"Aku ingin besok pagi kau pergi dari rumah ku!"
"Bawa semua barang-barang mu aku tidak ingin melihat satu barang mu ada di rumahku!"
"Ingat Olivia...tak satu jejak mu yang ingin aku lihat di rumah ku ini. Pergilah yang jauh!"
Kata-kata kasar itu seketika menghentakkan Olivia Quinta Ramírez. Tubuhnya gemetaran mendengar perkataan suaminya sendiri yang menikahi nya lima bulan yang lalu.
"T-api...
Brakkk..
"Kau baca itu! Kita menikah hanya sementara saja, syarat untuk mendapatkan warisan orang tua ku!"
Bagai disambar petir, tubuh Olivia gemetaran menatap tak percaya laki-laki yang dicintainya itu. Seketika Pandangannya menggelap.
Bagaimana dengan Olivia? Mampukah ia mempertahankan pernikahannya?
Yuk ikuti kelanjutan Kisah Olivia "Istri Yang Terbuang".
Semoga suka. JANGAN LUPA TINGGALKAN SELALU JEJAK KALIAN DI SETIAP BAB YA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIAP MENGHADAPI MUSUH
Houston, Texas
Oliver sedang membaca berkas penting di ruang kerjanya. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam namun laki-laki itu tak bergeming dari tempatnya. Apalagi pulang.
Bagi Oliver, pukul sebelas malam itu masih siang hari. Biasanya ia akan pulang dari kantor ke mansion nya dini hari. Bahkan tidak jarang laki-laki tersebut melewatkan tidur malamnya.
Ceklek..
"Tuan Oliver maaf mengganggu anda".
"Ada apa Javier. Kenapa kau belum pulang?"
"Saya harus mempelajari dan menyelesaikan berkas-berkas tender untuk proyek kita dikota New York besok, tuan", jawab Javier.
"Siapa kompetitor terberat di tender kali ini?", tanya Oliver tanpa mengalihkan perhatiannya pada asisten nya Javier.
"Sebenarnya ada sekitar dua puluh perusahaan yang mendaftar. Namun sebagian tidak lulus verifikasi tender proyek pembangunan bandara di kota New York. Enam perusahaan ternama lulus verifikasi, termasuk perusahaan milik tuan. Namun empat perusahaan dipastikan tidak akan lolos seleksi berikutnya. Karena harga yang mereka tawarkan jauh rendah di bawah harga penawaran perusahaan anda dan perusahaan satunya lagi. Yang harus kita waspadai Fortis groups", ujar Javier sambil meletakkan berkas di atas meja Oliver.
"Fortis?"
Oliver mengambil berkas yang diberikan Javier. Dan membaca sekilas. Ternyata tentang perusahaan yang akan menjadi kompetitor perusahaannya di pekerjaan proyek yang berlokasi di kota New York.
"Fortis groups perusahaan yang berdiri delapan tahun lalu, beralamat di kota New York. Tiga tahun belakangan perusahaan tersebut maju pesat. Setelah di memiliki pimpinan baru. Perusahaan itu sudah beberapa kali berhasil mengerjakan proyek berskala besar di kota New York dan sekitarnya. Ya walaupun tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan Lucifer groups perusahaan milik anda yang masih jauh di atas mereka", ujar Javier menjelaskan sekilas tentang kompetitor mereka.
Oliver menyandarkan punggungnya menatap Javier. "Milik siapa perusahaan itu?"
"Tidak di ketahui dengan pasti siapa pemiliknya tuan. Data siapa pemiliknya sulit sekali di cari. Tapi desas-desus yang merebak di luaran, pemiliknya adalah seorang wanita keras kepala yang kerapkali menyulitkan orang lain. Sementara yang menghandle semua pekerjaan Fortis, orang kepercayaannya yang bernama Sabrina Rolland".
"Sabrina Rolland?"
"Iya tuan, Sabrina Rolland. Orang kepercayaan tuan Lucifer. Ayah tuan", jawab Javier.
Oliver mengusap dagunya dengan tangan kiri. Sementara jemari tangan kanannya mengetuk meja kaca.
"Sabrina Rolland..."
Kedua mata Oliver menyipit, sambil berpikir sejenak.
Ingatan Oliver kembali ke beberapa tahun silam. Dimana ia sangat membenci Sabrina Rollan. Karena wanita itulah pernikahan orang tuanya di ambang perceraian. Tetapi setelah di lakukan mediasi, ternyata Sabrina dan Lucifer ayah Oliver tidak memiliki hubungan apapun. Hanya sebagai atasan dan bawahan saja. Setelah itu Sabrina resign dari pekerjaannya. Oliver tidak pernah bertemu lagi dengan wanita paruh baya yang syarat akan pengalaman dalam dunia bisnis tersebut.
"Aku ingin memenangkan proyek ini Javier. Persiapkan semuanya", tegas Oliver.
"Baik tuan. Jika tawaran kita sama dengan pihak Fortis groups, maka panitia akan melakukan lelang proyek pembangunan bandara yang akan di kerjakan. Tawaran siapa yang tertinggi dialah sebagai pemenangnya", ujar Javier.
"Ikuti semua prosedur nya. Yang pasti aku menginginkan proyek ini jatuh ke tangan ku! Jangan ada kesalahan sekecil apapun", tegas Oliver.
"Baik tuan".
Berapa menit berlalu, Oliver masih melanjutkan pekerjaannya. Meskipun hari semakin malam. Sesekali ia merenggangkan tangannya.
Sesaat perhatiannya teralih pada bingkai foto yang ada di atas mejanya. Oliver menatap lekat wajah cantik yang ada di pigura tersebut. Hal yang selalu dilakukannya, Oliver mengusapnya perlahan.
"Kau di mana Olivia. Sulit sekali menemukan mu. Sudah lima tahun berlalu, aku belum juga mendapatkan informasi tentang mu".
"Aku harap kau dalam keadaan baik-baik saja, Olivia. Aku sangat merindukanmu, Oliv", lirih Oliver dengan perasaan mendalam.
Oliver membuang nafasnya dengan berat. Kedua matanya terpejam.
"Perasaan ku mengatakan, kau masih hidup, Olivia".
*
New York city
keesokan harinya..
Olivia sedang berada di jalan menuju sekolah anaknya Asley, saat handphone miliknya berbunyi. Wanita itu segera menepikan mobilnya dan menerima panggilan telepon. Saat tertera nama Sabina Rolland di layar handphone miliknya.
*nona harus melihat email nona sekarang. Saat ini saya sedang mengikuti tender bandara bersama nona Sabrina, sepertinya kita mendapatkan kendala*
Olivia segera melihat email yang di kirim asistennya, Lyzbet. Betapa kagetnya ia membaca informasi yang diberikan Lyzbet.
"Brengsek!"
"Brugh..Beugh".
"Ternyata saingan ku mendapatkan proyek itu, laki-laki itu", ucap Olivia kesal sambil memukul setir mobilnya.
"Mereka bermain curang. Pasti laki-laki itu menyuap panitia, bagaimana bisa panitia sama sekali tidak menyebutkan perusahaan Lucifer dalam data perusahaan yang berkompetisi sejak awal, malah di nyatakan sebagai pemenang tender. Tidak akan aku biarkan kalian mengalahkan ku brengsek!"
"Sudah saatnya aku keluar dari persembunyian ini. Aku harus menunjukkan diri, bahwa akulah pemilik Fortis groups".
Olivia menyeringai. "Aku sudah tidak sabar berhadapan dengan mu Oliver Asley Lucifer. Bajingan yang sangat ingin aku temui saat ini. Kau akan berhadapan dengan Monica Franklin!"
...***...
To be continue