Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Keanehan sikap Meri
"Meri kamu kenapa?" Mai melihat adik nya menyeret kapak yang penuh dengan darah segar.
"Meri?!"
Mai menatap sekeliling dan rasa ny tadi dia tidak di sini, jelas dia masuk kamar untuk istirahat dan tidur, namun kenapa sekarang malah ada di tempat yang sama sekali tidak dia kenali. tidak pernah Mai ada di tempat ini sebelum nya, jadi sekarang dia merasa begitu asing dan juga ketakutan.
Mana barusan dia melihat Meri lewat dengan membawa kapak yang penuh dengan darah, tapi sekarang sudah hilang entah kemana sehingga Mai pun berusaha untuk mencari di mana keberadaan sang adik yang barusan ada di dekat diri nya. tapi mendadak saja masih menghilang entah kemana, agak takut dan juga bingung perasaan Mai.
"Mer? kau ada di sini kan!" Mai kembali memanggil nama adik nya.
"Kakak takut sendirian di sini, ayo lah kita pulang saja ke rumah." Mai berjalan hati hati dan telinga nya menangkap suara air terjun.
Terasa begitu aneh karena dia tadi tidur di rumah dan kenapa sekarang ada pakai air terjun segala, sungguh tempat yang sangat asing untuk Mai. tapi dia tidak tau juga jalan keluar nya di mana sehingga bingung mau kabur, Meri yang dia kenal pun malah belum tau pasti kenapa bersikap begitu.
"Mer, tolong lah jangan begini. aku tidak ingin main main dengan mu!" teriak Mai yang sudah di landa rasa panik.
"Kau mencari ku?" Meri tiba tiba saja sudah ada di belakang Mai.
"Mer! apa yang kau lakukan ini, kenapa kau bawa senjata seperti itu?" Mai mundur karena dia ngeri.
Meri malah tertawa kencang karena dia tau Mai sudah ketakutan karena melihat diri nya, semakin kuat Meri tertawa maka semakin takut pula rasa hati Mai dan ingin sekarang juga dia loncat kedalam air itu untuk menghindari Meri yang seperti sudah di kuasai oleh sesuatu yang sangat kuat luar biasa sekali.
"Apa kau tau derita ku selama ini, Mai?" Meri bertanya dengan tatapan mata sendu.
"Jujur saja aku memang tidak tau, tapi bila kau mau cerita maka aku tidak akan masalah untuk mendengarkan nya." Mai menjawab pelan.
"Hanya mendengarkan saja? kau pikir masalah ku bisa selesai hanya dengan kau dengarkan!" seringai Meri tambah membuat Mai parno.
"Sudah cukup ini semua, Meri! aku tau kau sangat kehilangan Mama, tapi bukan berarti kau bisa bersikap begini terus." ucap Mai yang mulai muak.
"Jadi kau berpikir ini kehilangan?" Meri tambah kemana mana saja bicara nya.
"Apa maksud mu ini sebenar nya? kenapa kau jadi semakin tidak karuan saja!" sentak Mai yang lama lama naik darah.
Wuuuttt.
"Aaaarkh!"
Karena menghindari ayunan kapak itu lah Mai jadi jatuh telentang, sekarang dia jelas tidak bisa mau menghindar lagi karena tubuh nya sudah terkurung habis dan kalau bergerak sedikit saja maka dia akan jatuh menimpa batu batu di bawah sana.
"MATI LAH KAU, BANGSAAAAAT...
"TIDAAAAAK, JANGAN LAKUKAN ITU!" Mai menjerit kencang saat kapak mengarah pada kepala nya.
Duaaaaak.
"Aaaah!" Mai mengeluh pelan karena siku nya terasa sakit dan dia baru sadar bahwa ini semua hanya lah mimpi.
"Aku bermimpi? astaga bagai mana bisa mimpi itu terasa sangat nyata!" kaget Mai mulai berkeringat.
"Kamu kenapa, jatuh ya dari kasur?" tanya Ervan suami nya Mai.
Mai hanya diam saja karena dia jelas tidak mungkin mau cerita dengan suami nya ini, karena banyak yang tidak percaya akan hal hal ghaib karena mereka sudah tinggal di kota sehingga merasa mahluk seperti itu tidak lah lagi ada di dunia ini.
Penghuni dunia hanya lah manusia dan hewan saja, jadi kalau untuk soal hantu maka mereka akan dengan sangat tegas mengatakan tidak ada. mau bagai mana lagi, di paksa untuk percaya pun tidak bisa karena mereka yakin ini semua hanya lah mimpi yang samu.
...****************...
Meri berjalan cepat menuju belakang rumah dan sampai di pinggir kolam dia hanya melongo menatap bayangan diri nya, satu perbedaan yang sangat mencolok apa bila di lihat dengan teliti. rambut Meri tidak lah mengambang atau pun sedang di ikat keatas, namun bayangan di kolam itu jelas menampakan kalau rambut Meri jingkrak semua seolah sedang di setrum.
"Jangan ganggu aku." Meri berucap pelan dan seperti mau menangis.
"Hihihiii....
"Sudah cukup ini semua, kenapa kau melakukan hal jahat pada keluarga ku?" isak Meri sendirian.
"Kenapaaaa? kau merasakan sakit nya kehilangan!" bisik suara yang sama persis dengan suara Meri.
"Kau jahat sekali, kau membunuh Abang ku!" pekik Meri yang mulai lepas kendali.
"Hihihiiii...
"JANGAN GANGGU AKU, PERGI KAU DARI HADAPAN KU!" pekik Meri menutup telinga nya.
"Selama nya aku akan terus bersama mu, hihihi...
"Pergi dariku, kau jahat dan kau tidak pernah sama dengan ku!" Meri berteriak histeris sampai gulung gulung di atas tanah.
Untung nya tak lama Mai dan Ervan melihat kejadian tersebut karena mereka yang menginap, kasihan juga adik nya kalau mau di tinggal sendirian sehingga mau tak mau mereka pun tinggal di sana untuk sementara, kondisi Meri tidak bagus sehingga tidak bisa kalau di tinggal sendirian saja di rumah ini.
"Meri, kamu kenapa?" Ervan mengguncang tubuh adik ipar nya.
"Pergi dari sini....dia jahat, dia akan membunuh kalian!" pekik Meri yang masih berguling guling.
"Sadar lah, Meri! kau kenapa jadi begini, Dik?" Mai mulai menangis karena iba.
"Dia jahat bahkan sangat jahat, dia mau kita semua mati." Meri memegang tangan Mai kencang.
Sorot mata nya juga terlihat sedang ketakutan oleh sesuatu yang tidak bisa mau di lihat oleh mereka semua, mungkin memang cuma Meri saja yang bisa melihat kehadiran mahluk tak kasat mata. sekarang Mai sudah sangat yakin kalau ada yang mengganggu adik nya, kalau tidak maka tidak mungkin dia akan begini.
"Hahaaaaaa..."
"Meri?"
"Mer mau kemana?" Ervan juga kaget dengan perubahan yang hanya sekejap mata saja.
"Apa aku harus mengatakan padamu untuk pergi kemana saja? memang nya kau siapa!" ketus Meri menatap Ervan tajam.
"Aku cuma bertanya saja, kalau mau istirahat ya sudah." Ervan menjawab pelan.
"Dasar manusia tidak berguna alias mandul!" hina Meri dengan tatapan sinis.
Mai mau menjawab namun cepat di tahan oleh Ervan karena dia tau adik nya ini bukan seperti yang tadi, apa memang dia gila atau karena ada sesuatu yang sudah masuk dalam tubuh nya sehingga sikap Meri bisa berubah ubah hanya dalam hitungan menit saja.
Selamat malam besty, jangan lupa like dan komen nya ya.
aduh Arya jgn gegabah deh,,soalnya mba pur jg lg tempur sm si asu jd blm bs bantu,,nurut aja apa kata Maharani,,🙁
semakin penasaran...
ko Maharani sampai ragu gitu ya ..
apa bener2 bahaya resikonya ya...
semoga Arya bisa mengatasinya sendiri ...
seperti dulu dia memnasmi juragan adi sendirian saat mba Purnama melawan Nino apa ya.
ayo semaangat Arya..
heran ya hantu aja bisa nguping...