Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16.Gara-gara OB?
'Kenapa kamu tega melakukan ini Mas! Apakah kamu berubah karena perempuan itu? Lalu buat apa kamu mempertahankan aku, jika kamu bahagia bersama dia? Aku bisa bersabar menghadapi sikap dan prilaku burukmu, tetapi aku tidak bisa bila harus menerima kamu dengan kehadiran wanita lain Mas.' gumam Tika dalam hati sambil menatap Chandra yang kini sedang makan siang bersama wanita lain. Tetapi wanita itu sepertinya sangat special bagi Chandra. Bagaimana tidak, Chandra berkali-kali merangkul pundak dan mencium tangan wanita tersebut.
'Aku lelah, berjuang sendiri untuk mempertahakan hati ini. Sedangkan dirimu seoalah tidak peduli dengan apa yang sedang ku perjuangkan. Aku sudah pernah bilang padamu, toh jika hanya aku yang memperjuangkan hubungan ini, mungkin aku tidak sanggup tanpa kamu juga yang memperjuangkan. Aku tidak akan memaksamu untuk bertahan dalam hubungan ini. Jika membawa takdir membawamu kepada orang lain. Aku bisa apa? Aku hanya bisa menerima walaupun sakit untuk menerima kenyataan ini. Aku bukan memang untukmu. Tidak salah bagimu untuk melupakanku, aku akan tetap kuat walaupun ada goresan luka yang kau buat dan membekas di hatiku. Mungkin dengan kepergianku bisa membuatmu bahagia bersama pilihan wanitamu yang sekarang,' gumam Tika di dalam hati dengan terus mengalirkan airmatanya berjatuhan di wajah cantik Tika.
'Mungkin percuma, aku mempertahankan hubungan ini cuma tidak ingin egois demi anak. Tetapi hatiku terus terluka seperti ini buat apa? Bahkan sekarang kamu tidak pernah memberikan nafkah batin untukku. Aku harus tegas dan harus memilih pergi dari kehidupan Chandra, agar dia tidak menanggung dosa yang telah dia lalaikan. Bahkan Chandra bukan seperti dulu lagi, orang yang selalu membawaku ke jalan yang benar dan suka menyemangatkanku meraih surganya. Tapi kenapa semua ini berubah Chandra? Apakah karena wanita itu?' gumam Tika berbicara pada diri sendiri.
"Tika ... " ucap Andrew yang tiba-tiba datang menghampiri Tika, saat sudah selesai dari toilet.
Tika pun terkejut dengan mendengar suara yang dikenalinya, kemudian menundukan kepalanya dengan segera mengusap airmatanya yang tadi menetes ke pipinya. Lalu berkata,"iya ada Pak?" tanya Tika kemudian menatap Andrew.
Andrew pun menatap Tika dengan tatapan yang sangat begitu mencemaskan terhadap Tika, lalu berkata,"Tika apa ada orang telah melukaimu?"
"Tidak kok pak Andrew," jawab Tika berbohong.
"Kamu jangan berbohong Tika, kamu habis menangiskan?" tanya Andrew kemudian duduk di samping Tika.
"Ya ampun, kamu tahu dari mana kalau saya habis menangis hem? Ada-ada saja ini orang," gumam Tika sambil menggelengkan kepala.
"Tentu saja saya tahu, karena matamu memerah tuh. Dan sepertinya matamu memang habis menangis deh."
"Memangnya kalau mataku merah bisa di bilang habis menangis begitu?"
"Iya bisa jadi begitu."
"Kamu tuh salah pak mengira saya. Mata saya merah bukan karena habis menangis, tetapi tadi kena debu tuh pekerja office boy tidak sengaja menyapu di depan mataku," bohong Tika sambil menunjuk office yang menyapu lantai di tempat yang kosong.
"Oh jadi begitu ya. Harus di laporin nih office boy itu, sudah tahu ada orang masih menyapu. Tidak tahu etika dan sopan santun tuh orang," gerutu Andrew sambil menatap kesal Office boy tersebut.
"Eh jangan pak, kok tega banget sih main lapor saja."
"Loh kenapa emangnya? Salah siapa yang mencari masalah, sehingga matamu merah tuh," ucap Andrew sambil menatap Tika.
"Aduh pak lagian kan, Office boy itu tidak sengaja pak. Saya saja memaafkan dia. Lagi pula ya pak, kasihan bila Office boy itu dipecat. Mungkin saja dia menjadi tulang punggung keluarganya. Kalau dia di pecat, bagaimana nasib keluarganya dia nanti? Kasihan kan pak," ucap Tika mencoba agar Andrew tidak melaporkan Office boy tersebut.
Andrew pun menatap Tika sebentar, merasa ada sesuatu yang aneh lalu berkata,"oke, baiklah kalau begitu. Lagian, benar juga apa yang dikatakan oleh kamu."
"Iya pak." Jawab Tika dengan Kikuk.
'Akhirnya dia percaya juga, huh untung saja. Bisa mampus aku bila sampai Andrew melaporkan Office boy tersebut. Padahal dia tidak bersalah, aku hanya cari alasan saja. Maaf kan, aku ya Ndrew harus berbohong,' gumam Tika di dalam hati, kemudian menarik nafas dan mengeluarkannya dengan kasar.
Tiba-tiba Klien yang ditunggu pun sudah datang, lalu duduk di tempat yang sudah di sediakan oleh Andrew.
"Maaf ya pak Andrew, sudah membuat Anda menunggu lama. Tadi kebetulan mobil saya mogok," ucap Bam merasa tidak enak hati dan seorang Klien.
"Iya tidak apa-apa kok pak Bam, lagi pula saya juga baru saja tiba tadi," ucap Andrew lalu tersenyum terhadap Bam.
Tika pun sekilas menatap suaminya, tetapi kini Chandra sudah tidak ada di tempat. Perasaannya semakin sakit dan semakin kecewa terhadao suaminya.
"Tika ... " panggil Andrew menyadarkan lamunan Tika.
"Eh iya, kenapa pak?" tanya Tika.
"Berkas yang tadi saya suruh bawa mana?" ucap Andrew.
Tika pun dengan segera mengambil berkasnya dari kantong kerja, kemudian menyodorkan kepada Andrew dan berkata,"ini Pak berkasnya."
"Terima kasih Tika."
"Bisakah kita mulai Pak Bam?" tanya Andrew terhadap Bam.
"Tentu saja pak Andrew." Jawab pak Bam.
Andrew pun dengan segera menjelaskan tentang produk perusahaannya, serta misi dan visi perusahaannya dan lain-lain.
*Bersambung...
