NovelToon NovelToon
Sakit, Dituduh Selingkuh

Sakit, Dituduh Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Ludia Tola

Pertemuan dianggap sebagai takdir dalam menjalani kehidupan berumah tangga, namun rasa sakit hati yang ditorehkan setiap saat karena dituduh selingkuh secara perlahan mengubah rasa cinta membeku. Kesabaran ada batasnya. Sampai di manakah batas kesabaran yang miliki oleh tokoh yang berperan sebagai istri (Naya)?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ludia Tola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah Mulai Tergoda

Suasana di rumah Pak Melki agak tegang sejak Robin melakukan kesalahan besar. Mobil milik ayahnya sudah dibawa ke tempat servis namun amarah Pak Melki belum reda juga membuat Robin selalu mencari kesibukan di luar rumah. Ia merasa tidak nyaman jika bertemu dengan ayahnya.

Hari ini ketika pulang dari sekolah Robin langsung ke toko untuk menjual sedangkan kedua orang tuanya berangkat ke pasar sejak pagi tadi.

Sudah satu minggu ini Pak Melki dan Ibu Sara sangat sibuk di pasar karena banyak pembeli di bulan puasa.

Seorang pedagang yang berasal dari kampung tempat tinggal Naya datang ke toko pagi ini. Dia sudah menjadi langganan tetap dan selalu mengambil barang dalam jumlah banyak untuk dijual kembali di kampung.

"Apakah Ibu pernah ketemu dengan anak mantu saya di sana?"

"Iya, tapi akhir-akhir ini hanya mamanya yang sering datang ke warung. Katanya Naya masih sering mual-mual. Maklum, orang ngidam,"

"Ngidam? Naya hamil?"

Ibu Noni sangat kaget hingga gantungan pakaian terlepas dari tangannya.

"Loh, kok, Ibu nggak tahu?" tanya Mak Kori dengan heran.

Belum sempat dijawab oleh Ibu Noni, tiba-tiba suaminya datang dan meletakkan tasnya di atas meja kasir dengan kasar. Hal tersebut membuat istrinya dan Mak Kori sangat kaget.

"Kirain mobilnya udah jadi ternyata belum padahal sudah ada janji dengan Pak Heru untuk bertemu di villa demi membicarakan bisnis yang akan dirilis bersama," ucap Pak Melki dengan kecewa.

"Sabar Pak!" ucap Ibu Noni lembut.

"Bagaimana mau sabar, selama ini saya udah terlalu sabar tapi kamu yang terlalu memanjakan anakmu itu sehingga begini jadinya. Katanya udah dewasa, tapi istrinya sendiri ditelantarkan," Pak Melki melampiaskan kemarahannya.

"Kenapa saya lagi yang salah?" sanggah Ibu Noni.

Mak Kori yang melihat situasi yang sedang memanas buru-buru menyuruh anggotanya untuk segera menaikkan ke atas truk barang-barang yang sudah dibelinya lalu pamit.

Dalam perjalanan pulang, Mak Kori dibayangi oleh kat-kata Pak Melki tadi bahwa anaknya menelantarkan istrinya.

Ini adalah sebuah gosip baru karena di kampung Ibu Sara bercerita kepada para warga bahwa si Naya, anaknya masih di kampung karena lagi istirahat. Ternyata... ditelantarkan oleh suaminya. Kasihan.

Keesokan harinya ada banyak warga yang datang belanja ke warung milik Mak Kori. Di warung yang cukup besar itu dibagi menjadi dua tempat berjualan, satu tempat jualan pakaian dan yang satu lagi sebagai tempat jualan sembako.

Tak ketinggalan juga Ibu Sara datang berbelanja.

"Hey, Ibu Sara... Mau beli apa?" tanya Mak Kori.

"Biasa..., Naya lagi pengen makan kolak ubi. Ubinya udah ada di rumah tapi gula merah dan kelapanya baru mau dibeli. Maklum, lagi ngidam jadi selalu dituruti kemauannya," sahut Ibu Sara.

"Ohh, Naya belum balik ke kota?"

"Dia lebih suka tinggal di sini,"

"Trus, bagiamana dengan suaminya?"

"Nanti dia akan datang jenguk istrinya kalau sudah libur,"

"Ohhh,"

Sebenarnya Mak Kori masih ingin mengorek lebih jauh lagi tapi ada banyak warga yang sedang antri menunggu pelayanannya sehingga rasa ingin tahunya itu ditunda dulu. Dasar mak-mak kepo dan suka mengurusi urusan orang lain.

***

Ibu Sara pulang dari pasar lebih awal dari biasanya karena kabar yang disampaikan oleh Mak Kori tadi sangat mengganggu pikirannya. Di satu sisi ia sangat bahagia karena apa yang menjadi harapannya untuk segera menimang seorang cucu akan terwujud namun di sisi lain ia merasa sepetinya ada yang disembunyikan oleh Robin.

Rasa penasaran itu membuat ia ingin segera bertemu dengan anaknya dan menanyakan secara langsung.

Tiba di rumah, suasana sepi. Motor milik anak gadisnya juga tidak ada di garasi. Artinya mereka sedang ada kegiatan di luar.

Ibu Noni mencari-cari keberadaan Robin. Ia membuka kamarnya, ternyata kosong.

Kemudian Ibu Noni ke toko, namun ia menghentikan langkahnya ketika mendengar suara orang yang sedang bercakap-cakap.

"Siapa pria yang pernah saya lihat datang ke rumahmu?"

"Oh, itu... bukan siapa-siapa, dia hanya datang mengantarkan barang belanjaan ku,"

"Kalau begitu, saya juga boleh bertamu dong,"

"Oh, boleh bangat, dengan senang hati,"

Ibu Noni penasaran, dengan siapa Robin mengobrol di dalam. Ia pun mendekat dan mengintip melalui sebuah celah.

Astaga! Tantri tampak sangat seksi dan sedang duduk berhadapan dengan Robin. Keduanya tampak sangat akrab bahkan Robin sudah mulai berani mengelus paha putih yang mulus itu. Robin benar-benar sudah mulai tergoda.

Tantri makin melebarkan kakinya sehingga tangan Robin lebih leluasa menjalar ke sana ke mari bahkan bibirnya pun mulai beraksi membuat nafas Ibu Noni terasa sesak.

Ini tidak boleh dibiarkan!

"Ehem, ehem!" Ibu Sara sengaja batuk-batuk dengan keras membuat Robin dan Tantri gugup.

Ibu Sara muncul secara tiba-tiba sehingga memergoki mereka yang sudah saling mengelus.

"Eh..., eh, Tante," ucap Tantri dengan gugup sambil beranjak dari tempat duduknya untuk menjauhi Robin.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Ibu Noni. Suaranya gemetar karena menahan amarah.

"Nggak ngapa-ngapain, Bu," sahut Robin sambil pura-pura merapikan jualan untuk mengurangi rasa grogi.

"Nggak usah mengelak, Ibu sudah dengar dan melihat apa yang kalian lakukan!"

"Itu tidak seperti yang Ibu pikirkan!" kata Tantri berusaha untuk mengelak.

"Hey, cepat pulang ke rumahmu dan jangan coba-coba datang lagi ke sini kalau hanya untuk menggoda suami orang! Atau kamu mau jika saya mengadukan hal ini kepada suamimu? Miris! Suami sedang berjuang cari nafkah sementara istri berbuat tidak senonoh dengan laki-laki lain,"

Tantri sangat malu mendengar pengakuan Ibu Noni dan dengan tergesa-gesa ia meninggalkan tempat tersebut.

Setelah Tantri pergi, Ibu Noni kembali meluapkan amarahnya kepada Robin. Ia sangat kecewa mendapati anaknya sedang bertumbuh dengan wanita lain sementara istrinya sedang berbadan dua.

"Sekarang jawab dengan jujur! Kenapa kamu tidak pernah ngomong sama Ibu bahwa istrimu sedang hamil?"

"Kehamilan Naya itu nggak penting Bu,"

"Ohh, pasti kamu berpendapat begitu karena sudah punya selingkuhan di sini, iya 'kan?"

"Saya tidak selingkuh dengan Tantri, Bu,"

"Oh, yah, tidak selingkuh tapi saling berciuman,"

Melihat sanga Ibu yang sangat emosi, Robin lalu menceritakan apa sebenarnya yang terjadi dengan Naya sehingga waktu itu ia tidak membawanya pulang ke kota.

Ibu Noni merenung sejenak sambil mencerna apa yang disampaikan oleh anaknya.

"Berapa usia kandungan Naya saat kamu menemuinya di kampung?"

"Nggak tahu Bu, yang jelas wanita itu hamil ketika tinggal di kampung. Bagaimana mungkin saya mau mengakui bahwa anak yang ada di dalam kandungannya adalah darah dagingku sementara dalam bulan itu kami tidak pernah tidur bersama,"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!