Apa jadinya jika jiwa seorang wanita terpidana mati,berpindah ke tubuh seorang wanita lemah dari jaman kuno?
Kanina, seorang terpidana mati yang hidup kembali di tubuh wanita lemah dari jaman kuno.
Dengan ruang di tangan,Dia perlahan menahlukkan dunia yang patriaki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33.Berjualan
Bibi Mar sangat yakin jika mulai hari ini,kue Kanina akan terkenal melalui mulut-mulut wanita penggosip ini.
"Berikan ini kepada ku."
Mirna langsung meraih mangkuk daun pisang sebagai wadah kue tersebut,dan meminum habis saos gula yang tersisa.
"Enak,manis dan gurih.Benar-benar enak.Bibi Mar aku ingin membelinya,diamana aku bisa membelinya?"
Mirna merasa belum puas memakan nya,apalagi ia tengah hamil seperti ini.
"Sudah kukatakan jika ini adalah kue buatan Kanina, jika kau ingin membelinya maka sudah terlambat.Aku rasa mereka sudah berangkat kepasar sekarang.Dia menjual kue nya kepasar."
Bibi Mar sengaja mengeraskan suara nya agar semua orang mengetahui jika Kanina sekarang berjualan kue.
"Astaga! Suami ku masih berada diladang bersama dengan Ayah mertua.Tidak mungkin aku memanggilnya pulang hanya untuk membeli ini."
Mirna mendesah kecil.
Kekecewaan tampak jelas diwajah Ibu hamil itu.
"Tenang saja,bukan nya Kanina tidak pulang.Kau bisa membelinya langsung kerumah nya besok."
Bibi Mar menepuk lembut tangan Mirna.
Heh.
"Bibi Mar,sepuluh tahun Kanina memasak di rumah Ibu mertua ku,tetapi aku belum pernah melihat nya membuat kue seperti itu.Jadi jangan mengada-ngada."
Maya kembali berkata dengan nada tajam.
"Apa maksud mu?"
Bibi Mar bertanya dengan nada yang tajam.
"Yah! Mungkin saja itu buatan orang lain,dan Kanina hanya mengaku-ngaku saja.Lagian,Rehan tidak pernah memberikan uang sepeserpun untuk Kanina,jadi darimana dia memiliki modal untuk membeli bahan-bahan ini semua?"
Kata-kata Maya sangat provokatif,dan para ibu-ibu lainnya yang ada di tempat itu,segera menajamkan telinga mereka.
"Jika apa yang dikatakan oleh Maya adalah benar,lalu darimana Kanina memiliki uang untuk membeli ini semua?"
Arum seorang Ibu muda juga ikut menambahkan bahan bakar kedalam api.
Perlu diketahui jika Arum merupakan teman dekat Murti,mantan kekasih Rehan.
Arum merupakan salah satu orang yang sangat mengetahui jika Murti masih sangat mengharapkan Rehan kembali kepada nya.
Dan Murti sangat membenci Kanina.
"Mungkin saja dari....yah! Para Ibu-ibu pasti paham akan hal itu."
Arum dan Maya bernyanyi bersama untuk menambah keingintahuan diantara para ibu-ibu.
Dengan begitu reputasi Kanina akan dicap buruk oleh para penduduk desa.
"Cukup! Bukannya aku tidak paham apa maksud kalian! Kanina mendapatkan uang dari menjual hasil buruan nya kepasar,aku melihatnya sendiri."
Bibi Mar akhirnya marah.Suara nya menggelegar mengejutkan mereka.
Jangan melihat tubuh Bibi Mar yang sudah tua,semasa muda nya dulu,Bibi Mar adalah satu-satu nya penebang kayu wanita,di desa itu.
Setelah dia menjadi tua,Bibi Mar memilih berjualan kerajinan tangan ke pasar.
Jadi aura Bibi Mar masih lah perlu diperhitungkan.
"Meskipun Kanina selama sepuluh tahun belum pernah membuat kue ini,bukan berarti dia tidak bisa membuatnya.Bisa saja itu dikarnakan Ibu mertua mu tidak pernah membelikan bahannya."
"Lagipula Kanina bisa membuatnya atau tidak,apa urusan mu?"
Maya dibuat terdiam oleh Bibi Mar.
Bukan hanya Maya,bahkan Arum yang tadinya bernyanyi bersama nya juga diam.
"Kalian juga.Kalian ikut memakan kue Kanina dengan tidak tau malunya.Namun saat ada kucing atau anjing yang menggonggong sembarangan,kalian langsung terpengaruh begitu saja."
Bibi Mar segera meninggalkan ibu-ibu itu.
Mereka yang ditinggalkan hanya mampu saling melirik dan menunduk malu.
♧♧♧♧♧♧
Meskipun tujuan Bibi Mar menjadi menyimpang,tetapi hal itu sama sekali tidak menghalangi niat Kanina sama sekali.
Saat dia dan ketiga anak nya sampai di pasar.
Pasar sudah ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang.
Kanina menuntun ketiga anak nya ke toko kelontong milik Ben.
Sejak kasus terakhir dengan si gendut,Ben segera memecatnya dan menggati penjaga toko nya dengan seorang remaja pria sederhana dan jujur.
Nama nya Leo.
Leo sangat berbeda dengan si gendut.Dia rajin dan rapi.
Halaman toko kelontong bersih dari sampah,meja-meja tempat mereka meletakkan berbagai jenis dagangan juga bersih dan tampak mengkilat karna selalu di lap dengan kain basah.
Leo juga ramah dan mudah senyum,membuat banyak orang yang singgah untuk membeli atau sekedar melihat-lihat.
Saat Kanina dan anak-anak nya tiba di depan toko,Leo langsung dengan sigap mengangkat sebuah meja persegi yang bersih,dan meletakkan nya di halaman toko,di sisi kiri bersebelahan dengan pintu masuk samping toko.
Tempat yang selalu dilalui oleh Ben saat ingin memantau perkembangan toko.
"Tuan Ben sudah mengingatkan saya,Bibi."
Leo juga memiliki suara yang lembut.Tatapan mata nya cerah,menampilkan sosok seorang remaja energik.
"Terimakasih jika begitu.Maaf telah membuat mu repot."
Kanina merasa hangat didalam hatinya.
Ternyata Ben yang memiliki lidah yang tajam,juga bisa sangat perhatian seperti ini.
Betapa sayangnya jika hingga saat ini,pemuda yang begitu baik masih jomblo.
Mungkin jika Ben hidup di jaman modern,Ben tidak akan dianggap aneh di usia ketiga puluh tahun masih betah melajang.
Namun di jaman kuno ini,Ben merupakan anomali yang sangat langka.
Kanina segera mengesampingkan semua tentang Ben.Dia segera mengeluarkan barang dagangan nya,dan menata nya satu per satu diatas meja.
Amara,Nanda dan Lue berdiri dengan patuh di belakang Ibu mereka.
Lima belas menit kemudian Kanina telah selesai menata barang dagangan nya dengan rapi.
Dia mengambil selembar daun pisang yang lumayan lebar,lalu menjadikan nya penutup kue dan saos gula nya.
Satu menit,dua menit,....hingga menit kesepuluh masih belum ada yang berminat melihat kue mereka.
Mata anak-anak yang tadinya berbinar kini meredup.
Hingga satu jam berlalu mereka telah menyerah.
Tangan Nanda mengepal dengan erat saat orang-orang hanya lewat saja tanpa memperhatikan kue mereka.
Kanina juga mulai merasa cemas,apalagi kelapa parut sangat mudah basi.
Sementara hari sudah beranjak siang.Kanina menggigit-gigit kukunya sembari berfikir.
Lalu sebuah ide muncul dibenaknya.
Kanina segera melipat daun pisang menjadi segi tiga,lalu menaruh kue,kelapa parut serta gula nya dan memberikan nya kepada Lue.
Dia membisikkan sesuatu kearah Lue,dan mengedipkan matanya.
Lue yang mendengar hal itu langsung tertawa dan segera membawa kue ditangan nya dan melangkah ke pinggir jalan.
"Hmmm, kue ini benar-benar enak.Harum dan manis,sangat enak."
Suara manis Lue serta ekspresi nya saat makan kue segera menarik perhatian orang yang lewat.
Melihat tujuan nya tercapai,Kanina segera menjalankan bagian nya.
"Kue tembak,manis,legit dan enak.Boleh dicoba,tidak dipungut biaya apapun.Satu porsi hanya seratus lima puluh sen saja."
Kanina berteriak sembari mengipas-ngipas kue nya dengan menggunakan daun pisang hingga aroma pandan menguar.
double up y thor