Jalan buntunitulah yang Vania rasakan. Vania adalah gadis muda berusia 17 tahun, tapi takdir begitu kejam pada gadis muda itu. Di usianya yang belia dia harus menikahi kakak iparnya yang terpaut usia 12 tahun di atasnya karena suatu alasan.
Saat memutuskan menikah dengan kakak iparnya, yang ada di fikiran Vania hanya satu yaitu membantu Papanya. Meski tidak menginginkan pernikahan itu, Vania tetap berharap Bagas benar-benar jodohnya. Setelah menikah dengan Kakak Iparnya ternyata jauh dari harapan Vania.
Jalan berduri mulai di tempuh gadis remaja itu. Di usia yang seharusnya bersenang-senang di bangku sekolah, malah harus berhenti sekolah. Hingga rahasia besar terkuak. Apakah Vania dan Bagas berjodoh? Yok simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Silvia Anak Tante Rini
Sejak hubungannya dengan Robert renggang Cassandra tidak pernah ingin tidur sendiri. Cassandra yang selama 2 bulan hidup bersama Ibra dan Vania di Turki selalu meminta tidur di kamar Vania. Entah kenapa Wanita yqng sedang hamil 3 bulan itu selalu merasa tenang saat di kamar adik sepersusuan dengan Ibra itu.
"Ini susu untuk Bundanya si kembar, biar si kembar bisa tumbuh sehat dan kuat." Cassandra datang menghampiri Vania yang sedang setengah duduk di atas kasur dengan balutan yang di bilang Vania adalah Mukenah. Di yqngan Vania ada buku yang selalu Vania bilang kitap suci agamnya Al-Qur'an.
"Terima kasih Kakak, seharusnya kakak tidak perlu repot-repot kak. Nantikan aku bisa buat sendiri," kata Vania seraya mengambil segelas susu dari nampan yang di bawa oleh Cassandra.
"Iya tapi kamu selalu lupa dan berakhir dengan omelan Ibra yang panjang kali lebar kali tinggi sama dengan luas." kata Cassandra sambil meletakkan nampan di atas nakas samping kasur Vania.
"Terima kasih Kak Sandra," ya Vania hanya memanggil nama ujung dari wanita cantik yang sedang hamil 3 bulan itu.
Sedangkan Cassandra hanya mengangguk dan mulai merebahkan tubuhnya di bagian sebelah ranjang Vania. Sudah 2 bulan ini keduanya tidur bersama, karena Cassandra candu akan satu hal untuk sebelum tidurnya.
"Dek, masih bacakan?" tanya Cassandra memastikan Vania yang baru selesai menghabiskan susunya.
"Iya kak, sebentar aku berwudhu kembali."
Setelah Vania mengambil berwudhu, barulah Vania melanjutkan membaca Al-Qur'an dengan suaranya yang agak di keraskan. Ini lah yang membuat Cassandra candu untuk tidur di kamar Vania. Wanita yang berusia 29 tahun itu selalu mengalami kesulitan tidur setelah Robert mengacuhkannya, entah mengapa sejak pertama kali mendengar bacaan Al-Qur'an yang di baca oleh Vania membuat hati seorang Cassandra merasa tenang. Meski dia sama sekali tidak mengetahuinya. Hal ini sudah berlaku untuk 6 minggu yang berarti kurang lebih 1 bulan 2 minggu.
Setelah Cassandra tertidur Vania meletakkan mushaf nya di dalam laci di bawah nakas. Lalu Vania melihat wajah Bagas yang ada dalam sebuah foto yang baru-baru ini dia dapatkan. Lama Vania memandanginya hingga air bening dari kedua mata indahnya mulai mengalir.
"Mas, aku benci sama kamu. Sangat membenci mu, karena dirimu aku harus menunda pendidikan ku. Karena dirimu, aku harus menikah muda. Tapi di banyaknya sikap kejam dan jahatmu, kenapa aku masih merindukan mu? Aku tidak ingin kembali bersama dengan mu tapi aku ingin sekali melihat dirimu walau dari kejauhan. Tapi aku tidak mungkin mengatakan ini pada kak Ibra dan aku terlalu takut untuk melakukannya sendirian. Apa aku benar-benar merindukanmu? atau anak kita yang rindu padamu?" Batin Vania, perlahan wanita yang sebenarnya lebih pantas di bilang remaja itu menghapus air matanya perlahan.
"Sayang maafkan Bunda ya, karena harus memisahkan kamu dan kakakmu dari Ayah." Vania mengatakannya dengan suara pelan dan mengelus perutnya perlahan.
"Bunda harap setelah nanti kalian lahir, kalian tidak terlalu kecewa pada keputusan Bunda," Vania masih mengajak si kembar bermonolong.
"Bunda, sangat menunggu kehadiran kalian. Setelah itu kita akan memulai hidup baru bersama-sama. kamu dan saudara kembarmu dan juga Bunda."
Setelah puas bermonolog Vania merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia merasa cukup lelah hari ini. Meski sedang hamil muda tapi gadis remaja yang sudah hamil tiga bulan ini tergolong aktif dalam beraktivitas. Terlebih rooftop di atas sudah penuh dengan tanaman-tanaman milik Vania. Karena tanaman-tanaman itu juga Vania makin tidak ingin meninggalkan Turki.
Clek
Suara pintu terbuka, Ibra melihat sang adik sudah terlelap dan di sampingnya ada Cassandra yang ikut terlelap. Ibra mematikan lampu kamar Vania dan menyalakan lampu tidurnya, lalu Ibra beranjak dari sana.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Tiga orang dewasa swdang makan dengan tenang di meja makan. Tidak ada pembicaraan di antara ketiganya, karena berdua di antaranya sedang terlibat perang dingin.
"Bagas, kamu tahu Silvia anak Tante Rini?" tanya Mama Yuli pada Bagas.
"Dia baru aja pulang dari UK loh, setelah menyelesaikan S2nya. Mama udah lihat penampilan nya saat di amenjemput Tante Rini dari arisan kemaren. Dia cantik sekali dan juga terlihat sangat se-xy. Mama yakin kalau kamu ketemu sama dia, kamu akan jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya." kata Mama Yuli.
Bagas masih betah dengan diamnya, dia terus melanjutkan makannya tanpa merasa terganggu oleh ocehan Mama Yuli.
"Kemaren Mama bilang mau mengenalkan anak Mama sama dia. Dan ternyata tahu siapa kamu Bagas, dia malah sudah mengagumi kamu sejak lama. Nanti, kamu jemput Mama ya saat ketemu dengan Silvia di kave x sekalian kamu ikut makan siang. Siapa tahu bisa jadi calon istri batu kamu."
Bagas mengehela nafas panjang. Lalu meletakkan sendoknya dengan kasar.
"Ma, Bagas masih punya istri! Vania mau di kemanakan?" tanya Bagas sarkas pada Mama Yuli.
"Pela-cur kayak gitu aja kamu bilang istri. Palingan dia lagi menjajakan diri di luar sqna demi hidup bergelimangan harta. Dia..." perkataan Mama Yuli terhenti karena teriakan Bagas.
"Mama!" teriak Bagas kesal.
"Mama sudah membaca kertas yang aku dapatkan, Robert Lev, keluarga Vough, Mama sendiri tahu mereka bukan orang biasa. Dan jangan lupakan selama ini Mama dan aku menyiksa Vania secara fisik dan verbal hanya karena balas dendam. Kita semua tahu, Vania gadis baik-baik. 2 bulan itu waktu yang cukup lama untuk bersama, selama itu juga Vania tidak pernah berhubungan dengan pria manapun selain aku Ma." kata Bagas dengan nada kesal.
"Tapi Silvia..."
"Stop mengatakan tentang anak tante Rini. Bagiku dia hanya wanita yang tidak bertanggung jawab dan juga aku sudah lama mengenal wanita itu. Aku terlalu malas membahas wanita kejam sepertinya." Bagas langsung berangkat bekerja tanpa mengucap salam.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Di sebuah ruangan yang terlihat sangat megah terdaoat dua orang laki-laki tampan sedang berbincang serius.
"Bagaimana perkembangannya?" tanya Ibra pada Robert.
"Sesuai dengan permintaanmu kita bermain secara halus. Saat David Mahawira sudah terpedaya oleh sekretaris pilihan ku. Sedangkan untuk Shopia hanya menunggu waktu saja akan aku show kan." kata Robert dengan wajah menyeringai.
"Dan menganai keluarga Hartawan?"
"Aku sudah punya rencana untuk itu. Tapi aku akan memulainya dari Darren dan Jihan terlebih dahulu. Dia harus membayar penderitaan yang di alami Vania selama 2 bulan ini. Selain itu dia juga memiliki hutang untuk setiap tangisan Vania yang merasa pilih kasih yang di lakukan oleh orang tua palsunya itu."
Robert menganggukkan kepalanya tanda dia setuju. Robert sendiri tahu seberapa besar duka keluarga Ibra saat Khadijah saudara kembar Vania meninggal dunia.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jauhkan Hamba dr siksa neraka spt ini ya Tuhan