Lindsey harus menjalankan sebuah misi tetapi dia malah tidur dengan target misinya!
—————————————————————————————————
Lindsey bergabung ke dalam sebuah “geng”
kelompok kejahatan yang bekerja memenuhi keinginan kliennya. Karena keahliannya dalam berakting, dia bertugas sebagai pemeran utama dalam kelompoknya dan terjun langsung menghadapi targetnya.
Suatu hari, Lindsey dan kelompoknya mendapat sebuah misi yang dimana targetnya adalah Jarvis, sang Mafia kaya bergelimang harta namun kejam dan berdarah dingin. Saat Lindsey sedang dalam penyamarannya, dia terjebak ke dalam hubungan cinta terlarang dan malah tidur dengan Jarvis yang merupakan target misinya sendiri!
Akankah Lindsey sebagai pemeran utama berhasil menyelesaikan misinya? Ataukah kekuatan cinta malah menggagalkan misinya? Penuh ketegangan, saksikan perjalanan cinta Lindsey dan Jarvis di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvina Stephanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesi Mandi Jarvis
“Maka dari itu Carlos menganggapmu adalah Katie?” tanya Jarvis.
“Iya dan kemarin tiba-tiba Carlos masuk ke sini dan mendapati aku sedang di kamarmu. Jadi, tidak ada pilihan lain, aku bilang aku adalah sopirmu yang mengantar kami dari klub karena mabuk. Jadi, Jarvis... bolehkah aku minta tolong padamu?” jawab Lindsey.
Lindsey bergerak maju, mendekati Jarvis yang kala itu berdiri dengan berkacak pinggang. Tangan Lindsey meraih pinggang Jarvis, melingkarkan tangannya di sana, memeluknya dengan erat dan kemudian memasang wajah manja.
“Rahasiakan ‘Lindsey’ dari Carlos. Biar dia tetap mengenal aku sebagai Katie saja. Hanya sementara saja, sampai Katie siap untuk mengaku.” ucap Lindsey dengan begitu manjanya.
Seketika Jarvis teringat ketika dia mencium aroma mulut Lindsey di gelas yang nyaris dia minum saat bertemu Carlos di hotel. Dia pikir dia sedang berhalusinasi, namun ternyata benar. Gelas itu milik Lindsey. Kemudian Jarvis juga teringat pada Carlos yang sudah jatuh hati dengan Lindsey pada saat pertemuan pertamanya itu. Hati Carlos yang begitu rapuh ketika dicampakkan oleh Lindsey saat kencan buta, Jarvis masih mengingat itu semua dengan jelas. Jarvis semakin bertindak posesif, dia juga tidak ingin Carlos merebut Lindsey darinya. Walaupun sebenarnya Jarvis jauh lebih dekat dengan Lindsey.
“Oh, tentu saja! Aku akan membantumu. Tenang aja, semua akan kulakukan untukmu, Sayang.” ucap Jarvis seraya mencubit pipi Lindsey saking gemasnya dengan sikap manja Lindsey.
Merasa senang karena permintaannya dituruti, Lindsey berjinjit. Kemudian mengecup pipi Jarvis. Wajah Jarvis bengong saat menerima kecupan manis di pipinya.
“Tapi ada satu hal yang terlewat, yang perlu kamu jelaskan padaku.” ucap Jarvis.
“Apa tuh?”
“Kond*m. Bagaimana bisa benda tidak bersalah itu ikut terseret dalam hal ini?” tanya Jarvis.
“Oh itu.. Semalam saat aku mau tidur di kamar, Carlos tiba-tiba masuk. Yang terlintas di pikiranku hanya benda yang jumlahnya banyak itu di lacimu. Jadi, aku bilang ke Carlos kalau kamu menyuruhku mencari benda itu.” jawab Lindsey.
“Wah, Lindsey. Kamu benar-benar—Wah.. kamu berhasil membuat aku terlihat buruk di depan asistenku.” balas Jarvis.
“Mau bagaimana lagi? Dia masuk dengan tiba-tiba, itu salahmu karena memberikan kartu kamar kepadanya. Bagaimana kalau di kemudian hari, dia masuk di saat kita sedang bercinta?” ucap Lindsey dengan mengandung “kompor” agar tidak ada lagi kejadian Carlos yang masuk tiba-tiba dan memergoki Lindsey.
“Aku harus mengambil kartunya.” balas Jarvis.
“Benar sekali.” Lindsey mengangguk. Usahanya untuk mengompori Jarvis berhasil.
“Tapi masalah kond*m itu tidak bisa aku maafkan.” ucap Jarvis kemudian.
“Yah..? Kenapa gitu? Maafkan aku, ya? Please..?” ucap Lindsey dengan wajah manjanya.
“Kurasa aku harus olahraga pagi. Aku masih merasa mabuk.” Jarvis mengangkat kedua paha Lindsey dan Lindsey berada dalam gendongannya dalam sekali angkat.
“Loh? Mau ngapain? Katanya mau olahraga?” tanya Lindsey.
“Olahraga di ranjang.” jawab Jarvis seraya mulai mencium bibir Lindsey dan berjalan menuju kamar. Lindsey melingkarkan kedua tangannya di leher Jarvis
Jarvis membaringkan tubuh Lindsey di atas ranjang dengan bibir keduanya yang masih menyatu. Jarvis melepas kancing kemeja putih yang dikenakannya dan kembali mencium Lindsey.
“Kaosku terlihat bagus di tubuhmu.” ucap Jarvis kemudian melepas kaos itu dari tubuh Lindsey dan melemparnya asal ke lantai.
“Aku telah melewatkan malam yang panas semalam karena mabuk. Tapi aku akan menggantinya sekarang.” ucap Jarvis kemudian menghujani kecupan di dada Lindsey.
“Aaahhh.. emhh.. Jarvis...”
Kedua kaki Lindsey menyatu, mengunci tubuh Jarvis yang sedang berada di atasnya. Kepalanya menengadah ke atas, memejamkan matanya, tangannya sesekali meremas rambut Jarvis karena merasa nikmat atas perlakuan Jarvis.
Bibir Jarvis turun ke bawah, menciumi perut Lindsey yang rata dan hampir membentuk abs. Bibir Jarvis yang nakal itu mampu membuat tubuh Lindsey menggelinjang hebat karenanya. Tangan Jarvis bergerak menuju ****** ***** yang dikenakan Lindsey dan ingin melepasnya.
“Jarvis..!! Kenapa lama sekali? Lagi ngapain, sih?” teriak Carlos dari luar. Hal yang ditakutkan Lindsey dan Jarvis tadi menjadi kenyataan. Carlos masuk ketika mereka sedang bercinta.
Kedua mata Jarvis dan Lindsey bertemu. Keduanya melotot ketika mendengar suara Carlos memanggil Jarvis. Lindsey segera turun dari ranjang dan mengambil kaos yang dilempar Jarvis ke lantai lalu berlari ngibrit masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamar. Tidak ada yang dia pikirkan selain bersembunyi. Jarvis pun geram. Dia sudah melewatkannya tadi malam, sekarang pun dia harus melewatkannya lagi karena Carlos.
Carlos membuka pintu kamar.
“Apa sih? Aku lagi mau mandi.” ucap Jarvis.
“Sekarang baru mau mandi? Daritadi ngapain saja? Aku sudah menunggu di lobi hampir satu jam.” balas Carlos.
“Aku ingin meredakan mabukku dulu. Kamu pergi saja! Ke tempat Katie atau kemana kek!” ucap Jarvis.
“Dia tidak ada di hotel. Aku sudah membunyikan bel tapi tidak dibukakan.” balas Carlos.
Itu jelas. Dia sedang bersamaku. batin Jarvis.
“Ya sudah balik saja ke lobi. 1 jam lagi aku turun.” ucap Jarvis.
“Bosen di lobi. Aku menunggumu di sofa saja, sambil menonton tv.” balas Carlos lalu ke ruang tengah dan menyalakan tv.
Jarvis menutup pintu kamarnya dengan rapat dan menguncinya sebelum dia masuk ke kamar mandi menemui Lindsey.
“Carlos menunggu di ruang tengah.” bisik Jarvis. Tangan Jarvis menyelinap ke dalam kaos yang kembali dipakai Lindsey.
“Tapi dia sedang menonton tv. Dia tidak akan dengar kalau kita melakukannya.” bisik Jarvis kemudian.
“Jarvis.. aku takut... Bagaimana kalau Carlos mendengarnya?” bisik Lindsey ketika Jarvis siap memasukinya.
“Pelan-pelan saja mendesahnya. Aku juga akan pelan-pelan.” bisik Jarvis.
Jarvis menutup mulut Lindsey dengan mulutnya seraya menggerakkan panggulnya dengan teratur. Sesekali dia membekap mulut Lindsey dengan tangannya.
“Mm.. mm.. mm.. mmhh..” Desah Lindsey yang tertahan.
Usai melakukannya dengan beberapa posisi, mereka akhirnya mencapai puncaknya. Jarvis mencium bibir Lindsey di akhir dengan teramat dalam seakan tidak mau melepaskannya. Jika bukan karena Carlos, pasti Jarvis masih melakukannya.
Setelah sesi acara mandinya selesai, Jarvis keluar dan melihat ruang tengah kosong dan tv pun sudah tidak menyala. Tidak ada Carlos. Karena saking asyiknya, Carlos masuk dan keluar hotel pun Jarvis tidak menyadarinya.
“Carlos sudah pergi.” ucap Jarvis ke Lindsey.
Lindsey pun keluar dari kamar mandi dan menghampiri Jarvis.
“Aku pergi kerja dulu. Nanti malam kita lanjutkan lagi.” ucap Jarvis kemudian mengecup kening Lindsey.
“Aku keluarnya agak nantian, ya.” balas Lindsey.
Jarvis mengangguk kemudian berjalan menuju pintu dan keluar.
“Astaga!” jerit Jarvis ketika melihat Carlos berdiri menunggunya di depan pintu.
“Sudah selesai?” tanya Carlos.
Bersambung...
Halo. Terima kasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa berikan dukunganmu kepada Author dengan memberikan: like, tips, komentar, dan hadiah vote. Tambahkan novel ini ke favorite kamu agar mengetahui up episode terbaru. Episode terbaru akan segera diupdate hari ini.
Bantu novel ini masuk ke ranking dengan memberikan like dan komentar agar novel ini semakin dikenal banyak orang🤗❤️ Terima Kasih