya hanya semester 1 saja yang dilewatinya.

Itu tidak bisa membuktikan bahwa ia naik kelas, pada akhirnya harus memulai dari awal lagi.

Sia - sia juga jika harus kekampusnya. akhirnya kami pun memutuskan pulang kerumah.

Sesampainya dirumah, aku baru merasakan kakiku yang pegal, pinggangku yang rasanya mau patah dan sebagainya.

Akhirnya aku memutuskan untuk masuk kamar, istirahat.

Tidak terasa hari sudah berlalu,

aku terkesiap dari tidurku, mendengar suara motor ayah mertuaku, artinya ayah mertuaku sudah pulang kerja, hari berarti sudah sore menjelang maghrib. Aku tidak tau berapa lama aku tertidur.

" Istrimu mana?", tanya ayah pada Aan,

"Lagi dikamar istirahat yah...kecapean kayanya sejak pulang tadi", jawab suamiku.

" Oh iya, jadi urus adikmu?", tanya ayah lagi

" Gak yah...tapi tadinya istriku sudah mengarah kekampusnya, namun ditengah jalan berputar haluan, tanya sama Mili aja yah,gak ngerti aku"

terdengar jawaban Aan.

Enggan sekali rasanya bangun,maka kubiarkan saja ayah mertuaku .

Sampai pada makan malam aku baru keluar dari kamar.

" akhirnya muncul juga ka, capek iya?",

Tanya ayah memicu keheningan suasana.

Aku mengangguk malu.

"Maaf yah", ucapku

"Maaf untuk apa? karena ketiduran? hal itu wajar...malah luar biasa mengingat kehamilanmu yang sudah menunggu beberapa minggu lagi tapi masih niat untuk segera menyelesaikan, skripsi itu bukan main - main...", jawab ayah.

"Terus gimana urusan adikmu?",

tanya ayah sambil melirik adik iparku.

Aku berusaha menerangkannya denga cara yang tepat, agar tidak terkesan menyalahkan tetapi tetap saja membuat ayah sedikit murka.

" Sudah kak, fokus saja pada skripsimu, yang penting kesalahan tidak dari ayah",

Segera berlalu meningggalkan meja makan. kami hanya bisa diam.

Aku kembali sibuk didepan komputer setelah acara makan malam, suamiku sesekali melihatku lalu masuk kamar lagi.

"Kak, gimana bimbinganmu tadi? ayah sampai lupa menanyakannya karena ayah kecewa dengan adikmu",

ucap ayah padaku

" Lancar yah, ada beberapa perbaikan dan mudah - mudahan sebelum lahiran aku bisa sidang skripsi yah", jawabku antusias.

" Alhamdullilah...lancar ya kak, ", ayah kelihatan senang.

Hanya membutuhkan 2 minggu penyusunan skripsiku, dan perbaikan.

Setelah semua rampung, akupun menghadapi sidang skripsi bertepatan dengan bulan kelahiran anakku.

Pada saat sidang skripsi,

semua dosen penguji dan pembimbing menyakinkan kondisiku aman terlebih dahulu baru mereka mulai menguji skripsiku.

Yang membuat aku lebih mudah untuk menghadapi sidang skripsiku, karena hampir semua skripsi yang kutulis berdasarkan pengalamanku sendiri, bahkan informan penelitianku adalah aku sendiri.

Sehingga dosen penguji dan pembimbingku sama sekali tidak bisa meragukan informasi dalam metode penelitian yang kutulis.

Setelah beberapa pertanyaan, akhirnya dosen penguji dan pembimbingku mengakhiri sidang skripsiku, dan memperbolehkan aku istirahat sembari menunggu hasil nilai skripsiku.

Aku bisa bernafas lega, akhirnya terwujud juga impian meraih gelar sarjana dengan nilai skripsi yang memuaskan, mungkin karena kehamilanku membuat aku dipermudah.

Wisuda akan diadakan sebulan kemudian, artinya jika tidak lari dari perkiraan maka aku lahiran dulu baru wisuda.

Aku kembali kerumah dengan kegembiraan yang teramat sangat, suamiku pun turut bahagia dan sangat bersemangat.

Aan langsung menelpon mamanya dan memberi kabar bahwa aku sudah lulus sidang skripsi, dan segera meminta mama membuatkan kebaya untuk wisudaku untuk bulan berikutnya.

Hal ini disambut bahagia juga sama mama mertuaku tentunya.

Aku sudah tidak sabar menunggu ayah mertuaku pulang kerja, karena aku tau pasti ayah mertuaku yang paling bersemangat menunggu kabar bahagia ini.

Benar saja, begitu ayah mertuaku tiba dirumah, tanpa basa - basi aku menunjukkan skripsiku dan nilai yang terpampang disana.

Ayah mertuaku gembira sekali, hanya adik - adik iparku yang santai menanggapinya.

Setelah perjuangan dengan skripsi berakhir, tibalah hari dimana aku berjuang melahirkan anakku.

Sore menjelang maghrib, saat aku sedang ngobrol santai dengan nenek dan om di belakang rumah, seperti ada rasa tidak nyaman yang kurasakan.

Akupun menuju kamar mandi dan terkejut melihat bercak darah di pakaian dalamku, aku segera bergegas menemui nenek memberitahu kalau perutku terasa mulas dan ada bercak darah.

Nenek segera memanggil Aan dan menyuruh membawaku ke bidan.

Begitulah sore itu kami ke bidan berdua saja, ayah mertuaku belum pulang kerja, adik iparku tinggal dirumah.

Menjelang malam, aku masih bukaan 4.

Bidan menyuruhku untuk beraktivitas dengan berjalan keliling saja, ayah mertuaku tiba dan menanyakan keadaanku, semakin lama semakin terasa sakit namun bidan bilang masih lama.

Pada saat tengah malam, disaat aku mengalami kontraksi yang hebat,

ayah mertuaku bilang harus meninggalkan kami karena harus pulang kekampung halaman mama mertuaku juga saat itu, karena nenek dari mama mertua sakit parah dan semua keluarga harus berkumpul.

Pada akhirnya aku menjalani proses kelahiranku hanya berdua saja dengan suami.

Sampai pagi menjelang aku tidak kunjung melahirkan, membuat suamiku semakin panik karena kondisiku yang sudah semakin lemah.

Dreeeeertt.......

"Hallo ma",

ucap suamiku.

" Belum ma, Mili semakin lemah ma...,",

terdengar suara Aan berbicara ditelpon dengan mamanya.

Aan mengarahkan telpon kepadaku yang sedang kesakitan,

"Kak....kuat ya kak...maaf mama tidak bisa menemani karena harus kekampung melihat nenek yang sudah sekarat",

sahut mama di telpon.

" Sakit ma...", erangku menangis,

Ayah mertuaku berbicara juga ditelpon,

" Kalau sudah tidak sanggup, rujuk kerumah sakit saja biar operasi saja",

Sahut ayah mertuaku,

"Gimana kak? kerumah sakit saja ya?",

tanya mama mertuaku lagi.

" Tidak ma...aku bisa...doakan saja ma...",

sahutku sambil menangis.

" Bang carikan tebu merah, biar digigit si kaka, cepat....",

perintah mama mertuaku ditelpon.

Aan langsung berlalu

segera membawa tebu merah, kemudian menyuruhku untuk menggigitnya.

Mungkin karena rasa manis membuat staminaku seakan bertambah dan kontraksi terasa makin kencang kurasa.

'Ternyata begini sakitnya melahirkan, Ya Allah ampuni aku yang telah melawani mamaku semasa ia hidup", batinku.

"Mama...maafkan aku....", batinku lagi.

Hegk!!

Oe...oe...

Suara bayi mungil terdengar.

1
Vie Desta
kayaknya emng gitu kalo kluarga suami ya ampe cucupun di bedakan lucu tp bner ini ceritanya sering dialamin hahah..
Eva Siboro
mohon dukungan like dan komen ya...
Endang Yusiani
alurnya bagussss
Eva Siboro: terimakasih bu
total 1 replies
Eva Siboro
mohon bantuan dukungannya...supaya lebih semangat belajar nulisnya...
Eva Siboro
mohon bantu like dan komennya guys...biar semangat!
Ishi
Keren abis! Thor pasti punya imajinasi yg luar biasa!
Yue Sid
Kyaah, ga sabar buat lanjut!
Eva Siboro: terimakssih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!