Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Siapa mereka, kenapa mengikutiku sejak tadi," gumam Rahma panik.
Mobil Jeep hitam berada tepat di samping Rahma. Kedua mobil tersebut berjalan beriringan. Rahma panik dan mempercepat laju mobilnya. Namun mobil tersebut mengejar dan terus memepet mobil Rahma.
"Sepertinya mereka punya rencana jahat. Siapa mereka." Rahma ketakutan berusaha meraih hpnya di dalam tas yang berada di sampingnya.
Saat mobil Rahma melewati tikungan tajam, Rahma yang tidak fokus melihat jalan tidak sadar kalau setirnya berbelok ke kiri. Hingga akhirnya mobil Rahma terperosok ke jurang. Mobil Rahma menghantam beberapa pohon hingga badan mobil ringsek.
Rahma terluka parah, kemudian salah satu orang dalam mobil Jeep hitam itu keluar. Orang tersebut melihat kondisi Rahma yang terluka parah, ia segera kembali ke mobil.
"Kenapa kamu balik? Pastiin sekali lagi, dia masih hidup apa nggak!"
"Parah lukanya, kemungkinan kecil untuk hidup. Sudahlah, biarkan saja. Malah lebih bagus seperti ini, dia tewas dengan sendirinya tanpa kita apa-apakan."
Supir mobil Jeep itu segera melajukan mobilnya sebelum ada orang yang melihat. Dan menuduh mereka menghabisi Rahma, yang kenyataannya Rahma terjatuh ke jurang karena kesalahannya sendiri.
DI LOKASI KECELAKAAN RAHMA
Setelah satu jam kecelakaan, akhirnya ada orang yang melihat mobil Rahma. Kemudian orang tersebut mengetahui kalau ada Rahma di dalam. Dan langsung memanggil ambulance. Rahma di bawa ke rumah sakit dalam keadaan kritis.
Orang tersebut melihat tas Rahma dan mengirim pesan pada Yunus. Kemudian Yunus menelfon orang tersebut untuk memastikan. Sampai di rumah sakit Rahma langsung di bawa ke ruang ICU, beberapa menit kemudian Yunus datang bersama kedua orang tua Rahma.
Setelah kedatangan kedua orang tua Rahma dan Yunus, orang tersebut pamit dari rumah sakit. Kondisi Rahma makin menurun, napasnya kian pendek. Kedua orang tua Rahma menangis saling berpelukan.
Yunus mengabari kedua orang tuanya, lalu Pak Hasan dan Bu Evelyn juga datang ke rumah sakit. Kondisi Rahma semakin memburuk, dokter berusaha menolong Rahma. Namun sayangnya nyawa Rahma tak tertolong karena Rahma mengalami pendarahan di kepala.
Kedua keluarga menangis histeris di luar ruangan. Pihak rumah sakit meminta agar jenazah Rahma segera di urus kepulangannya. Dari kejauhan seseorang memperhatikan apa yang terjadi dengan Rahma.
Ketika berhasil mendengar kabar kematian Rahma, orang tersebut memberi tahu temannya lewat telfon. Setelah itu dia pergi dengan senyum mengembang karena misinya berhasil tanpa berbuat apapun.
Melihat kedua orang tua Rahma yang hancur, Pak Hasan datang dan menguatkan hati mereka. Sementara itu Yunus pergi mengurus pemulangan jenazah istrinya. Sedangkan Bu Evelyn merasa tertekan karena Rahma meninggal.
"Kenapa kamu harus pergi secepat ini Nak, jujur Mama takut selepas kepergianmu. Yunus akan mendekati Anisa lagi, Mama takut kedua anak Mama akan memperebutkan wanita yang sama. Seandainya itu nanti terjadi, maka Anisa harus menerima hukuman dariku," batin Bu Evelyn sambil mengusap air matanya.
Semua urusan sudah selesai dan Yunus ikut naik ambulance menemani istrinya. Sampai rumah, tetangga Pak Hasan sudah berkumpul dan mereka membantu prosesi pemakaman Rahma sampai selesai.
Yusuf dan Anisa datang saat jenazah Rahma selesai di mandikan. Kemudian Yusuf ikut solat jenazah bersama Yunus, Pak Hasan dan ayah Rahma. Anisa mendekati mertuanya, namun ia harus menerima tatapan kurang mengenakkan dari Bu Evelyn.
"Punya muka juga kamu datang kesini, aku pikir kamu masih punya malu, ternyata ga tau malu," seloroh Bu Evelyn. Ibu Rahma mengernyitkan dahinya saat mendengar Bu Evelyn menghina menantunya.
"Kenapa bicaramu seperti itu pada Anisa? Dia kan juga menantumu," ujar Ibu Rahma.
"Biarin aja, buat apa kasihan sama perempuan seperti ini." Bu Evelyn menatap sinis Anisa.
Anisa memilih mundur dan duduk bersama para warga lainnya. Setelah selesai di sholatkan, jenazah Rahma di masukkan ke mobil ambulance untuk di bawa ke makam. Selesai di makamkan dan doa bersama, semua orang pamit dari rumah Pak Hasan.
"Ma, Pa... Aku pulang dulu ya." Yusuf mencium tangan Pak Hasan dan Bu Evelyn.
"Bagus, cepat bawa pergi istrimu sebelum dia dekat dengan adikmu," sahut Bu Evelyn.
"Ma, jangan ngomong sembarangan." protes Pak Hasan kesal. Yusuf memandang istrinya yang menunduk. Lalu menggenggam tangan Anisa dan pergi dari rumah Pak Hasan.
Di dalam mobil Yusuf memperhatikan Anisa yang melamun. Untuk memecah keheningan, Yusuf memutar radio dengan suara keras. Seketika membuat Anisa memprotesnya.
"Kamu kenapa sih, Mas."
"Jangan diem aja, biasanya cerewet. Kamu ada masalah ya sama Mama?"
"Ga tau aku Mas, mungkin aku pernah ga sengaja berbuat salah di mata Mama."
"Sabar aja ya, semoga Mama akan kembali seperti semula." Anisa tersenyum dan mengangguk pelan.
KEESOKAN HARI
Pagi ini Yusuf segera ke dapur setelah sholat subuh. Lalu memasak untuk Anisa dan anak-anaknya. Dalam hatinya merasa sangat bersalah pada keluarga kecilnya. Anisa menghampirinya yang sedang menata masakannya di atas meja.
"Ini semua kamu sendiri yang masak, Mas?"
"Iya sayang, hari ini aku ingin kalian makan hasil masakanku. Semoga rasanya tidak aneh ya. Hehe."
Anisa mengangguk pelan dan meninggalkan Yusuf menuju kamar Ryan. Kemudian ke kamar Alif dan menyuruh keduanya untuk bersiap ke sekolah. Selesai sarapan Yusuf berangkat mengantar Ryan dan Alif ke sekolah. Lalu Yusuf tidak ke kantor melainkan ke rumah Kania.
DI RUMAH ORANG TUA KANIA
Sampai di rumah Kania, Yusuf di sambut oleh keluarga Kania. Di bawa ke salah satu kamar Kania untuk ganti baju. Lalu duduk seorang diri di sofa menunggu Kyai datang. Beberapa menit kemudian Kyai datang dan menikahkan Yusuf dan Kania.
Pernikahan siri Yusuf dan Kania selesai di gelar. Ibu Kania lega akhirnya putrinya kembali dengan pria yang sangat dicintainya. Setelah mengucapkan ijab Qabul dan para tamu undangan keluarga Kania pulang, Yusuf pergi ke kamarnya.
"Mas, kog kamu ganti baju. Ga makan dulu?" tanya Kania.
"Ada rapat penting dan aku akan pulang setelah itu."
"Baiklah, aku akan simpan beberapa makanan buat kamu makan malam nanti."
"Ga perlu, aku pulang ke rumahku sendiri. Kania, pernikahan kita ini hanya untuk melaksanakan wasiat terakhir bapakmu. Bukan karena aku masih menginginkanmu. Maafkan aku, sekarang hanya ada Anisa dan anak-anakku di hatiku."
Setelah mengucapkan itu, Yusuf pergi meninggalkan Kania yang berdiri mematung. Kania sakit hati mendengar apa yang diucapkan suaminya. Ia merasa sama sekali tidak ada artinya lagi, berbeda saat ia masih menjadi istri sahnya dulu.
"Kenapa kamu harus bicara seperti itu Mas, sakit banget aku dengernya," gumam Kania dengan isak tangis yang tertahan.
TOK TOK TOK
"Kania, Ibu boleh masuk?" ucapnya dari luar pintu kamar Kania.
Kania mengusap air mata dan menimpa pipinya dengan bedak. Ibu Kania mengetuk pintu sekali lagi karena belum dibukakan pintu. Setelah memoles wajahnya dengan make up lagi, Kania membuka pintu.
"Yusuf pergi kemana, Nak?"
"Mas Yusuf ke kantornya, Bu."
"Seharusnya dia tidak ke kantor hari ini, banyak saudara yang datang untuk memberi ucapan selamat ke kalian telah rujuk kembali."
"Aku sudah larang dia Bu, tapi kata Mas Yusuf ada rapat penting. Aku ga bisa menahan dia untuk tetap disini."
"Ya sudah kalau begitu, Ibu pergi dulu ya."
Selepas ibunya pergi, Kania segera mengunci pintu kamar. Lalu dia menelfon Dewa untuk memberi kabar kalau dia sudah berhasil menikahi Yusuf. Kabar itu di sambut baik oleh Dewa, kemudian Dewa mentransfer sejumlah uang untuk diberikan kepada Kania.
DI HOTEL SURABAYA
Dua orang pria yang di hari sebelumnya membuntuti mobil Rahma hingga masuk jurang berjalan di lorong hotel dan berdiri di salah satu kamar dan mengetuknya. Setelah di buka, keduanya di persilahkan duduk di sofa untuk menunggu seseorang membawakan bayarannya.
Beberapa menit kemudian seorang pria memakai jas hitam datang dan memberikan sekoper uang berwarna merah. Kedua pria tersebut kegirangan dan segera mengambil tas itu. Setelah itu kedua pria itu keluar dari dalam kamar dan pergi dari hotel.
Setelah itu pria yang memberi uang tadi menemui seorang wanita yang sedang melihat pemandangan di luar jendela.