Menolak untuk menerima lamaran setiap laki-laki yang datang kerumah,sering dapat cibiran atau makian dari tetangga.Katanya suka memilih dan memilah pasangan.Tentu saja itu kerap di dengar oleh Azizah,mereka hanya berkomentar dengan apa yang mereka liat.Tapi,Mereka tidak pernah tau,apa yang di rasakan Azizah.
Setelah mencoba dan menyakinkan hati untuk merima pria terakhir yang datang untuk melamar,memiliki gelar seorang ustaz dan juga lulusan terbaik di kairo-mesir.Justru,itu awal membuka luka lama Azizah,keluarga pihak laki-laki menolak dan menentang pernikahan itu,setelah mengetahui masa lalu Azizah.
Bagaimana dengan pernikahan Azizah,batal kah?atau tetap berjalan sesuai rencana sebelumnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah
Satria segera memarkirkan mobil nya di garasi mobil.Azizah juga sudah mulai mengucek mata nya perlahan.Lalu melirik ke arah Satria yang sedang menurunkan koper mereka berdua.
Ceklek !
Azizah turun dari mobil,lalu menghampiri Satria yang berdiri di samping mobil sisi kanan.
"Ayo masuk,kalau ada pertanyaan yang sulit untuk di jawab,diabaikan saja,tidak perlu di jawab,apalagi itu pertanyaan dari mama ku"
"Iya mas"Jawab Azizah seraya mengangguk,lalu mengikuti langkah kaki Satria dari belakang.
Ting..Tong..Ting..Tong..
Satria menekan bel rumah nya,Azizah berdiri di belakang sang suami,ikut menunggu pintu tersebut terbuka.
Ceklek !
"Den Satria..."Ucap Bi Atun yang sedikit terkejut.
"Siapa Bi yang datang pagi-pagi"Teriak Astuti di ruang makan.
"Ini -Nya,Den Satria sudah kembali"Sahut Bi Atun yang juga ikut berteriak.
"Bi,suruh dia masuk,biar bisa sarapan bersama"
"Baik -Nya"Atun kembali melihat ke arah Satria,lalu ia terkejut dengan sosok Azizah yang kini berdiri di belakang Satria.
"Den...ini?"Satria ikut melirik ke arah Azizah yang berdiri di samping nya.
"Bi,ini Azizah dia Istri ku!"Ungkap Satria,tentu saja jawaban itu membuat Bi Atun membulatkan mata nya melihat ke arah Azizah yang tersenyum,tersirat melalui netra nya.
"Is-istri?"Ulang Bi Atun,di balas anggukan oleh Satria.
"Bi,tolong antar 'kan dua koper ini ke kamar ku"Atun masih bengong sembari menatap Azizah dengan heran dan bingung,ia mulai berpikir apa yang terjadi,kenapa Tuan Muda Alamsyah menikah secara diam-diam.
"Bi!"Panggil Satria setengah berteriak.
"I-Iya Den"Atun segera menarik dua koper yang ada di depan nya,dan membawa koper tersebut menuju kamar Satria.
"Ayo masuk"Ajak Satria,Azizah segera masuk dan mengikuti langkah kaki Satria menuju ruang makan.
"Nah,sudah tiba,ayo makan sama"Ajak Astuti saat melihat Satria yang berdiri di ambang pintu.
"Assalamualaikum"Ucap Azizah,yang ikut berdiri di samping Satria,tentu saja membuat Astuti menghentikan gerak tangan nya yang sedang mengambil nasi untuk Satria.
"Waalaikumsalam"Sahut Adi,Papa dari Satria,Astuti masih menatap tajam ke arah Azizah,sembari mengerutkan dahi nya.
Astuti meletakkan kembali sendok nasi,lalu ia terus saja memperhatikan dua orang yang ada diambang pintu.Satria melangkah masuk,menghampiri ke dua orang tua nya yang ada di meja makan.Tentu nya pasti di ikuti oleh Azizah dari belakang.
"Pa..Ma.."Sapa Satria sembari mengecup pipi ke dua orang tua nya.Satria sudah terbiasa bermanja dengan orang tua nya.Azizah mengulurkan tangan nya untuk menyalami tangan Adi,dan disambut hangat oleh Adi.Namun,di saat Azizah ingin menyalami tangan Astuti,wanita itu segera menghindar nya,membuat Azizah dan Satria saling pandang satu sama lain,seketika suasana jadi canggung.
"Bi!ambilkan satu peralatan makan untuk teman Satria!"Titah Adi,Atun segera datang dengan membawa piring dan gelas lain untuk Azizah.
Prang..Ting..
"Astagfirullah"Ucap Azizah sembari menutup kedua telinga nya.
Piring atau pun gelas,serta sendok dan garpu melayang di atas lantai,pecah berkeping-keping,berhamburan hampir mengenai kaki Azizah yang berdiri tak jauh dari hadapan ibu Satria.
"Ma!"Teriak Adi,dan berdiri dari tempat duduk nya,Astuti melirik ke arah sang suami,mengambil tas dan pergi meninggalkan meja makan.
"Sat,Kamu makan saja dulu,Papa akan pergi kerja bersama dengan Mama mu,kita akan bicara nanti malam setelah kami pulang!"Adi menepuk pelan bahu Satria,lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ma,tunggu,kenapa Kamu marah tanpa sebab?"Tanya Adi,
"Marah?seharusnya aku bukan marah,tapi membu-nuh wanita itu!"Tegas Astuti menatap nyalang ke arah suami nya.Mereka berdebat di depan pintu utama,bahkan Astuti masih memegang handle pintu yang hendak di buka nya.
"Ma,apa yang kamu katakan,kamu tidak seharusnya berbuat begitu,itu teman Satria,seharusnya kamu bisa menerima nya!"Adi berusaha menenangkan sang istri yang sudah tersulut emosi.
"Menerima?mas masih mau menyembunyikan nya dari ku?mas sudah tahu 'kan kalau wanita itu istri nya Satria?aku berpikir jika Satria tidak akan membawa nya kerumah ini,tapi kenyataan nya ia bahkan berani membantah apa yang sudah ku katakan sebelumnya!"
Adi terkejut,saat istri nya telah mengetahui pernikahan Satria.
"Mas,Aku mendengar semua pembicaraan mu dengan Dika,sampai kapan Kau akan membohongi ku?Sudah ku katakan hanya Bella yang akan menjadi menantu ku,selain dia aku tidak akan merestui siapapun!"Tegas Astuti.
Ceklek !
Adi segera mengejar sang istri yang sudah keluar dan berjalan ke arah garasi mobil.
Tanpa menjawab ucapan Adi tadi,Satria malah melihat ke arah Azizah yang saat itu sedang terpaku di tempat ia berdiri,tentu saja mata nya fokus melihat benda yang pecah berhamburan di lantai.
"Rani!"Teriak Satria,sekali lagi membuat Azizah terkejut,dan ia melihat ke arah Satria dengan tatapan dingin dan juga datar ibarat menatap kulkas enam pintu yang berdiri tak jauh dari meja makan.
"Iya Tuan Muda..."Rani sedikit menunduk,
"Bereskan semua ini,kami akan sarapan nanti!"
"Baik Tuan"Rani segera membersihkan lantai yang berserakan dengan pecahan piring dan gelas.
"Kamu perlu membersihkan tubuh mu,dan berganti pakaian,karena sudah semalaman berada di dalam mobil.Seperti nya,kamu juga butuh istirahat!"Ujar Satria,menghampiri Azizah,"Ayo ke kamar"Azizah tidak menjawab.Namun,ia segera mengekor Satria dari belakang.
Ceklek !
"Ini kamar kita"Ucap Satria,yang langsung masuk,dan di ikuti oleh Azizah.Azizah tidak akan bertanya mengenai apa yang sudah di katakan Satria saat di rumah nya dulu,jika Satria mau berbagi kamar dengan Azizah,tentu nya ia mau berbagi ranjang dengan dirinya,pikir Azizah.
Satria membuka lemari enam pintu yang terletak di dekat ranjang,lalu ia mengeluarkan beberapa baju milik nya,dan meletakkan di lemari sebelah.
"Kamu bisa menggunakan lemari ini untuk menyimpan pakaian mu,dan ini baju mandi serta beberapa perlengkapan mandi yang masih baru,jika ada yang kamu butuh 'kan kamu boleh menulis nya disini,aku akan membelikan nya saat pulang dari kantor nanti!"Satria memberikan selembar kertas untuk Azizah.
"Setelah kamu catat,simpan saja di atas ponsel ku.Aku pergi mandi dulu"Satria mengambil baju mandi dan berjalan ke arah kamar mandi,Azizah hanya menatap punggung sang suami yang sudah berlalu ke arah kamar mandi,tanpa menjawab satu kata pun ucapan dari Satria.