Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.
Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.
System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.
Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".
Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...
Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Hari Menjelang Serangan
Malam itu, Sekte Yuandao diliputi ketenangan. Lentera qi di sepanjang jalan setapak menuju aula utama berkedip pelan, menyinari batu-batu tua yang sedikit berembun.
Tapi di sisi timur sekte, ada satu bangunan kecil yang tampak berbeda. Tidak semegah aula utama, namun cukup terpencil dan dijaga formasi pelindung sederhana. Di atasnya tertulis 'ruangan strategis'
Sebuah ruangan perencanaan yang nyaris tak pernah digunakan.
Hingga malam ini.
Di dalam ruangan itu, Han Wuqing duduk di kursi utamanya, tenang seperti biasa. Yue Lian berdiri di dekat jendela yang setengah terbuka, menatap kabut malam dengan sorot mata curiga.
Tak lama, pintu dibuka perlahan.
Daoslayer, Ironshade, dan AshenVale menunduk sopan sebelum berdiri di sisi pintu. Di antara para murid, merekalah yang paling menonjol. Bukan karena kekuatan tertinggi, tapi karena keberanian dan keterlibatan mereka dalam krisis sebelumnya.
LaoZhen menunduk dalam-dalam, lalu berdiri canggung di tengah ruangan. Para pemain yang mengantar tetap berdiri di sisi pintu, tidak duduk, tapi mata mereka awas, penasaran.
Han memberi isyarat kecil.
“Duduklah. Kau tamu malam ini.”
LaoZhen menurut. Setelah itu, Han langsung bicara tanpa basa-basi:
“Kau tahu kenapa kau dipanggil. Aku ingin tahu lebih jelas: posisi markas cabang mereka, jumlah, dan tingkatan kultivasi.”
LaoZhen menelan ludah sebelum menjawab. Suaranya pelan, nyaris berbisik, seolah takut nama tempat itu sendiri membawa kutukan:
“Markas mereka... kami menyebutnya Tanah Terkutuk Gunung Xie. Letaknya tiga puluh li ke arah barat laut dari Lembah Batu Merah, di punggung bukit berbatu yang menjorok ke tepi Sungai Kabut. Bekas reruntuhan sekte lama... tempat yang sudah lama dikucilkan.”
Ia menghela napas, lalu menunduk.
“Dulu, itu markas Sekte Darah Iblis. Bertahun-tahun lalu mereka dimusnahkan oleh aliansi sekte besar, tapi... tubuh mereka tak pernah dikubur. Bangunan utama mereka runtuh, tapi fondasinya—altar kutukan, lorong pemurnian darah, patung-patung iblis—masih utuh. Warga sekitar bilang... tanahnya tak pernah dingin. Bahkan salju pun tak mau turun di sana.”
Yue Lian mengerutkan kening. “Gunung Xie... ‘Xie’ berarti kejahatan. Nama itu tidak diberikan oleh orang tua-tua, tapi oleh formasi langit itu sendiri. Tempat seperti itu bisa mengubah qi bumi menjadi racun.”
Han Wuqing menyipitkan mata. “Tempat semacam itu... cocok untuk sekte seperti mereka. Menjijikkan, tapi strategis.”
Han mencondongkan badan sedikit. “Jumlah?”
“Sekitar seratus orang. Sembilan puluh di antaranya murid berkultivasi Qi Refining, tapi sepuluh yang lain…”
LaoZhen menarik napas, lalu melanjutkan pelan, “Sepuluh orang itu... tidak seperti murid biasa. Mereka muncul hanya saat ada eksekusi. Mereka memakai jubah hitam, wajah tertutup. Dan... ketua mereka bisa terbang.”
“Core Formation,” gumam Han datar.
Yue menoleh cepat. “Sekte penuh... Dan kita baru bertunas.”
Han tidak langsung menjawab. Ia membuka panel sistem pribadinya. Hanya dia yang bisa melihat isi layarnya, namun cahaya biru itu memantul samar di wajahnya—diam dan fokus.
[ALERT: Fraksi musuh mendeteksi gangguan pada rencana awal – Mode Serangan Dipercepat]
[Estimasi waktu serangan penuh: ???]
[Saran Sistem: Siapkan pertahanan dalam 3–5 hari ke depan.]
Han memejamkan mata sejenak.
Tak ada emosi yang terpancar. Hanya kesunyian yang dalam. Tapi di baliknya, sesuatu sedang diputuskan.
Ia menutup panel itu dan berdiri.
Langkahnya tenang, tapi ruangan terasa menegang.
“Kalian pikir Sekte Serigala Malam akan duduk diam setelah kehilangan seluruh sandera mereka?”
AshenVale menegang. “Mereka akan membalas?”
Han mengangguk pelan. “Mereka sudah kehilangan muka di hadapan dunia kultivasi lokal. Serangan ke Lembah Batu Merah gagal. Para korban... tidak dibunuh seperti biasanya, tapi justru diselamatkan dan diberi tempat. Itu penghinaan.”
Ia menatap mereka bertiga—Daoslayer, Ironshade, AshenVale—dalam-dalam.
“Sekarang mereka harus menunjukkan gigi. Kalau tidak, sekte mereka akan terlihat lemah di mata cabang-cabang lainnya. Dan jika mereka menyerang... itu bukan akan jadi serangan rahasia. Mereka akan membawa seluruh muridnya.”
Yue Lian bergumam, “Untuk membakar seluruh sekte kita…”
Han mengangguk pelan, lalu bersandar pada meja.
“Aku tidak memanggil kalian ke sini hanya untuk mendengarkan. Aku sengaja memanggil kalian karena kalian... dikenal. Di antara para murid, kalian sudah dianggap pemimpin tidak resmi.”
Daoslayer mengerutkan dahi. “Maksud Ketua?”
“Aku tidak punya waktu memberi pidato ke semua orang. Tapi mereka mendengar kalian. Setelah kalian keluar dari ruangan ini, para pemain lain akan mendekat, menanyai. Gunakan kesempatan itu. Katakan yang perlu mereka tahu: bahwa perang akan datang. Dan bahwa semua harus bersiap.”
Ironshade menyeringai tipis. “Siap, laksanakan, ketua!!”
“Bagus,” ucap Han, singkat namun mantap.
Ia melanjutkan dengan nada lebih dalam:
“Bangun formasi pertahanan. Perkuat fondasi, jika perlu buat parit dan pakai apa yang bisa dipakai untuk bertempur, aku perkirakan mereka akan menyerang antara 3–5 hari kedepan”
Yue yang bersandar ke dinding sengan memeluk lengan menanggapi.
“Dan kalau mereka menyerang malam ini?”
Han melirik padanya.“ Itu tidak akan, percaya padaku”
Yue yang mendengarnya hanya bisa menjawab datar “ Baiklah...”
Han kemudian menoleh ke LaoZhen.
“Pastikan para pengungsi tidak panik. Kita tidak akan mundur, tapi mereka harus bersiap untuk dievakuasi jika keadaan memburuk.”
LaoZhen menunduk dalam. “Kami... akan siap, Ketua.”
Han memutar tubuh, kembali ke kursinya. Ia duduk perlahan, lalu menutup mata sejenak.
“Pergilah,” ucapnya pelan. “Kalian tahu apa yang harus dilakukan.”
Ketiganya membungkuk dengan salam formal dan melangkah keluar dari ruang rapat.
Begitu pintu menutup di belakang mereka, suara aula utama di luar sudah berubah—bisik-bisik mulai terdengar. Para pemain mendekat, bertanya, mengerubungi.
MechaOtaku: “Bro, gimana? Ada misi spesial ya?”
Fireframe: “Ada yang bilang kalian dipanggil buat strategi, serius?”
BulletMonk“Eh... ada masalah besar, ya?”
Daoslayer menatap mereka semua, lalu hanya berkata satu kalimat:
“Bermainnya selesai. Sekarang waktunya kita bersiap perang.”
sekteku aturanku. Jadi keinget manhua Invincible at the start/CoolGuy/ Keren, thor! SEMANGAT!