NovelToon NovelToon
Rasa, Rana Dan Lara

Rasa, Rana Dan Lara

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Restviani

Ijab qabul yang diucapkan calon suaminya, seketika terhenti saat dirinya pingsan. Pernikahan yang diimpikan, musnah saat dirinya dinyatakan hamil. Terusir, sedih, sepi, merana dan sendirian. Itulah yang dirasakan oleh Safira saat ini.

Dalam keputusasaan yang hampir merenggut nyawanya, Safira dipertemukan dengan sosok malaikat dalam wujud seorang pria paruh baya. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, justru membuat kehidupan Safira berubah drastis. Setelah menghilang hampir 6 tahun, Safira beserta sepasang anak kembarnya kembali untuk membalas orang-orang yang telah membuatnya menderita.

Satu per satu, misteri di balik kehamilan dan penderitaan Safira mulai terkuak. Lalu, siapakah ayah dari si kembar jenius buah hati Safira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luluh

Tubuh Safira seakan tak bertulang membayangkan seseorang bertindak tidak senonoh di malam itu. Tapi siapa dia, dan kenapa dia tega melakukan perbuatan bejat itu? Selama ini, Safira merasa jika dia tidak memiliki musuh. Lantas, kenapa ada orang yang begitu tega menghancurkan kehidupannya. Bahkan hancur, sehancur-hancurnya. Karena perbuatan bajingan itu, bayangan pernikahan yang sudah di depan mata pun, harus musnah dalam sekejap.

Safira kembali menatap Adelia. Dia benar-benar penasaran dengan pria yang telah menyimpan benih di rahimnya. Benih yang kini tumbuh menjadi dua orang anak jenius. Tentunya, bibitnya pun tidak main-main. Rasa ingin tahu pun semakin membuncah di dadanya.

“Bagaimana kamu yakin jika lelaki yang memperkosaku bukanlah Vino?” desak Safira.

"Beberapa hari kemudian, tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan nona Faiza dengan Vino. Nona Faiza terlihat senang dan memberi ucapan selamat kepada Vino atas kemenangannya. Namun, ternyata Vino menyangkalnya. Dia bilang jika sama sekali tidak pernah menyentuh kamu," papar Adelia.

"Faiza?" ulang Safira seraya mengernyitkan dahinya.

Adelia kembali mengangguk.

"Jangan bilang jika Faiza ikut terlibat dengan semua ini!" ucap Safira yang tidak terima jika sahabatnya dilibatkan oleh Adelia.

"Ma-maaf, Fira, tapi itulah kenyatannya. Faiza sendiri yang menyuruh aku memberikan minuman yang telah dicampur obat perangsang untukmu." Lirih Adelia.

Jeddar!

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, tubuh Safira seakan terkulai lemas mendengar kenyataan yang ada.

🌷🌷🌷

Hati Safira benar-benar sakit mendengar kenyataan yang ada. Dia tidak pernah menyangka jika sahabatnya yang sangat ia sayangi, mampu bersikap seperti itu.

Ada apa denganmu, Fei? Kenapa kamu tega melakukan semua ini padaku? Apa aku pernah menyakiti perasaan kamu? Padahal aku sangat menyayangimu, tapi kenapa kamu malah menyusun rencana keji untukku? batin Safira. Air mata pun mulai menggenang di kedua sudut mata Safira.

"Pergilah!"

Merasa urusannya telah selesai, Safira pun mengusir Adelia.

Karena kamu Fei, karena perbuatan kamu, aku mengabaikan kedua anakku, buah hatiku. Ya Tuhan…, ibu macam apa aku yang selalu egois menolak kehadiran mereka. Padahal sudah jelas jika itu bukan kesalahan mereka. Tak ada seorang pun anak yang ingin terlahir tanpa ayah. Tak ada seorang pun wanita yang ingin hamil tanpa menikah. Dan kamu, Fei ... kamu harus bertanggung jawab atas semua penderitaan ini! Bukan hanya penderitaan aku yang harus hamil tanpa suami. Tapi juga penderitaan kedua anakku yang harus terlahir tanpa ayah.

Sepanjang jalan, Safira terus melamun tanpa ekspresi. Raganya memang tengah berada satu mobil dengan sekretarisnya, tapi entahlah dengan jiwanya.

“Eh, awas, Bu!” teriak Sarah.

Ciiiiittttt!

Seketika Safira menginjak rem karena tiba-tiba di depannya telah berhenti sebuah kendaraan umum.

Jeduk!

"Aww!" Sarah sedikit berteriak saat kepalanya membentur dashboard mobil.

“Astagfirullahaladzim, kamu enggak apa-apa, Sar?” tanya Safira seraya menyibakkan rambut sekretarisnya. Tampak sebuah benjolan merah terukir sempurna di jidat sekretarisnya yang cantik.

“Ti-tidak apa-apa, Bu,” sahut Sarah seraya mengelus-elus keningnya yang mulai terasa berdenyut.

Safira meniupi kening Sarah yang mulai terlihat membengkak. Wajahnya terlihat begitu cemas. Dia merasa bersalah karena telah membuat sekretarisnya terluka seperti itu.

“Duh, maaf ya, Sar. Aku udah bikin kamu benjol kayak gini,” sesal Safira.

“Tidak apa-apa kok, Bu. Ini cuma benjol dikit, kok. Dikompres pake es batu juga, pasti ilang,” sahut Sarah, mencoba menenangkan atasannya.

Tin-tin!

“Woyy, buruan! Macet, nih!" teriak pengendara mobil yang lain.

Tin-tin!

Tanpa mereka sadari, acara penghentian mendadak mobil mereka, ternyata telah menyebabkan kemacetan. Antrian mobil di belakangnya semakin berisik membunyikan klakson. Safira pun semakin terlihat gugup.

“Biar saya saja yang menyetir, Bu!” ucap Sarah menawarkan diri.

Safira mengangguk. Dia sadar, suasana hatinya sedang kacau saat ini. Karena itu dia tidak akan mampu mengendalikan kuda besinya.

Sarah membuka pintu mobil. Setengah berlari, dia memutari bagian depan mobil untuk membuka pintu mobil samping kemudi. Setengah membungkuk dan mengatupkan kedua tangannya, Sarah kemudian meminta maaf kepada antrian mobil yang berada di belakang mereka. Sedangkan Safira sendiri sudah berpindah kursi tanpa keluar dari mobilnya.

Sarah menyalakan mesin mobil. Dia segera memacu kuda besi milik bosnya untuk menghindari antrean kemacetan yang lebih panjang lagi.

Safira menyandarkan punggungnya seraya memejamkan mata. Otaknya benar-benar telah lelah memikirkan apa yang diucapkan Adelia. Kenapa, kenapa dan hanya kenapa, yang ada dalam benak Safira saat ini. Kenapa yang tidak pernah Safira temukan alasannya.

“Maaf, Bu. Sepertinya Ibu kelihatan tidak sehat. Apa Ibu mau diantarkan pulang ke rumah atau kembali ke kantor?” tanya Sarah, sopan.

Safira memijat kedua pelipisnya yang mulai berdenyut. Ah, kerja otaknya yang telah menguras pikiran, membuat kedua pelipisnya terasa berat.

“Antarkan aku ke rumah saja, Sar! Kepalaku terasa sakit sekali,” jawab Safira tanpa melepaskan pijatan kedua telunjuknya di kedua pelipis.

“Baiklah, Bu,” ujar Sarah.

Namun, di tengah jalan Safira ingat dengan kedua anaknya yang tak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayangnya. Dia pun berniat memberikan mereka makanan yang mereka sukai. Safira membuka resleting tas tangannya. Dia kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi Bik Cucum.

"Assalamualaikum!” Suara Bik Cucum terdengar nyaring di ujung telepon.

"Wa'alaikumsalam. Apa anak-anak sudah pulang sekolah, Bu?” tanya Safira.

“Sudah, Neng, tapi sekarang mereka sedang ikut bapak ke pabrik,“ jawab Bik Cucum.

“Oh baiklah. Begini Bu, Fira cuma mau tahu, apa Ibu tahu makanan kesukaan mereka?" tanya Safira lagi.

“Maksud, Neng?” tanya Bik Cucum terdengar heran.

“Ya maksud saya ... coklat, cake atau apa lah, jenis makanan yang meraka favoritkan,” balas Safira mencoba menjelaskan.

“Oh, setahu Bibik, mereka kurang suka makanan yang asin, Neng. Mereka sangat suka makanan manis, seperti cake sama brownis. Kalo abang suka original brownis, tapi kalo adek, suka red velvet brownis,” tutur Bik Cucum.

Safira tersenyum. "Baiklah, Bu. Terima kasih. Safira tutup ya teleponnya, assalamu'alaikum!" pungkas Safira.

“Wa'alaikumsalam."

Safira mengakhiri pembicaraannya. Dia lantas memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

“Kita ke toko kue Manda dulu, Sar!” perintah Safira.

Sarah mengangguk, dan mulai mencari toko kue Manda terdekat.

Tiba di toko kue, Safira segera turun dan memasuki toko itu. Dia mulai memilih brownis kesukaan kedua anaknya. Tak lupa dia juga membeli beberapa box brownis untuk para karyawannya, juga untuk Bik Cucum dan ayah angkatnya.

Setelah melakukan pembayaran, Safira kembali menghampiri mobilnya yang terparkir di depan toko.

"Tolong bagikan ini kepada para karyawan ya, Sar! Dan ini buat kamu dan keluarga kamu,” ujar Safira seraya meletakkan beberapa box original brownis di kursi belakang.

“Iya, Bu. Terima kasih,” jawab Sarah. "Kita kemana lagi, Bu,” tanyanya.

“Kita ke toko mainan dulu ya, Sar. Saya ingin membelikan mainan untuk kedua anak saya," jawab Safira.

Sarah yang memang tahu hubungan antara Safira dengan kedua anak kecil yang dipublikasikan sebagai adiknya, tersenyum melihat perubahan Safira.

Syukurlah. Sepertinya hati ibu Safira mulai luluh kepada kedua anaknya, batin Sarah seraya melajukan mobilnya ke sebuah toko mainan langganannya.

Sarah adalah seorang single parent yang memiliki seorang putri. Perkawinannya gagal karena kehadiran wanita idaman lain suaminya.

1
Ayu
si antara kan jht tuh thor. di buat meninggal aja gimana. biar lara sm reno hidup bhgia
Ayu
kasihan lara harus mengalami nasib sama bunda nya. coba jangan di buat hamil lara nya thor. biar kluarga nya bhgia trs
Khusnul Fatonah
Buruk
Khusnul Fatonah
Kecewa
Ayu
sepertinya anak safina di suruh kakeknya bls dendam sama safira lewat lara ni
Ayu
crita nya kok jadi berbelit belit ya. tokoh utama jadi tersingkir sm crita hidup safina yg gak tau dr awal nya bisa punya anak trs bisa nikah sm adam jg.. huuu jadi bingung jg
Ayu
crita nya kok jadi membingungkan ya.. ada tokoh baru lagi. pemeran utama jadi bisa tersingkir lg. ada mahardika. ada casandra. siapa lg mereka
Ayu
kurang suka sama safira. sdh di tolong opa hadi. di angkat jadi anak sampai bertahun tahun malah bela ibu penggantinya yg blm lama di temukan. kurang puas jg sm mutia. melunjak tidak punnya perasaan buat orang yg sdh menolong nya. jadi sebel bgt ya
Ayu
opa hadi yg tk lain adrian gk bisa jujur sm mutia klau sebenar nya dia adrian. payah opa hadi ini(adrian)
Ayu
gimana sih.. kok bu mutia bisa ngomong klau safira bkn keturunan nya. pdhl ibu mutia yg mengandung selama 9 bln jg menyusui selama 6 bln.
Isabell Serinah
lanjut lagi plseeee cerita pasal rana lagi
Ayu
yg meninggal hadi adik adrian. mgkn demi keselmtn adrian yg suami dr clara ayah kenzo. jadi yg meninggl di ganti nm adrian. skrg nm hadi di pkai kk nya yaitu adrian. mgkn gitu crita nya ya
Ayu
mungkin kenzo ayah biologisnya twin.mgkn safina yg menjebak nya karena diam2 safina cinta sm adam. btl gk ya
Ayu
masih bingung jg ya crita nya. safira sm safina kdg tertukar nm nya. dari awal nm safina yg yatim piatu. tapi tk tau nya safira yg yatim piatu. salah tulis kali ya
Ira Astri
jangan2 mahadika itu anaknya safina sma sopirnya dlu
Ira Astri
greget yes baca novelnya
kecubung ijo 192
ujang sopir yg baik...
Ira Astri
adam aneh... gak pnah peduli dan sentuh istrinya, tp begitu istrinya selingkuh, malah di katain gak punya harga diri....
aneeeeeeehhhhh.....
Zulmadewi Wiwiek
Luar biasa
Zulmadewi Wiwiek
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!