Kirana, gadis berusia 20 tahun yang baru saja menginjak semester tiga di kampusnya, ternyata sudah pernah menikah dan bercerai.
Rian, Dosen Fisika paling killer se-kampus yang biasanya hanya mengajar mahasiswa tingkat akhir dan S2, malah tiba - tiba menjadi dosen Kirana.
Siapa sangka, dosen killer itu adalah Rian yang sama yang pernah menikahi dan menceraikannya tiga tahun yang lalu.
Saat hatinya sudah mantap melupakan masa lalu, Kirana justru bertemu kembali dengan orang yang paling dia hindari selama ini.
Apakah Kirana masih mengharapkan cinta Rian?
Atau Kirana justru berpaling pada Radit, sang Ketua BEM yang menaruh hati padanya?
Mungkinkah Kirana justru bermain hati dengan Raka, mahasiswa baru dari luar negeri yang tiba - tiba jadi pacar pura - puranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hermosa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
“Fay, lo ngerti dong posisi gue. Gue ini kan ketua BEM, jadi wajar dong kalo gue sibuk.”, ujar Radit.
“Tapi gue ngerasa lo lagi ngejauhin gue. Apa jangan – jangan yang anak – anak bilang tentang lo itu bener lagi!”, ucap Fay tidak mau kalah
“Jadi lo mulai percaya dengan gosip? Sejak kapan lo jadi nggak berfikir rasional kayak gini. Gue suka lo yang rasional.”, balas Radit.
“Jadi lo nggak suka gue yang sekarang?”, ujar Fay. Perdebatan semakin tak bisa dihindarkan.
“Fay, ngertiin gue. Kalo gitu mulai sekarang kita break dulu aja. Saling introspeksi kesalahan masing – masing. Gue masih ada pertemuan sama anak BEM lainnya.”, ucap Radit memutuskan meninggalkan Fay di tempat dia berdiri sekarang.
“Radit ... Radit ..tega ya lo”, Fay tak bisa menahan emosinya.
Pertengkaran mereka menjadi tontonan orang – orang di kafe. Untung saja mereka tidak sedang berada di kafe depan kampus. Kalau tidak berita ini tentu jadi berita paling hot satu kampus bahkan melebihi berita mereka pertama kali jadian.
“Halo, Rana... Iya ini gue baru aja mau kesana... Anak – anak udah ngumpul semua? ... Kafe biasa... Oke Yok ...”, jawab Radit melalui sambungan teleponnya.
“Sebaiknya, kamu aku antar pulang.”, Radit yang tadi sudah meninggalkan Fay kembali menghampirinya.
Kafe ini jauh dari mana - mana. Meski mereka baru saja bertengkar, Radit merasa tak tega meninggalkan pacarnya sendiri disana.
“Kirana? Dia anak BEM Fakultas yang waktu itu jalan sama kamu, kan? Jadi kamu selingkuh ama dia.”, teriak Fay.
Sepertinya keputusan Radit untuk kembali adalah keputusan yang salah.
“Kamu apa – apaan sih? Nggak denger tadi aku bilang apa, aku mau rapat BEM”, balas Radit tak kalah tinggi karena Fay sudah terlebih dulu menaikkan suaranya.
“Tapi dia yang digosipin anak – anak.”, lanjut Fay lagi.
“Gosip lagi, gosip lagi, terserah kamu deh. Kalo kamu nggak mau aku antar. Aku jalan duluan.” Radit membayar bill mereka di kasir dan segera menuju mobil miliknya. Hanya dalam waktu beberapa menit saja. Ia berhasil melaju cepat meninggalkan Fay sendiri di kafe itu menuju kafe tempat pertemuannya bersama anak - anak BEM lainnya.
Fay hanya bisa terpaku di tempat duduknya. Rasanya kemarin mereka masih baik – baik aja. Tapi kenapa Radit mendadak jadi sok sibuk gini. Dengan wajah kesal, Fay memandang sekeliling berharap tak ada yang mengenalnya di kafe ini.
Bahaya kalau sampai teman – temannya tahu. Tapi pandangannya terhenti di sudut kafe, persis pada siluet yang tengah memakai earphone dan memainkan gitarnya. Sendiri.
“Raka? Lo Raka kan?”, tanya Fay menghampiri sosok pria yang dikenalnya.
Siluet yang dipandangi itu mengalihkan perhatian pada suara mungil milik Fay. Ia tersenyum simpul sambil melepas earphone dan meletakkan gitar kemudian tak lupa mempersilahkan gadis manis ini untuk duduk di sampingnya.
Kebetulan bangku yang didudukinya adalah sofa. Sudut ini merupakan lokasi VIP yang disediakan kafe ini. Harganya juga tidak murah.
“Sejak kapan lo disini?”, kalimat pertama yang dikeluarkan Raka.
Sambil tersenyum, kali ini ia meletakkan earphone itu di atas meja.
“Seharusnya gue yang nanya. Sejak kapan lo udah di Indonesia lagi? Kenapa lo nggak cerita ke gue kalo lo udah balik?”, tanya Fay dengan ekspresi yang 180 derajat terbalik dari beberapa saat yang lalu.
“Maksud lo? Bukannya malam itu gue udah ngehubungin ponsel lo.”, balas Raka.
“Oh .. jadi waktu lo bilang mau melayang menghampiri samudra luas itu? Salah lo sih pake kata – kata puitis nggak tahu tempatnya.”, balas Fay.
Sepertinya Raka tak tahu mengenai pertengkarannya barusan, karena pria ini memakai earphone dan tingkahnya juga seperti tak terjadi apa – apa. Ia cukup mengenal lelaki ini, meski ada keributan besar pun, ia akan tetap santai di tempatnya seperti sekarang ini.
“Lo kan seangkatan gue, ato lo udah lulus kuliah di Perancis?”, seolah tak ingin percakapan mereka segera berakhir, Fay mulai berpindah ke topik - topik lain.
“Pindah?”, tanya Fay memastikan kembali kalau telinganya memang mendengar sesuatu yang benar.
Raka menjelaskan semuanya. Fay tak bisa mengungkapkan bagaimana terkejutnya dia, bahkan mereka dulu sempat satu sekolah dan dia tak tahu sama sekali.
Bla bla bla .. Raka begitu nyaman menceritakan semuanya. Bahkan Fay terlihat sudah melupakan pertengkarannya barusan dengan Radit. Mereka menghabiskan waktu sambil bernostalgia dan saling curhat kehidupan mereka selama ini.
Bahkan untuk kejadian 10 tahun yang lalu saat mereka masih sama – sama berusia 8 tahun. Bagaimana histerisnya tangis Fay ketika Raka harus pergi jauh dan menurutnya takkan kembali lagi. Ia menceritakan bagaimana ibundanya membeli segudang barbie untuk membuatnya berhenti menangis. Sesekali mereka berbicara ke hal – hal yang serius sampai tertawa di setiap selingan cerita masa lalu mereka.
--------------
“Kamu mau mengakuinya di depan saya atau tidak? Sekarang juga, saya bisa langsung kasih ‘I’ ke nilai mata kuliah kamu. Setelah itu, kamu tidak perlu lagi masuk kelas saya.”, ucap Rian pada seorang mahasiswa yang sudah menunduk panik.
“Bapak nggak bisa langsung kasih nilai ‘I’ ke mata kuliah ini. Karena begitu saya lihat ada nilai ‘I’ di mata kuliah ini, saya bisa pastikan bapak juga bakal ditendang dari kampus ini.”, ucap seorang mahasiswa pada Rian.
Wajah paniknya tadi berubah menjadi wajah ancaman. Rian lumayan terkejut, namun dia berhasil menjaga wibawanya agar mahasiswa di depannya tidak bertindak semakin kurang ajar.
“Kamu tolong bicara yang sopan ya. Ini bukan masalah saya dengan kamu, tapi Dosen dengan Mahasiswa”, ucap Rian dengan nada tegas.
“Bapak segitu keselnya karena saya menghancurkan kertas tugas nya Kirana?”, ucap Mahasiswa itu dengna pandangan menantang pada Rian.
“Kamu sudah melanggar peraturan kampus namanya, nilai ‘I’ sebenarnya belum sepadan dengan sikap curang yang sudah kamu lakukan.”, balas Rian.
“Kenapa? Gak tega? Asal Bapak tahu, Kirana pantes merasakan itu. Huh, memangnya dia kira dia tidak bisa berada di ranking terakhir”, ucap mahasiswa itu pada Rian.
“Kamu, keluar dari ruangan saya sekarang. Saya pastikan kamu tidak lulus mata kuliah ini. ”, ucap Rian.
“Terserah bapak, mau dikasih nilai ‘I’ , ‘C’, atau langsung tidak lulus mata kuliah ini juga terserah. Saya cukup puas hanya dengan bisa melihat Bapak dan Kirana ditendang dari kampus ini secepatnya.”, omongan mahasiswa itu semakin kurang ajar.
Rian berdecih geram, kemudian berjalan ke arah pintu mengunci dan menutup jendela.
“Jangan pernah menyalahkan orang lain terhadap apa yang kamu rasakan. Kamu berkontribusi sendiri pada hal itu. Apa gunanya kamu menghancurkan kerta tugas Kirana? Supaya apa? Supaya dia masuk ke peringkat terakhir? Asal kamu tahu, Kirana bukan perempuan lemah yang bisa kamu jatuhkan hanya dengan merusak kertas tugasnya. Saya peringatkan sekali lagi ke kamu, di kampus kita belajar bukan menjatuhkan. Apalagi untuk hal yang bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan urusan kampus.”, Rian memastikan mengatakan kalimat itu di telinga Yana, seorang mahasiswa perempuan yang dengan beraninya berkata tidak pantas di depan Rian.
“....”, Yana terkejut dan terdiam.
udah nunggu stgh tahun kyknya...
hihiii wkwkwk
ayo thor kirananya cpt2 dikasih hidayah
aqu pusinggg lht ego Rana..
lbh pusingggg lg nunggu kak. mosa nih..
up nya luamaaaaaaaa🤭🤣
kak Mosa..
dikit amat...
nunggunya luamaaaa.... 😩
ditunggu up nya
kpn la ini MPnya???
maju mundur trussss
😏😃🤣