"Kapan kau akan memberi kami cucu!!"
Hati Sherly seperti di tusuk ribuan jarum tajam setiap kali ibu mertuanya menanyakan perihal cucu padanya. Dia dan Bima sudah menikah selama hampir dua tahun, namun belum juga dikaruniai seorang anak.
Sherly di tuduh mandul oleh Ibu mertua dan kakak iparnya, mereka tidak pernah percaya meskipun dia sudah menunjukkan bukti hasil pemeriksaan dari dokter jika dia adalah wanita yang sehat.
"Dia adalah Delima. Orang yang paling pantas bersanding dengan Bima, sebaiknya segera tandatangani surat cerai ini dan tinggalkan Bima!!"
Hadirnya orang ketiga membuat hidup Sherly semakin berantakan. Suami yang dulu selalu membelanya kini justru menjauh darinya. Dia lebih percaya pada hasutan sang ibu dan orang ketiga. Hingga akhirnya Sherly dijatuhi talak oleh Bima.
Sherly yang merasa terhina bersumpah akan membalas dendam pada keluarga mantan suaminya. Sherly kembali ke kehidupannya yang semula dan menjadi Nona Besar demi balas dendam.
Lalu hadirnya sang mantan kekasih mampukah membuka hati Sherly yang telah tertutup rapat dan menyembuhkan luka menganga di dalam hatinya?! Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
-
-
Hanya cerita cerehan, semoga para riders berkenan membaca dan memberikan dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15: Kau Ingin Mencobanya?!
"Kau..!! Sedang apa kau di sini?!"
Amanda menatap Sherly yang baru saja keluar dari kamar Rey dengan tatapan bertanya. Kebencian terlihat jelas pada sepasang biner matanya.
Sherly melipat tangan di depan dada dan menatapnya sinis. "Untuk datang ke rumah calon suamiku sendiri, apa aku masih perlu ijin darimu?! Memangnya kau siapa sampai-sampai aku harus minta ijin padamu?!" Sherly menyeringai.
"Calon suamimu?! Jangan terlalu banyak berharap, kau dan Rey tidak mungkin akan bersama. Karena aku adalah calon menantu yang dikehendaki oleh keluarga Rey, jadi sebaiknya kau mundur saja!!" Pinta Amanda.
Sherly menyeringai sinis. "Percuma meskipun kau adalah menantu yang dipilih oleh keluarga Rey, jika yang menjalani saja tidak Sudi. Maka apa artinya kau dan dia bersama. Sedangkan aku, Rey sendiri yang memilihku, jadi sebaiknya kaulah yang jangan banyak berharap!!" Ucap Sherly menegaskan.
"Kau!!!"
"Kau tau dimana pintu keluarnya bukan?! Nah, sebaiknya sekarang silahkan keluar dan tinggalkan rumah ini. Karena kedatangan-mu tidak diharapkan sama sekali disini, oke,"
"Tidak!! Aku tidak akan pergi sebelum bertemu dengan, Rey!!" Teriak Amanda.
Sherly menggeleng. "Rey, dia sedang istirahat dan tidak bisa diganggu. Dia kelelahan setelah membuatku puas di atas ranjang. Kau tau, dia itu adalah seorang pemain yang sangat hebat. Tidak hanya hebat, tapi dia juga tau bagaimana cara memuaskan diriku!!" Tutur Sherly dan membuat kedua mata Amanda langsung membelalak.
"Kau ******!!"
Plakkk!!!
Sherly menahan tangan Amanda yang hendak menamparnya lalu menghempaskan-nya. Dan sebuah tamparan mendarat mulus pada pipi Amanda.
"Sebenarnya satu tamparan saja tidak cukup untuk mengajarimu menjadi manusia yang berotak. Tapi sayangnya aku tidak ingin membuat tanganku jadi sakit karena bersentuhan dengan kulit wajahmu yang penuh silikon itu!!" Cecar Sherly sambil mengusap tangannya yang baru saja dia pakai untuk menampar Amanda dengan tisu.
Amanda mengepalkan tangannya. "Tunggu, ini masih belum berakhir. Lihat saja bagaimana aku akan membalas perbuatan-mu ini!!" Dengan emosi yang sudah sampai ubun-ubunnya, Amanda melenggang pergi meninggalkan rumah Rey.
Prokk.. Prokk... Prokk..
Sherly sontak menoleh setelah mendengar suara tepuk tangan dari balik punggungnya. Pria itu bersandar pada kusen jendela kamarnya, kedua tangannya kini tersembunyi di saku celana bahan yang dia pakai.
Sherly menghampiri Rey. "Apa kau terbangun karena keributan tadi?! Gadis itu datang dan membuat keributan. Dan aku tidak bisa diam saja," ucap Sherly penuh sesal. Dia menyesal karena keributan itu membuat istirahat Rey terganggu.
Rey menggeleng. "Tidak sama sekali, justru kau membuatku bangga dengan keberanianmu itu. Dan apakah kau tidak penasaran dengan apa yang kau katakan tadi?" Rey menyeringai, membuat perempat siku-siku muncul di kening Sherly.
"Maksudmu?"
Kemudian Rey mendekat dan berbisik di telinganya. "Soal kehebatanku di atas ranjang," ucap Rey dan membuat kedua mata Sherly membelalak sempurna. Rona merah tampak di kedua pipinya.
"Da..Dasar mesum!!" teriak Sherly menahan malu.
Sherly memukul dada Rey dan pergi begitu saja. Dia kehilangan muka di depan pria itu karena ucapannya sendiri. Sedangkan Rey hanya terkekeh dan menggelengkan kepala, menggoda Sherly ternyata memang sangat menyenangkan.
-
-
"Bibi!!!"
Amanda langsung menemui ibu Rey setelah diusir keluar oleh Sherly dari rumah pria itu. Amanda mengadukan apa yang telah Sherly lakukan padanya juga tamparan yang dia dapatkan dari janda cantik itu.
Dan pengaduan Amanda membuat Nyonya Veronica menjadi sangat marah dan emosi. Dia tidak terima Sherly semena-mena pada Amanda.
"Kurang ajar!! Dia pikir dia itu siapa bisa berbuat seenaknya padamu?! Apa dia merasa sudah hebat karena Rey selalu membelanya. Dan kau tenang saja, Sayang. Masalah ini serahkan pada, Bibi. Biar Bibi sendiri yang memberinya pelajaran."
Amanda mengangguk. "Itu benar, Bibi. Karena jika tetap dibiarkan, pasti dia akan semakin melunjak dan semena-mena pada kita. Dan aku tidak akan pernah rela jika Rey bersama janda gatel itu!!" Ujar Amanda.
"Bibi tau harus bagaimana. Sebaiknya sekarang kau pulang dan istirahat di rumah. Tunggu kabar baik dari, Bibi."
"Baik, Bibi. Aku pergi dulu " Amanda memeluk Nyonya Veronica dan pergi begitu saja.
Nyonya Veronica terlihat menghubungi seseorang. Dalam sambungan telfon tersebut, Nyonya Veronica meminta orang yang dia hubungi untuk melenyapkan Sherly dengan imbalan yang sangat besar. Dia tidak akan membiarkan perempuan itu bersama putranya.
-
-
Sudah dua hari dua malam Bima dan Delima berada di Seoul. Dan jadwal operasi Delima baru Minggu depan. Saat ini keduanya sedang menyantap makan malam di sebuah kedai yang tak jauh dari tempat tinggal mereka. Mereka harus berhemat untuk bertahan hidup.
Lalu lalang orang yang lewat membuat Delima merasa iri. Bagaimana tidak, sebagian dari mereka membawa paper bag berisi barang-barang branded yang sudah pasti tak murah harganya. Dia juga ingin membeli barang mewah, tapi uangnya tidak cukup.
"Apa yang sedang kau lihat, Sayang?" Tanya Bima penasaran.
"Sebaiknya cari kerja dan hasilkan uang yang banyak untukmu. Aku tidak ingin hidup terluntah-luntah seperti ini. Jika kau tidak bisa berguna sama sekali. Sebaiknya kita cerai saja!!"
Bima menggeleng. "Jangan mengatakan soal perceraian lagi, seperti yang kau inginkan. Aku akan secepatnya mencari pekerjaan disini, supaya kau bisa membeli barang apapun yang kau inginkan." Ucap Bima.
"Nah, begitu dong. Itu baru namanya suamiku, bisa diandalkan!!"
-
-
Hidup yang Sasa dan Mirah jalani saat ini berubah drastis. Mereka menjadi orang paling kaya di kampungnya setelah Sasa menikah dengan juragan Darwis. Sasa adalah istri kesayangan juragan, bahkan dia sampai mengusir keluar istri pertamanya dari rumah utama yang selama ini ditempatinya.
Saat ini Sasa dan Ibunya sedang menikmati makan malam di hotel berbintang. Dengan mobil baru yang mereka miliki dan uang yang diberikan juragan Darwis, mereka bisa melakukan apapun yang diinginkan.
Berbelanja, makan di tempat mewah. Tidur di hotel berbintang, bukan lagi masalah. Dan penampilan mereka pun berubah total, seluruh barang yang melekat dari ujung rambut sampai kaki adalah barang branded semua.
"Bu, apa kau menikmati hidup kita yang sekarang?" Tanya Sasa di tengah ketenangan menyantap makan malamnya.
"Tentu saja, jika tau dari dulu hidup kita bisa enak seperti sekarang. Sudah sejak lama Ibu menjodohkanmu dengan juragan Darwis!!"
Sasa mendecih. "Sebenarnya aku tidak ada rasa sama sekali padanya. Dan jika bukan karena terpaksa, aku tidak akan sudi menikah dengan bandot tua sepertinya. Tapi semua ini demi harta dan kekayaan, jadi aku terpaksa melakukannya!!" Tegas Sasa.
Tujuan Sasa yang utama adalah mengambil semua harta Juragan Darwis. Setalah semua berlatih nama menjadi miliknya, Sasa akan membuang suaminya itu ke jalanan karena sudah tidak berguna lagi untuknya. Itulah tujuan utama Sasa mau menerima pinangan orang paling kaya di kampungnya tersebut.
-
-
Bersambung.