Simpanan Bapak Kost

Halo Kakak!

Jangan lupa like yah kak, karena satu like itu sangat berharga!

...----------------...

Troy kini tengah berjalan menuju rumah pribadinya setelah kejadian di kolam renang, pikiran Troy melayang kemana-mana, sebuah pengakuan dari Gralind membuat Troy tertekan.

Ternyata Gralind mempunyai agenda tersendiri hadir di dalam hidup Troy dan Tania, dan tujuan Gralind ternyata adalah melakukan balas dendam.

"B-Bagaimana bisa, bukankah dia adalah Gadis Desa yang sederhana dan polos?" ujar Troy merasa kebingungan sendiri. "Dan herannya, setiap bersama dia, hati saya benar-benar bergetar tidak karuan."

Di saat Troy memikirkan ini, dia tidak menyadari bahwa dia sudah sampai di area depan rumah dimana, disana ada kursi malas yang biasa digunakan oleh Albar bersantai di sore hari.

"Bagaimana rasanya Gralind, Bang?" tanya Albar membuat Troy menatap Albar yang sedang bersantai dengan keadaan duduk.

"Lagi-lagi kamu bahas itu, Abang gak ngerti dengan apa yang kamu ucapkan," jawab Troy berjalan menuju kursi malas lainnya yang di samping Albar. "Kamu kenapa sih?"

"Aku gak sebodoh itu Bang," Albar membuka kacamatanya dan tersenyum kepada Troy. "Ciuman itu menandakan bahwa, Abang serius dengan perang dingin kita."

"Ciuman?"

Albar menghela napas.

"Gausah berpura-pura Bang," jawabnya. "Aku melihat semua yang terjadi di kolam renang, tidak ku sangka Abang serius."

Raut wajah Troy yang awalnya berpura-pura tidak tahu berubah menjadi serius, rupanya Albar tidaklah sesimple yang dia pikirkan.

"Jadi, mau kamu apa?" tanya Troy berdiri dari duduknya. Namun, Albar menarik tangannya dan memaksa Troy untuk duduk lagi.

Albar mendekatkan dirinya kepada Troy dan tersenyum penuh arti. "Tidak ada, aku sudah bilang kita akan bersaing secara sehat, kalau Abang nekat, aku akan lebih nekat lagi, kira-kira siapa yang akan di pilih Gralind nantinya."

"Lakukan itu semaumu Albar, tapi Abang gak akan pernah anggap kamu saingan, Abang hanya melakukan apa yang Abang inginkan."

"Dan yang Abang inginkan adalah Gralind, sudah jelas siapa yang menabuh genderang perang disini," Albar berdiri dan menatap tajam Troy.

Troy menghela napas, pertaruhan jenis apa lagi ini, Troy menepuk pundak Albar. "Semoga berhasil, kamu tidak pernah tahu kalau kamu garis start kita berbeda."

GOTCHA!

"Ada kejutan didalam sana, mungkin Bang Troy akan menyukainya," ujar Albar saat Troy berjalan masuk ke dalam rumah.

Troy tidak meladeni Albar, dia memilih berjalan masuk ke dalam kamar dan mendapati kamarnya berantakan, dia melirik lemari, pakaian Tania sudah hilang semua, tampaknya wanita itu melarikan diri.

"Kamu bermain-main denganku, Tania!" Troy meraih ponselnya dan segera mengabari orang tua Tania akan hal ini, setelah mengirim pesan Troy berjalan menuju kamar mandi dalam kamar untuk membilas diri.

Guyuran shower membasahi dirinya, dia tahu bahwa Tania melarikan diri dengan pria lain dan Troy tidak akan terima.

Tampaknya Troy sudah mulai sejalan dengan tawaran Gralind.

...----------------...

"Kemarin aku melakukan hal itu, hebat kan, dan aku menjelaskan niatku hadir di dalam hidup Pak Troy, karena aku ngerasa kita sama-sama punya dendam yang sama, tapi tenang, identitasku sebagai dosen gak kebongkar kok," ujar Gralind pada Vinoy yang ada di depannya sembari dia mengetik sebuah laporan materi di laptopnya.

Hari ini Gralind sudah mulai mengajar di universitas tempatnya bertugas setelah dia terlambat Tiga Hari karena masuk rumah sakit, untungnya hanya Febby dan Jesicca anak kost yang kuliah disana, setidaknya itu yang baru Gralind tahu.

Walaupun Jesicca sudah tahu kalau Gralind dosen, tapi Gralind tidak memperdulikan itu.

"Terus gimana, Bapak Kost lo itu mau gak kerjasama Friend With Benefit itu?"

"Belum dijawab, kayaknya dia syok, tapi kayaknya sebentar lagi, Pak Troy bakal setuju," Gralind tersenyum sinis dan menunjuk sebuah arah melalui dagunya.

Vinoy yang melihat kode itu menatap ke arah yang sama, dan ternyata di kafe tempat mereka berada, ada Tania dan Pria kemarin.

Gralind menaruh jari telunjuk di bibirnya bermaksud menyuruh Vinoy diam, Vinoy paham.

Vinoy memberikan sebuah headset wireless kepada Gralind dan langsung dipakai Gralind begitu dengan dirinya.

Setelah selesai memasang, Vinoy dengan sengaja menggelindingkan sebuah alat penyadap suara ke arah meja Tania, agar bisa mendengar percakapan mereka berdua yang terhubung ke headset milik Gralind dan Vinoy.

[Kayaknya Troy laporin aku ke Mama dan Papa aku, Papa aku ngancam kalau aku cerai sama Troy, seluruh warisan itu bakal jatuh ke anak dari suami pertamaku dan sebagian akan menjadi milik Troy]

...----------------...