Soleha tidak menyangka jika suami yang sudah menikahinya adalah seorang ketua geng motor yang selama ini sudah sangat meresahkan warga desa.
David tidak pernah bisa menebak bakal ada perubahan besar dalam hidupnya terkait pandangannya tentang cinta dan kesetiaan setelah bertemu dan menikah dengan Soleha.
Ikuti kisah mereka, David & Soleha
#Badboy #gengmotor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 David dan Soleha
Setibanya di rumah, David kembali memperhatikan sikap atau pun tingkah laku Abi dan Uminya Soleha. Tapi mereka berdua tidak menunjukkan sikap yang aneh, semuanya terlihat biasa saja.
"Semuanya masih aman." Batin David, lalu dia menoleh ke samping karena tangan lembut yang memegangi pundaknya.
"Ada apa?." Tanya Soleha. David hanya menggeleng sambil mengelus lembut pipi Soleha.
"Nanti sore kita pulang ke kontrakan." Soleha hanya mengangguk sambil tersenyum.
Sore pun tiba, David dan Soleha sudah berpamitan pada Umi, Abi, Nenek Widya, Mang Maman dan Bibi Elis.
Semua barang yang akan mereka bawa masuk ke bagasi mobil, tidak ada yang tertinggal.
Beberapa orang warga terlihat berbondong-bondong menuju rumah Abi Firdaus.
Melihat hal itu Umi dan Abi jadi saling pandang lalu segera menyambut kedatangan mereka dengan tangan terbuka.
Pak RT yang merupakan salah satu dari warga yang datang, meminta Soleha dan David juga untuk tetap berada di sana. Ikut mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan.
David menatap satu persatu warga dengan penuh tanda tanya.
"Ayo silakan masuk, duduk Pak RT dan yang lainnya." Ajak Abi Firdaus dengan sangat ramah.
"Terima kasih, Abi Firdaus." Balas Pak RT.
Semuanya sudah duduk bersama di ruang tengah dengan wajah yang cukup tegang karena ini merupakan kunjungan yang sangat mendadak bagi keluarga Abi Firdaus.
Berbekal surat yang ada ditangannya. Pak RT mulai menyampaikan maksud dan tujuan mereka datang ke sana.
Setelah bercerita panjang lebar, Pak RT menyerahkan surat pendanaan untuk berapa fasilitas kawasan wisata dan fasilitas warga desa yang ikut di rusak sebelumnya.
Abi Firdaus menerima dan membaca suratnya sampai akhir. Hingga sampai lah pada nama yang tertera di sana. Dan Pak RT pun langsung mengajukan pertanyaan.
"Apa benar nama Willy Davidson sama dengan nama menantu Abi Firdaus, suami Soleha?.
"Yang artinya, Willy Davidson merupakan ketua gang motor yang sudah meresahkan warga desa beberapa bulan terakhir."
Semua pasang mata tertuju pada sosok David yang duduk di sebelah istrinya, Soleha.
Abi dan Umi kembali saling pandang, lalu menatap sang menantu yang masih bersikap biasa saja. Tapi saat Abi hendak buka suara terkait pertanyaan Pak RT, David sudah terlebih dulu angkat bicara.
"Benar, itu Aku." Jawab David berani.
"David?." Suara nenek Widya terdengar begitu lirih.
"Maaf kan aku, Nek. Tapi aku juga baru tahu kalau anggota ku ada yang melakukan perbuatan itu." Ucap David lebih dulu menenangkan sang nenek. Saat ini dia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain yang ada di sana, termasuk keluarga Soleha.
Karena merasa tidak memiliki muka lagi, nenek Widya segera masuk ke dalam kamar dan langsung mengunci pintu.
"Aku minta maaf atas kekacauan ini. Tapi aku sebagai ketua dari geng motor, aku sudah memberikan ganti rugi atas itu. Jadi aku harap semuanya sudah tidak ada masalah lagi." Kata David cukup panjang lebar.
"Iya, kami hanya ingin memastikannya saja. Dan kalau mereka membuat ulah lagi atas nama geng motor itu, kami jadi tahu harus mencari siapa."
David tidak menanggapi lagi apa yang dikatakan oleh Pak RT, dia lebih fokus menatap Soleha yang hanya diam saja.
Soleha hanya diam mendengarkan itu semua. Sepertinya dia belum mengenal suaminya dengan baik. Tapi semua itu dia simpan sendiri.
"Kami juga sebagai orang tua dari Willy Davidson meminta maaf pada kalian semuanya." Ucap Abi Firdaus.
"Iya Abi sama-sama, saya juga meminta maaf karena harus menanyakan hal ini. Walau semuanya sudah beres. Tapi saya minta untuk kedepannya tidak ada lagi kerusuhan yang disebabkan oleh geng motor mana pun." Balas Pak RT yang sebenarnya merasa tidak enak juga pada Abi Firdaus.
David menatap haru pada Abi Firdaus yang nyatanya menganggap dirinya sebagai anak. Tapi dia malah mengecewakan mereka bahkan tadi dia sempat tidak memikirkan apa yang dirasakan oleh keluarga Abi dan Umi.
Di ruangan rumah itu kini sepi, setelah kepulangan Pak RT dan warga yang lainnya.
Nenek Widya membuka pintu kamar sambil menyeret kopernya.
Soleha lalu bangkit dari segera menghampiri Nenek Widya. "Nenek mau kemana?, kenapa membawa koper segala?."
Abi dan Umi ikut berdiri lalu mendekati mereka, begitu juga David.
"Maaf kan aku dan cucu ku, sudah membuat malu kalian semua." Ucapnya tanpa berani menegakkan wajahnya di depan mereka.
"Nek, tidak ada yang perlu dimaafkan. Karena nenek tidak salah apa pun di sini. Apalagi sekarang kita ini sudah menjadi satu keluarga." Tutur Soleha lemah lembut lalu dia membawa nenek Widya untuk duduk di sofa.
Lagi-lagi David merasa terenyuh dengan kebaikan dan ketulusan yang ditunjukkan keluarga Soleha.
"Nek..." David langsung berlutut di hadapan sang nenek.
David memegang tangan nenek dan Soleha bersamaan lalu menggengamnya erat.
"Tolong maaf kan aku lagi, aku sudah membuat kalian malu." Ucap David dengan sungguh-sungguh.
"Iya, aku sudah memaafkan mu." Balas Soleha sambil tersenyum pada David.
"Terima kasih, Leha." Soleha mengangguk masih dengan senyum manisnya.
"Nek?."
"Kalau kedua orang tua Soleha memaafkan mu maka nenek juga mau memaafkan mu." Nenek Widya memalingkan wajahnya.
David berjalan dengan kedua lututnya dan berhenti di depan Abi dan Umi.
"Tanpa kamu minta pun, kami sudah memaafkan mu. Jadi bangun lah tidak perlu begini."
David menggeleng dengan posisi masih berlutut. "Terima kasih Abi, Umi. Tapi rasanya aku memang perlu untuk meminta maaf pada kalian, kedua orang tua ku.
"Aku mohon tolong maaf aku. Aku tidak ingin membela ku di sini meski pun aku sungguh tidak tahu dengan apa yang dilakukan oleh mereka."
"Iya kami tahu dan kami percaya pada mu. Sekarang bangun lah!." Pinta Abi pada David dengan memegang kedua lengan David.
"Karena Abi dan Umi dan juga Soleha sudah memaafkan mu, jadi nenek juga sangat terpaksa memaafkan mu." Ucap Nenek Widya karena melihat David tidak berdiri juga.
David bangkit setelah menerima maaf dari mereka semua.
Kini David dan Seolah tetap melanjutkan perjalanan menuju rumah kontrakan mereka walau pun sudah pukul sepuluh malam.
Melakukan perjalanan di malam hari rupanya sangat cepat karena jalannya yang sudah mulai sepi. Jadi saat ini mereka sudah sampai di rumah kontrakan.
Keduanya baru selesai mandi dan langsung merebahkan tubuh mereka di atas tempat tidur.
"Kamu tidak ingin menanyakan apa pun pada ku?."
"Sebenarnya banyak, tapi aku tidak ingin memaksa mu untuk bercerita kalau kamu tidak ingin menceritakannya."
"Tanya lah apa yang kamu mau tahu tentang aku!. Dan aku akan menjawabnya."
"Kalau Pak RT tidak datang ke rumah, apa kamu akan memberitahu ku atau tidak kalau kamu adalah ketua geng motor?."
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤