Area ngakak di awal, nyesek di akhir🤭
Diandra Latasha Jonshon atau yang sering disapa Rara adalah gadis periang yang memiliki sifat bar-bar, ceplas-ceplos dan dijuluki sebagai gadis bermulut pedas, pasalnya Rara selalu berbicara tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Terpaksa dijodohkan dengan seoarang dosen yang dingin dan datar membuat Rara mati-matian menolak, tapi ternyata Rara gagal, dan akhirnya menikah dengan dosen tersebut.
Tapi siapa sangka, di saat Rara sudah sangat jatuh hati pada suaminya, ia justru harus menerima fakta besar yang membuatnya tidak bisa berkata apa-apa, fakta yang membuatnya pertama kali menangis pilu untuk pertama kalinya, ia ingin pergi, tapi keadaannya yang tidak sendiri membuatnya tetap bertahan.
"Maaf, tapi bolehkah jika aku serakah? Aku ingin menggenggam tangan kalian berdua sekaligus. Aku tidak bisa memilih." ~ Alden
"Hingga akhirnya, sakit yang tak terlihat itu aku rasakan." ~ Rara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecupan Manis
..."Kadang-kadang kamu harus bermain aturan orang bodoh untuk membodohi orang-orang bodoh yang berpikir jika mereka sedang membodohi kamu"...
...Diandra Latasha Jonshon...
...--------------------...
Pagi harinya...
Jam menunjukkan pukul 08.00, Rara terbangun dan terkejut melihat jika sekarang sudah jam 8 pagi.
"Akhh perasaan gue udah satu minggu belajar bangun pagi, tapi kenapa masih bangun kesiangan juga sih," gerutu Rara pada dirinya sendiri.
Rara lalu segara masuk kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya, setelah itu ia segara bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.
"Makan!" ucap Alden saat melihat Rara turun.
Untuk sarapan pagi ini, Alden memang memesan makanan secara online karna di kulkas masih tidak ada bahan-bahan yang bisa di olah.
"Bapak udah bangun?" tanya Rara menanyakan pertanyaan konyol.
Alden yang mendengar pertanyaan konyol istrinya itu hanya mengerutkan alis.
"Apakah saya perlu menjawab?" tanya Alden balik.
"Emang kenapa enggak?" tanya Rara dengan polos.
"Ckk.. jika saya sudah berada disini, tentu saya sudah bangun," jawab Alden kesal.
Rara yang menyadari jika ia baru saja bertanya pertanyaan yang konyol hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum menampilkan gigi putihnya.
"Ini bapak beli ya makanannya?" tanya Rara lagi.
"Hmm" Alden hanya berdehem menjawabnya.
"Kamu ikut saya berangkat ke kampus!" ucap Alden yang lebih seperti perintah.
"Eh gak usah deh pak, saya malas nanti di liat sama anak-anak dikampus," ucap Rara berniat menolak.
"Tidak ada penolakan!" ucap Alden datar dan tak mau di tolak.
"Ckk ...." Rara hanya bedecak kesal mendengarnya.
Akhirnya selesai makan, Rara dan Alden lalu berangkat ke kampus dengan menggunakan mobil Alden, Rara hanya diam saja lantaran ia masih kesal dengan suaminya itu.
"Nanti turunin saya di persimpangan ya pak," ucap Rara pada akhirnya, ia tidak ingin di antar sampai kampus, karna jika anak-anak lain melihat Rara berangkat bersama dosen paling ganteng di kampus, maka dapat dipastikan Rara akan habis di gosipi oleh mereka.
Alden tak menyahut, ia terus menjalankan mobilnya, Rara lalu kembali fokus dengan handphone nya, ia berpikir jika suaminya pasti mendengarnya dan menurutinya.
.
.
.
"Turun!" ucap Alden.
Rara yang berniat turun seketika kaget melihat jika mereka sudah berada di parkiran di kampus, Rara lalu menatap tajam suaminya itu.
"Bapak apa-apaan sih nurunin saya disini, kan saya sudah bilang turunin saya di persimpangan," ucap Rara kesal.
"Saya tidak mungkin membiarkan istri saya berjalan sendiri ke kampus," jawab Alden tenang.
"Ya elah, bapak sok manis banget sih, ini kalo anak-anak liat saya naik mobil sama bapak, entar di kirain saya keganjenan lagi sama dosen baru," ucap Rara kesal.
"Katakan saja kalo kamu istri saya," ucap Alden.
"Enak banget sih bapak ngomong, kalo orang-orang kampus pada tau saya nikah sama bapak auto dihajar saya sama fans-fans bapak," ketus Rara.
Alden yang mendengarnya hanya terkekeh.
"Ya mau gimana lagi, resiko orang ganteng," ucap Alden dengan pede sambil menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan.
"Uwek." Rara berlagak ingin muntah.
Rara lalu berniat untuk segera keluar, tetapi Alden langsung menahannya.
"Apa lagi sih pak?" tanya Rara kesal.
"Kamu lupa sesuatu," ucap Alden datar.
"Apaan?" tanya Rara bingung.
"Ckk.. salam Ra," ucap Alden kesal.
"Oh iya hehe Waalaikumsalam pak," ucap Rara mengusili suaminya.
"Ckk.. serius Ra."
"Iye-iye jangan galak-galak pak suami, Assalamualaikum," ucap Rara sambil mencium tangan suaminya.
Alden tersenyum kemudian mendekatkan dirinya ke Rara, lalu..
CUPP
Alden mencium kening Rara dengan lembut.
"Waalaikumsalam," ucap Alden tersenyum.
Rara justru membeku setelah di cium oleh Alden, ia tak menyangka sang suami akan menciuminya, meskipun itu hanya di kening, tetapi Rara cukup terkejut.
"Bapak cium saya?" tanya Rara polos.
"Kenapa? Bukankah itu wajar untuk sepasang suami istri?" Alden justru bertanya balik.
"Tapi kan ki-"
"Shutt meskipun kita menikah karna perjodohan, bukan berarti kita tidak bisa saling mencintai, saya sudah bersumpah dengan diri saya sendiri jika saya hanya akan menikah 1 kali seumur hidup, jadi saya akan berusaha untuk mencintai kamu," ucap Alden lembut.
"Tapi saya gak cinta sama bapak," lirih Rara.
Alden tak marah mendengarnya, ia justru tersenyum lembut pada Rara.
"Saya akan berusaha untuk membuat kamu jatuh cinta Ra, cobalah untuk mencintai saya, karna saya tidak akan pernah menalak kamu, sampai kapan pun," ucap Alden.
"Rara takut pak, kalo Rara mulai jatuh cinta sama bapak, bapak justru pergi," batin Rara.
"Rara akan coba, tapi Rara gak janji pak," lirih Rara lagi.
"Ya udah sana kamu keluar!" usir Alden.
Rara hanya mengangguk, kemudian keluar dari mobil. Saat ia sudah keluar dari mobil, banyak mahasiswa yang terkejut, ada yang manatap heran, dan ada yang menatap iri, bahkan ada juga yang menatap tidak suka terhadap Rara.
"Astaga liat deh, kok Rara bisa nebeng sama Pak Alden ya?"
"Halah palingan juga ngemis minta ikut nebeng."
"Ihhh kok bukan gw ya yang di ajak sama Pak Alden."
"Rara beruntung banget sih bisa nebeng sama Pak Alden."
"Ya iyalah pak Alden mau ngasih tumpangan, orang Rara cantik begitu."
"Apalah daya aku yang hanya remahan rengginang."
"Mungkin ngejal*ng kali."
Rara tentu panas mendengarnya, apalagi saat dibilang jika ia mengemis ikut dengan pak Alden, bahkan ngejal*ng, sungguh mulut yang tidak pernah diajar, Rara tentu tidak terima mendengarnya.
"HEH KALO NGEGOSIP MAH PELAN-PELAN BISA GAK SIH, SITU NGEGOSIP ATAU MAU NGASIH PENGUMUMAN, KERAS AMAT, DIMANA-MANA MAH KALAU MAU NGEGOSIP PASTI BISIK-BISIK, LAH INI ASTAGA... IRI BILANG KARYAWAN, ORANG CANTIK MAH BEBAS, DIANDRA GITU LOH, DOSEN AJA KEPINCUT!" teriak Rara menggelegar mengeluarkan kata-kata pedas sambil bergaya angkuh dan menyombongkan dirinya, kemudian berjalan santai menuju kelasnya.
Alden tentu terkejut mendengar teriakan Rara yang sangat nyaring, tapi ia justru terkekeh mendengar kalimat terakhir Rara, sungguh istrinya itu menggemaskan.
Alden lalu keluar dari mobil dan seketika siswa diam, tidak ada yang berani mengeluarkan suara saat melihat tatapan dingin dan tajam dari Alden. Alden lalu segera pergi ke ruangannya.
Sedangkan Rara berjalan santai menuju kelasnya.
"RARA"
.
.
.
Author
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalani.
hola semuanya, uhh udah main kecup aja mereka ya hihi, untuk kecupan yang agak ke bawah masih belum ya, karna kalo Alden asal kecup aja, yang ada mah di gampar sama Rara hihi.
Konflik nya masih belum nyampe ya, entar deh, kita biarkan mereka bersenang-senang dulu, setelah itu aku akan hancurkan mereka haha
malu masih di tempat umum🤭🤭