Putri seorang Duke pada zaman abad pertengahan terkejut saat terbangun dari pingsannya di saat pesta debutantenya di kalangan sosialisasi bangsawan kelas atas. Ia kembali mengulang waktu setelah mati dibunuh suami dan selir sang suami saat akan melahirkan bayinya. Sang putri bertekad akan membalas perbuatan mereka dikehidupan lampau dengan pembalasan yang sangat kejam bagi akal sehat manusia pada zaman itu.
Berhasilkah ia membalas kejahatan mereka dikehidupan yang kedua ini?
Akankah ia berhasil menyelamatkan keluarganya dari tragedi pembantaian yang didalangi suaminya di kehidupan lampau?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadihJambi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan menuju perbatasan
Ruby bersama kelompoknya sudah bersiap dan menunggu rombongan Dame Charles di pintu keluar Desa Olle sejak matahari baru mulai menampakkan dirinya.
Ia sengaja meminta bawahannya untuk keluar dari rumah keluarga Black disaat hari masih agak gelap agar tidak seorangpun penduduk desa tersebut tahu jika kedua kakak beradik Black ikut pergi bersama mereka.
Ruby bahkan memakai penutup muka berupa cadar yang menutupi bagian bawah mata hingga menutupi hidung, mulut dan lehernya. Ia sengaja menutup sebagian wajahnya sebagai pelindung identitas nya karena bukan tidak mungkin selama memasuki hutan terlarang mereka tidak berpapasan dengan kelompok orang-orang tertentu yang juga melewati hutan tersebut.
Kedua Dame kembar dan Sera juga ikut memakai cadar diwajah mereka atas perintah Ruby dengan alasan yang sama. Ketiganya tidak keberatan sama sekali dengan perintah itu termasuk Sera yang paling senang menutupi sebagian wajahnya agar tidak dikenali orang-orang yang ia kenal.
"Nona! Itu rombongan Komandan Charles, mereka sepertinya sudah bergerak dan kalian semua jangan lupa bersiap-siap agar tidak ada yang ketinggalan!" seru Leona begitu melihat rombongan Dame Charles dari kejauhan.
Sean berjalan kaki bersama dua bawahan Keana membawa barang-barang semuanya sebagian. Sera menaiki kuda bersama Leona dengan masing-masing kuda membawa beban dikedua sisinya termasuk kuda Keana dan Ruby.
"Salam Nona muda! Apa Nona punya tambahan anggota baru?" sapa Dame Charles sembari melirik Sean dengan tajam.
"Salam kembali Dame Charles! Ah, tidak! Mereka sudah ada didesa ini terlebih dahulu atas perintahku untuk mencari tempat tinggal dan membawakan semua barang-barang ku dari Dukedom Caleste," balas Ruby santai menjawab rasa penasaran pria itu.
"Oh, begitu rupanya! Karena semua sudah siap, ayo kira berangkat sekarang juga!" sahut Dame Charles mengangguk kecil tanda mengerti.
Ruby mengangguk pelan dan memberikan kode pada anggotanya untuk memulai perjalanan. Sean dan dua anggota Ruby bergabung bersama para prajurit militer Caleste berjalan kaki. Karena Sean dan dua orang itu orang-orangnya Ruby, para prajurit menerima ketiganya dengan ramah dan saling berbincang selama perjalanan.
Sean sungguh tidak menyangka jika rombongan prajurit ini tidak menolak kehadirannya bersama dua anggota Ruby yang lain dalam rombongan mereka meskipun mereka tidak saling kenal. Karena sikap welcome mereka, perjalanan mereka semua menjadi lancar dengan saling berkenalan dan berbincang hangat.
Karena mereka berjalan didalam hutan yang terlindungi dari panas matahari, perjalanan mereka sedikit lebih cepat daripada berjalan dari wilayah Dukedom Caleste hingga ke Desa Olle yang panas matahari nya begitu menyengat dikulit mereka.
🌿🌿🌿
Mansion utama Caleste heboh dengan menghilangnya sang Nona muda di kediaman tersebut. Hal itu diketahui oleh Duke Marvin dan Duchess Everly saat akan memulai sarapan. Darya saat ini sedang berlutut dihadapan kedua majikannya karena tidak bisa lagi memberikan alasan kenapa Ruby tidak ikut sarapan bersama mereka.
Ketika makan malam sebelumnya, Darya masih bisa berbohong dengan mengatakan jika Ruby sudah tidur lebih awal karena kecapean mengerjakan tugas yang Duchess Everly berikan.
"Maafkan hamba Yang Mulia! Hamba tidak bisa mencegah keinginan kuat Nona muda untuk pergi ke perbatasan. Beliau menitipkan surat pada saya untuk Yang Mulia berdua," tutur Darya mengakui kesalahan nya sambil menyerahkan sebuah amplop dengan segel pribadi Ruby sebagai perekat nya.
"Astaga, astaga! Suamiku, rasanya sekarang jantungku berpindah tempat karena ulah putri kesayangan mu itu! Bisa-bisanya ia kabur dan nekat mengikuti Charles ke perbatasan," keluh Duchess Everly sambil memijit pelipisnya.
Butler Yu yang juga berada disana hanya bisa geleng-geleng mendengar keluhan sang Duchess yang sudah dikutinya sejak wanita itu berusia sepuluh tahun. Setelah menikahi Duke Marvin, ia juga dibawa ke tempat yang baru bersamanya dan menjadi Butler utama di Mansion Caleste hingga saat ini.
"Ekhem, Maafkan saya Yang Mulia Duchess! Sepertinya ini karma untuk Duchess, karena dimasa lalu seperti ini juga yang di alami Nyonya Marchioness Evelin ketika Yang Mulia Duchess kabur ke pasar saat pelajaran etika bangsawan!" celetuk Butler Yu dengan wajah santai yang mana. langsung mendapatkan tatapan tajam sang Duchess.
"Hahahaha....," Duke Marvin tidak kuasa menahan tawanya mendengar celetukan Butler Yu yang memang benar adanya.
"Yuvan Angelo!! Tutup mulut embermu karena jika bicara lagi kau akan aku kembalikan ke kediaman ayahku saat ini juga!" teriak Duchess dengan suara keras dan mata melotot.
Butler Yu membuang muka dengan muka tidak bersalah atau tersinggung dengan kemarahan sang Duchess yang sangat ia kenal luar dalam. Duke Marvin terkekeh dan sedikit terhibur dengan kemarahan sang istri yang masih tidak mau mengakui kenakalannya saat masih muda dulu.
"Ya, Dewa Zeus yang agung! Ternyata ini yang dirasakan ibuku dulu setiap aku kabur dan selalu membuat ibunda sakit kepala!" keluh Duchess Everly lagi sambil meminta pelayan mengipasi tubuhnya yang kepanasan.
"Jangan terlalu marah, istriku! Nanti muncul garis-garis diwajahmu jika emosi terus! Putri kita pasti baik-baik saja disana! Ada Charles dan kedua Dame kembar yang akan menjaganya dan ada kedua Putra kita yang menjaganya saat diperbatasan nanti," hibur Duke Marvin sambil menyandarkan tubuh sang istri ke bahunya.
"Hais, putri mu itu sungguh luar biasa! Bisa-bisanya ia kabur disaat dirinya masih belum terlalu pulih akibat insiden waktu itu! Tahu kita berdua melarangnya dengan keras, ia pergi sembunyi-sembunyi dari Dukedom ini tanpa seorangpun yang tahu kecuali Darya!" sungut Duchess Everly masih berkeluh kesah pada sang suami.
Ia mengambil surat yang diberikan Darya dan membukanya.
"Ayah, Ibu... Maafkan anak perempuan mu yang terpaksa melanggar larangan kalian berdua karena aku harus tetap pergi perbatasan untuk menyelamatkan kedua Putra kalian dari kejamnya dunia.
Jangan salahkan Darya atau menghukumnya karena ini semua aku yang memaksa ia untuk patuh pada perintahku.
Pergunakan waktu kalian berdua dengan baik selama aku pergi untuk memberikan aku adik perempuan yang cantik. Eh, aku tidak mau adik perempuan karena jika perempuan pasti kasih sayang ayah berpindah padanya. Jadi, berikan aku adik laki-laki saja karena hanya aku yang akan menjadi kesayangan ayah.
Aku mencintai ayah dan ibu...
"Rubyyyyyyyyy!!!!!!" teriak Duchess Everly dengan panjang begitu membaca surat aneh sang putri.
"Hahahaha....," gelak tawa Duke Marvin bergema berbanding terbalik dengan teriakan kekesalan sang istri.
Bersambung...
