NovelToon NovelToon
Benci Yang Tercinta

Benci Yang Tercinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rumachi

"Pada akhirnya, kamu adalah luka yang tidak ingin aku lepas. Dan obat yang tidak ingin aku dapat."

________________

Bagaimana rasanya berbagi hidup, satu atap, dan ranjang yang sama dengan seseorang yang kau benci?
Namun, sekaligus tak bisa kau lepaskan.

Nina Arunika terpaksa menikahi Jefan Arkansa lelaki yang kini resmi menjadi suaminya. Sosok yang ia benci karena sebuah alasan masa lalu, namun juga cinta pertamanya. Seseorang yang paling tidak ingin Nina temui, tetapi sekaligus orang yang selalu ia rindukan kehadirannya.

Yang tak pernah Nina mengerti adalah alasan Jefan mau menikahinya. Pria dingin itu tampak sama sekali tidak tertarik padanya, bahkan nyaris mengabaikan keberadaannya. Sikap acuh dan tatapan yang penuh jarak semakin menenggelamkan Nina ke dalam benci yang menyiksa.

Mampukah Nina bertahan dalam pernikahan tanpa kehangatan ini?
Ataukah cinta akan mengalahkan benci?
atau justru benci yang perlahan menghapus sisa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman yang Pantas

"Hei bocah"

Ketiga anak remaja yang sedang merokok didalam gang kecil gelap itu menoleh bersamaan.

"Kalian mau uang?"

Anak yang terlihat paling tinggi diantara ketiganya membuang rokoknya. "Sepertinya dia mabuk, ayo pergi cari tempat lain"

"Aku beri kalian satu lembar tiap bisa memberiku pukulan"

Wajah ketiganya nampak tertarik, mereka memandang segepok uang merah yang dipegang lelaki itu.

"Paman sedang tidak bermain-main kan? Kami bertiga loh"

"Coba lakukan saja" ucapnya datar tanpa ekspresi.

Bugh!!

Satu anak berhasil memberikan pukulan telak tepat di pelipis wajahnya. Meski tidak sampai tersungkur, tubuh nya agak terhuyung setelah menerimanya.

"Bagus" Jefan meringis, ia memberikan selembar uang pada bocah yang baru saja meninjunya. Bocah itu agak terkejut karena keseriusan ucapan lelaki ini.

Melihat hal itu bocah kedua melakukan hal yang sama kali ini mendarat diperutnya, Jefan terkekeh menerimanya.

"Pu.. kulan yang bagus, baiklah dua lembar untukmu"

Tindakan Jefan semakin meningkat kan ambisi dan adrenalin ketiga remaja itu. Mereka terus berganti-ganti melakukan hal gila yang tak berujung.

Bahkan sampai sudah babak belur pun, lelaki itu masih tertawa miris menerima pukulan mereka.

"Hei~ kurasa dia orang kaya yang depresi" ujar salah satu bocah yang sudah agak terengah-engah karena lelah terus memukul bergantian tanpa henti.

Jefan sudah terduduk menempel dinding gang sempit itu.

"Kenapa berhenti? kalian sudah bosan?"

Ketiganya bergidik ngeri melihat Jefan menyeringai dengan kondisi babak belur.

"Apa dia psikopat?"

"Tunggu dulu, Jangan-jangan dia mengerjai kita apa ini uang palsu"

"Bodoh, mana mungkin ada orang gila yang mengerjai kita tapi dia yang minta dipukuli"

Jefan tertawa mendengar pembicaran ketiga remaja itu. Ia memegangi perutnya yang mulai keram.

"Aku bukan psikopat, aku juga tidak gila, tidak ada rencana mengerjai kalian, dan yang pasti ini bukan uang palsu"

"Oh apa kalian mau via transfer sekarang? Baiklah mari lakukan itu, satu pukulan untuk satu digit" celetuk Jefan yang mencoba bangkit dari duduknya.

Ketiga anak itu mundur kebelakang. Merasakan aura tak beres dari laki-laki ini.

"Sudahlah ayo pergi saja, dia memang orang gila, apa dia tidak sadar dia bisa mati jika terus melakukan ini"

"Ayo, kita juga sudah mendapatkan banyak"

Ketiga anak itu melangkah pergi dengan cepat sebelum Jefan sempat mencegahnya. Badannya kembali terhuyung kebawah. Kali ini ia berbaring diatas tanah gang gelap itu. Sendirian.

Padahal dengan menerima rasa sakit pukulan itu, dia jadi bisa melupakan rasa sakit dihatinya. Sekarang, rasa sakit itu datang kembali, membuatnya kembali meneteskan air mata.

Jefan yang brengsek, tapi dia juga yang menderita. Miris memang.

Jefan merogoh ponsel nya, dan menempelkannya di telinga dengan sisa tenaganya.

"Bisa jemput aku? Aku rasa aku tidak mampu lagi berdiri"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kalau aku tau alasanmu melakukan hal gila ini, aku tidak akan mau menjemputmu!" Hera berkata tajam.

Jefan berbaring disofa kantor dengan tatapan kosong.

Hera menajamkan pandangan nya pada temannya itu. Bisa-bisanya dia hilang kendali dan melakukan hal kejam pada Nina.

Bukannya membuatnya bahagia, yang ada Jefan selalu saja menyakiti gadis itu. Hera hampir gila membayangkan nya.

Ingin rasanya Hera mengacak-acak wajah datar Jefan, namun belum melakukan nya pun wajah itu sudah terlebih dahulu hancur lebur.

"Tolong, jagalah dia selama beberapa hari"

Kening Hera bertaut "Apa maksudmu?"

"Tinggalah dirumah kami, selama beberapa hari"

"Kau berencana kabur dan tidak pulang?"

Jefan terdiam, tak mengiyakan tak juga menggeleng. Tatapannya kosong memandang langit-langit plafon kantornya.

"Malam ini, pergilah ke tempat Nina, tolong rawat dia untukku"

Hera mendecih "Kau yang membuatnya terluka, kenapa jadi aku yang harus merawatnya?"

"Kumohon Hera" Jefan berkata lirih, ada getar yang menyeruak dari suara laki-laki itu.

"Sampai kapan kau mau lari dari Nina?"

"Tidak tau"

"Bukankah kau bilang kau tidak akan melepaskan?"

"Aku memang tidak pernah melepas nya kan"

"Tapi, kau terus meninggalkan nya, bodoh! Apa menurutmu Nina semudah itu untuk kau datangi dan kau tinggal pergi?"

Jefan tertegun. Benar ya, sejak dulu Jefan selalu meninggalkan nya, memunggungi gadis itu dan pergi disaat ia kalut. Dan datang kembali saat dia sudah merasa tenang.

"Untuk kali ini, aku benar-benar tidak bisa berada didekatnya. Trauma nya bisa muncul lagi" ujar Jefan pelan sembari bangkit dari tidurnya. Lelaki itu sedikit meringis kesakitan saat sudah dalam posisi terduduk.

"Astaga... kau memang temanku tapi aku benar-benar ingin memukulmu saat ini"

"Itu bukan ide yang buruk, aku mau menerimanya"

Hera mendecak kesal. Andai saja wajah dan tubuhnya tidak sehancur itu, sudah pasti dia melakukannya.

"Jangan katakan apapun tentang kegilaan ini"

Hera memutar bola mata jengah, tentu saja ia tidak akan mengatakan nya. Apa menurutnya itu akan membuat Nina senang jika mendengarnya.

"Aku akan menjaganya, tapi aku tidak akan memberi waktu lama, kau harus menyelesaikan sendiri masalah kalian" ujar Hera tegas.

"Terimakasih"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Cahaya mentari yang hangat menyambut Nina saat ia membuka mata. Nina mengedip perlahan untuk mengumpulkan kesadarannya.

Nina membangkitkan dirinya yang terasa sangat lemas.

Mata Nina terpaku saat menoleh kesamping ranjang menemukan sosok asing yang tidur disana.

Nina memicingkan matanya, ia terperanjat ke belakang menyadari orang asing masuk rumahnya.

"Hei, siapa kau?!"

"Hah! Apa?! siapa?!" sosok asing itu tersentak kaget begitu mendengar suara Nina yang memekik.

Tudung Hoodie nya turun saat ia terbangun dalam posisi duduk.

"Hera?"

Hera mengerjapkan matanya, ia menoleh "Nina! Kau sudah sadar?"

Hera langsung mendekati tubuh gadis itu dan memegang kening Nina.

"Ah syukurlah~ demammu sudah benar-benar turun"

Nina memasang wajah bingung "Kenapa kau ada disini?"

Hera menggaruk rambutnya yang kusut, ia hanya tersenyum sebagai jawaban. Nina tidak begitu bodohkan untuk menyimpulkan apa jawabannya.

Kekacauan semalam yang terjadi dikamar ini. Apa saja yang terjadi?

Nina memandangi seluruh tubunya. Tangannya agak sedikit bergetar mengingat kejadian semalam.

"Dia tidak menyentuhmu"

Nina menoleh, menatap Hera yang seakan mengerti apa yang sedang dibenak Nina.

"Lebih tepat nya, tidak jadi karena dia sadar dengan cepat"

Nina menghela napas panjang. Sebenarnya bukannya Nina tidak mau melakukan nya, hanya saja semalam Jefan datang dalam kondisi yang tidak sadar.

Rasanya seperti memaksa dan kasar, hingga membangkitkan rasa trauma nya dulu.

"Jefan yang memintamu kesini?"

Hera tidak menjawab, dia hanya memandang Nina dalam. Berharap Nina mengerti maksud dari tatapannya itu.

"Sekarang dia ada dimana?"

Hera mendesah berat, ia menurunkan dirinya dari kasur "Untuk sementara waktu dia tidak bisa pulang, ada dinas diluar negeri, ia akan kembali begitu menyelesaikan nya"

Nina tertawa sinis, "Aku mengerti, dia mau meninggalkanku lagi ya setelah melakukan kesalahan, dasar pengecut!"

Hera terdiam. Nina tidak salah, dia benar. Jefan memang terlalu pengecut. Dia tak memiliki keberanian untuk menghadapi Nina yang ambruk.

Lelaki itu selalu berkata tak masalah Jika Nina membencinya, padahal yang sebenarnya terjadi dia hanya terlalu takut Nina jadi semakin membencinya.

"Lupakan saja dia, bagaimana jika sekarang kita sarapan untuk memulihkan tenagamu?"

Nina menuruni ranjang, ia mengikat rambutnya yang tergerai "Aku akan menyiapkan sarapan untukmu, kau pasti lelah merawat ku semalamam"

Hera tersenyum, ia mengekori Nina yang menuju dapur.

"Kau hari ini tidak akan bekerja kan?" tanya Hera yang memandangi Nina membuka kulkas.

"Tentu saja aku akan bekerja"

"Hei, jangan begitu. Apa kau tidak tau betapa pucat nya wajahmu sekarang?"

Nina menghela napas panjang, "Hera, aku lakukan itu agar aku bisa terlepas dari bayang-bayang semalam. Jika aku terus dirumah, aku bisa gila karena terus mengingat nya"

"Baiklah, tapi biarkan aku menjemput mu nanti"

Nina tersenyum manis, ia mengangguk setuju. Meski Nina tau, Hera pasti melakukan ini karena Jefan yang memintanya.

Tapi perempuan itu, selalu tulus pada Nina. Mungkin untuk pertama kalinya dalam hidup Nina, ia akan benar-benar menjalin pertemanan yang indah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
pikacuw
jantung ginjal dan usus gw😭💔
Rumachi: Ar yu okey? :)
total 1 replies
pikacuw
lahhhhh perasaan baru aja mesra2an... udah ada lagi aja yg bikin greget🙂🤦🏻
Irha Sila
Luar biasa
Irha Sila
Lumayan
Nunk🇮🇩🇵🇸
Karya perdana tapi gaya penulisan, tata bahasa n tanda bacanya bagus thor jadi enak dibaca. Sering nemu novel dri jalan cerita bagus tapi tanda bacanya berantakan jadi bikin ga mood baca. Semoga jalan ceritamu jg bgus thor ga berbelit2.
Rumachi: Terimakasiii banyak hihihi/Whimper//Heart/
total 1 replies
Esti Purwanti Sajidin
ayuh ka syemangad sdh 1 vote ka
Rumachi: Syaaap!! timaaaciiw/Kiss/
total 1 replies
pikacuw
nyebut lu fan astagfirullah itu istri lu sendiri /Panic/
pikacuw
lanjutin sekarang atau gw gulung nih bumi/Sob/
Rumachi: gakpapa gulung aja
total 1 replies
pikacuw
lanjut thor 🙌🏻
pikacuw
Masih baru banget rilis nih, baru 6 bab tp udah bikin arrgggghhggg campur aduk huhuuhuuu nice thor😭😭
pikacuw
belum-belum udah geregetannnnn gw hihh
pikacuw
awal yang menarik
MindlessKilling
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Rumachi: Maaciiw🥺🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!