NovelToon NovelToon
Muslimah Dan Anak Genius

Muslimah Dan Anak Genius

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Genius / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Menikah Karena Anak
Popularitas:41.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Alif Irma

Muslimah, seorang perempuan Sholehah yang memiliki ujian hidup bertubi-tubi. Ketika baru saja lulus SMA, diam-diam pamannya menjualnya di sebuah situs online perdagangan perempuan untuk dilacurkan di negara xxx.

Tak ada yang bisa diperbuat Muslimah, selain menerima takdir yang begitu kejam terhadapnya. Dia pun dijual beberapa kali oleh orang tak dikenal di negara xxx hingga dibeli oleh seorang mafia yang begitu berkuasa di negara xxx dengan dali sebagai budak pencetak anak.

Muslimah hanya dijadikan sebagai perempuan yang akan melahirkan penerus dari pria penguasa tersebut. Setelah berhasil melahirkan bayinya, Muslimah kembali dipulangkan ke negara asalnya. Namun Muslimah berhasil kabur dan memilih menetap di negara xxx demi misi dan tujuannya untuk merebut kembali anaknya.

"Ya Allah, keinginanku cuma satu, tolong pertemukanlah aku dengan anakku, sebelum engkau mencabut nyawaku"--- Muslimah.

"Ibu guru cantik, maukah kau menjadi ibuku?"--- Rayan Malik Zimraan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Menikah

"Jika pria yang di sebut tuan muda dalam buku ini ingin menyentuh ku, maka nikahi saya terlebih dahulu. Saya sungguh takut berbuat dosa dan saya tidak mau melakukannya. Bismillah, saya siap mati di tangan anda!" ucap Muslimah dengan entengnya dan sudah siap menanggung konsekuensinya. Lebih baik dia mati daripada harus berzinah.

Seketika Martin tidak bisa berkata-kata. Dia meminta Muslimah kembali ke kamar. Sementara dia akan menyampaikan segala ucapan protes yang dilontarkan oleh Muslimah, gadis berhijab yang akan melahirkan penerus tuan muda nya.

Emir yang sedang berada di kamar tampak mengerutkan keningnya melihat Martin masuk ke dalam kamarnya dan menyampaikan perihal tentang Muslimah yang tidak bisa berhubungan badan dengan tuan mudanya.

Raut wajah Emir mendadak berubah bahkan kilatan amarah terpancar jelas di matanya, itu menandakan bahwa dia sedang marah besar mendengar setiap ucapan yang dilontarkan oleh sekretaris nya.

"Bunuh saja gadis itu, beraninya dia menolak melakukannya!" teriak Emir dengan amarah menggebu-gebu.

Emir mengepalkan tangannya dan langsung meninju kearah dinding. Ibaratnya dia sedang ditolak berhubungan badan, baru kali ini dirinya mendapatkan penolakan dari seorang wanita, biasanya dirinya lah yang selalu menolak mentah-mentah para wanita yang berinisiatif mendekatinya.

"Jangan gegabah, tuan" ucap Martin mencoba menenangkan tuan muda nya.

Dengan kesal Emir kembali duduk di kursi sambil mengepalkan tangannya.

"Tidak mudah mendapatkan gadis seperti nona. Aku menjamin tidak ada wanita yang pantas melahirkan penerus keluarga Zimraan kecuali, Nona. Seribu wanita di negeri ini belum tentu sifat dan karakternya sama persis seperti nona. Jadi sebaiknya turuti saja keinginannya, tuan. Menikahlah dengannya, maka keinginan anda akan segera tercapai." ucap Martin panjang lebar memberikan masukan untuk tuan nya.

Emir hanya mampu memijit keningnya yang mulai dilanda pusing. Bagaimana mungkin dia harus menikahi wanita itu, sedang dirinya sudah bertekad untuk menikahi Caroline. Dia mencoba memejamkan matanya hingga terlintas wajah sang ibu tersenyum kepadanya.

“Mommy!” gumamnya lalu segera membuka matanya perlahan, seolah-olah dirinya baru saja mendapatkan sebuah jawaban atas apa yang sedang dipikirkannya.

“Oke, aku bersedia menikahinya. Segera persiapkan pernikahan kami malam ini juga. Pokoknya aku tidak ingin menunda-nunda waktu lagi. Semoga dengan cara ini mampu memulihkan ingatan mommy.” ucap Emir dengan keputusannya yang sudah bulat. Dia menyetujuinya dalam keadaan terpaksa demi kesembuhan sang ibu.

Martin tersenyum tipis mendengar keputusan tuan Emir. Martin sangat berharap tuan Emir bisa hidup bersama dan bahagia selalu dengan nona Muslimah beserta anak-anak mereka lucu-lucu dikemudian hari.

“Baik tuan” ucap Martin cepat dengan anggukan kepala, lalu Martin segera mengurus segala persiapan pernikahan tuan muda nya malam itu juga.

Tak ada yang menyangka jika pak penghulu beserta para saksi sudah berada di Villa Green tepat pukul 22.00 waktu setempat. Mereka semua sudah berkumpul di ruang tamu dan pastinya sudah siap untuk menikahkan Emir dengan Muslimah.

Terlihat Emir sudah duduk berhadapan dengan pak penghulu mengenakan kemeja putih dan peci hitam yang bertengger di kepalanya. Martin beserta para saksi juga tengah duduk bersama dan bertugas menjadi saksi pernikahan tuan muda nya.

Sementara itu, Muslimah senantiasa berada di dalam kamar. Dia dilarang keluar kamar dan hanya diminta untuk menunggu sampai dia benar-benar sudah sah menjadi istri Emir Riffat Zimraan.

Disini Muslimah mengenakan gamis berwarna putih yang tidak sengaja ditemukannya dalam lemari pakaian yang memang khusus disiapkan untuknya. Warna hijabnya juga senada dengan warna pakaiannya.

Muslimah sedikit bernafas lega, karena dirinya akan dinikahi terlebih dahulu sebelum dipakai menjadi pencetak anak oleh pria yang sering di panggil tuan muda.

"Ya Allah, semoga semuanya berjalan dengan lancar, aamiin" ucap Muslimah lalu membasuh wajahnya. Setidaknya dia tidak melakukan zina sebelum menikah.

Kata sah langsung menggema di ruang tamu, itu artinya Emir dan Muslimah sudah sah menjadi pasangan suami istri secara agama. Emir sengaja tidak ingin mendaftarkan pernikahannya di kantor pencatatan sipil, dia maunya menikah secara agama. Hanya seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai satu juta rupiah menjadi mahar pernikahan mereka

"Alhamdulillah, nona sudah resmi menjadi istri tuan muda" ucap Bu Anne dengan antusiasnya yang sedang berdiri di dekat pintu kamar, dia tak sengaja mendengar teriakan kata sah dari arah ruang tamu. Memang dia ditugaskan untuk menjaga nona Muslimah jangan sampai kabur.

Martin segera menginstruksikan Bu Anne untuk meminta nona Muslimah segera bersiap-siap. Pasalnya tidak lama lagi tuan Emir akan menemuinya di kamar.

"Nona Muslimah, segeralah bersiap. Sebentar lagi tuan muda akan menemui anda. Tolong, jangan lupa matikan lampu dan tolong diingat lagi bahwa tidak ada obrolan apapun saat berada di atas tempat tidur." ucap Bu Anne memberitahunya.

"Iya Bu Anne, insyaallah saya pasti bisa mengingatnya. Tapi, tolong sampaikan kepada tuan Martin kalau aku....."

Muslimah tidak melanjutkan ucapannya, karena dia sudah tidak mendengar suara Bu Anne dari luar kamar. Muslimah mulai dilanda perasaan gugup plus deg-degan. Kenapa dia tidak mengatakan segalanya perihal dirinya yang sedang datang bulan.

Tok

Tok

Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar membuat muslimah semakin dilanda perasaan gugup.

"Jangan-jangan orang itu yang mengetuk pintu" gumam Muslimah dengan tebakannya.

"Nona, aku siapkan susu hangat untukmu " teriak Bu Anne dari luar.

"Oh syukurlah, aku harus mengatakan sesuatu kepada Bu Anne." ucap Muslimah lalu segera membuka pintu kamarnya.

Bu Anne tampak terkejut mendengar ucapan Muslimah.

"Kenapa nona baru mengatakannya sekarang!" ucap Bu Anne dengan raut wajah cemas. "Ya tuhan, nona segera lah masuk, tuan sudah berjalan kesini" ucap Bu Anne yang sudah mendengar suara langkah seseorang.

Mau tak mau Muslimah kembali masuk ke dalam kamar dan tak lupa mematikan lampu sesuai instruksi dari buku catatan dan juga penyampaian informasi dari Bu Anne.

Dalam suasana kamar yang gelap, Muslimah duduk dipinggir tempat tidur. Jantungnya berdegup kencang saat pintu kamarnya terbuka lalu di tutup kembali.

Langkah kaki seseorang mulai terdengar di indra pendengarannya saat ini. Aroma parfum dari seorang pria mampu dihirupnya dan sangat jelas orang itu adalah seorang pria.

Namun Muslimah tidak bisa berbicara saat ini. Dia dituntut menjadi gadis bisu saat bersama dengan sosok tuan muda. Jangankan berbicara melihat wajahnya saja tidak boleh.

Sementara itu, pria yang berada di dalam kamarnya tidak lain adalah Emir, pria yang baru saja sah menjadi suaminya. Suasana kamar yang gelap membuat pasangan suami istri itu dilanda perasaan grogi.

Dalam suasana kamar yang gelap, Emir mampu melihat wanita bayarannya tengah duduk di pinggir tempat tidur, dia pun berjalan mendekatinya. Seketika jantung Muslimah semakin memompa cepat saat pria itu menyentuh hidungnya.

Bersambung.....

1
tzyii
next
tzyii
anak jenius memang tidak kaleng-kaleng
tzyii
luar biasa
Ita sweet
up thor
lala
pleasee double up thor
lala
rasain kau Caroline, dpt hdiah dri Rayan 🤭
lala
bagus rayan,,aku mendukunmu
lala
aduh jangan egois emir
Rayan butuh seorang ibu
lala
setujuuu 👍👍👍
lala
akhirnya
Fatma
lanjut dong thor
Ade
lanjutkan thorrr
Ade
kejahatan Caroline terbongkar juga
Mita
seruuu,,, lanjut thor 😘
Mita
lanjut thor
Baron 6700
pu
tzyii
next
Ita sweet
up thor
Kak olaa
ditunggu kelanjutannya thor
lala
wah makin seru kelanjutannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!