Menjadikannya Istri Kontrak

2 minggu kemudian

tujuh hari sudah berlalu kini perlahan lahan natali sudah mulai terbiasa dengan kehadiran lixian di dekatnya dan sudah merasa nyaman, ketakutan yang dulu dia tampilkan sudah tidak ad lagi di guratan wajah cantiknya hanya saja kini natali merasa bingung dengan sikap lixian yang akhir akhir ini manja kepadanya bahkan sejak dua minggu yang lalu lixian selalu manja dengannya

meskipun keadaannya mereka berdua yang sama sama merasa nyaman namun tetap saja mereka tidak sekamar, namun lixian dengan otak liciknya selalu berusaha tidur dengan natali dengan mengendap endap masuk tengah malam ke kamar natali dan membaringkan tubuhnya di kasur natali sambil memeluknya dan pada pagi hari lixian keluar diam diak dari kamar natali, seolah olah dia tetap tidur di kamarnya

Bukannya natali tidak merasakan apa apa jika lixian tidur di kamarnya namun natali segera menepis fikirannya itu, "mna munggkin lixian tidur di kamarku dan kalo memang iya aku juga belum siap untuk itu rasanya masi canggung dengannya"begitu fikir natali

Natali selalu mengeleng gelengkan kepalanya kala melihat lixian yang manja dengannya, bahkan keempat sahabatnya yang pada 1 minggu lalu mengunjungi rumah lixian merasa herean dengan sikap lixian yang manja dengannya, pasalnya mereka baru melihat sahabatnya itu bersikap seperti anak kecil

Flasback On

Weekand itu luhan, bagas, luxi, kenan, berencana untuk berkunjung ke rumah lixian, dia ingin tau bagaimana sahabatnya itu selama ini, termasuk bagas yang ntah mengapa mengkhawatirkan natali seperti kakak yang mengkhawatirkan adiknya, tapi mungkin bagas hanya meras iba dengan natali, sejak pertama bertemu natali bagas sudah memperhatikan natali yang pada saat itu penuh dengan ketakutan

tut.... tut...

"Hallo li"suara luxi

"hm"jawabnya

"Gue sama yang lain sekarang ke rumah lo ya"

"ngapain? "tanyanya singkat

"Hari ini weekand kita pengen main blliar di rumah lo"jawabnya cengengesan

"Bisanya juga lo datang langsung "ketusnya

"Kan dulu lo lajang dan sekarang ada istri lo, oke gue ke situ ya"jawabnya

"hm" jawabnya singkat dan langsung memutuskan teleponnya

selang beberapa menit luhan, luxi, bagas, kenan sudah berada di depan rumah pribadi lixian

ting nong... ting nongg

ceklek

pintu di buka oleh salah satu pelayan

"Selamat siang tuan"sapa bi inah sambil tersenyum ramah

"siang bi, lixiannya ada"ucap Luxi bass basi

"Ada tuan, silahkan duduk saya panggilkan dulu tuan lixian"ucap bi inah yang di angguki mereka berempat dan bi inah langsung menuju kamar lixian

tok tok tok

"ada apa? "ucap datar lixian yang sudah membukakan pintu kamarnya

"anu tuan di bawah ada tuan luxi dan lainnya"jawabnya, dan lixian hanya menganggukkan kepalanya dan menyuruh bi inah siapkan minum

lixian turun dari tangga dengan wajah datarnya

"Hai brooo, gimana kabar calon daddy ini dan mana istri lo yang cantik itu? "tanyanya basa basi

"gak usah basa basi"jawabnya ketus

"wehhh santai daddy gak usah ketus ketus"jawab luxi yang membuat ketga sahabatnya menggeleng gelengkan kepalanya melihat sikap luxi yang sering menggoda sahabatnya lixian

"eh iya mana nata? "tanya kenan

"Dia di kamarnya, tadi gue suruh baca baca buku kehamilan"jawabnya dan mereka semua hanya mengguk tanda mengerti

"Tumben lo weekand ini gak sibuk kerja, biasanha lo gila kerja"tanya bagas

"Gue males, gue pengennya di kamar terus bareng natali, dan semua tugas tugas gue udah di serahin ke lae, mungkin benar kata luhan ini bawaan bayi"

"hahhhhhh?"kaget luxi

"Jadi sekarang lo udah sekamar sama nata? dan apa lo dan nata udah ngelakuin itu lagi? "tanynya

"Enak aja lo klo ngomong! nggak gue masi pisah kamar ya meskipun gue juga pengen minta hak gue cuman gue lihat dia masi takut, dan gue gak mau buat dia ngejauh sama gue bisa bisa nnti rencana gue gagal"jelasnya sewot

sontak keempat sahabatnya tertawa renyah mndengar penjelasan lixian "hahah, gila lo ya lo pengen tapi maksudnya lo takut lo kebawa perasaan gitu? "tanya luhan yang masi tertawa

dan mereka terus menggoda lixian dan sesekali tertawa melihat sikap lixian, namun tawanya berhanti kala natli membawakan minuman untuk mereka

"Si-silahkan di minum kak"ucap natali ramah dan mendudukan badannya untuk meletakkan minuman di atas meja

"eh natali apa kabar? "tanya luxi

" ka-kabarku baik kak"jawabnya gugup karena belum terbiasa dengan teman teman suaminya itu

"Kenapa kamu yang antar minumannya? kemana bi inah? "tanya lixian

"Bibi lagi nyiapin makanan buat makan siang kak"jawab natali yang memang sekarang natali memanggil lixian dengan sebutan mas karena permintaan lixian tempo hari

"kak? "tanya luxi, dan langsung tertawa renyah

"hahah sekarang sudah baikkan nih"godanya, dan natalu tersipu malu menundukan kepalanya

"Eh iya natli apa kandunganmu baik baik saja?"tanya bagas yang tiba tiba menanyakan hal itu pada natali, yang membuat lixian menatap bagas dengan tatapan mengintimidasi

"Eh.. ba_baik tuan"jawabnya gugu

"Gak usah panggil aku tuan panggil aja kakak oke?"jawabnha tersenyum, dan natali hanya menganggukkan kepalanya

"iya benar natali panggil kita dengan nama saja atau kakak juga gak papa supaya lebih akrab"

"ii_iya k_kak"jawab natali

"Nat buatkan makanan siang untukku, aku gak mau makan makanan punya bi inah, dan inggat jangan terlalu cape"ucap lixian yang di angguki natali

"Baik kalo gitu nata pergi ke dapur dulu ya kak"pamitnya

"eh bro lu yakin gak punya perasaan sama nata? orang cantik banget plus baik gitu masa lo sia siain? dan nih yah yang gue lihat nata dan alexa atau bella jiks di bandingkan masi kalah cantik sama nata"ucap luxi, lixian hanya diam

"ehh katanya mau main biliar, yuk sekalian nunggu masakan jadi"ajak luhan, dan mereka mengangguk dan bangkit untuk menuju ruangan biliar yang ada di rumah pribadi lixian

sesaat kemudian makann telah siap dan natali langsung memanggil lixian dan sahabat sahabatnya untuk makan, namun drama lixian terjadi yang merengek minta di suapin natali dan itu membuat sahabatnya bingung dengan ulah lixian yang manja

"Suapin"ucap lixian pada nata yang tengah manyantap makanan bersama

"hm ta_pi"ucapnya ragu

"suapinnnnn"rengek lixian yang mengundang tatapan binggung sahabatnya

"baiklah, buka mulutnya.. aaaaaa"natali terus menyupai lixian suap demi suap

"kamu juga harus makan dan setelah itu minum susunya"ucapnya memberi perhatian

"iya nnti aku makan ko"jawab natali

"janggan nanti, sekarang buka mulutmu"ucap lixian ysng menyendokkan nasinya dan menyuapi natali, mereka makan dengan saling suap suapan, sebenarnya natali merasa malu dengan sahabat sahabatnya namun karena paksaan lixian membuatnya tak berkutik dan menurutinya

keempat sahabat sahabatnya hnya menatap bingung kedua pasanagan yang sebentar lagi menjadi orangtua itu, mereka tidak berani berkomentar selagi makan karena menurut mereka iti tidak sopan, mereka terus mrmakan makanannya dan sesekali menggeleng gellengkan kepalanya

flasback off

Siang itu lixian tengah sibuk di kantornya memeriksa berkas berkas yang belum dia periksa, namun kegiatannya terhenti saat ada telepon masuk dari handphonenya

Mama

itulah nama yang tertera di layar ponselnya

"ah ada apa mama menelepon ku? "

"Ya hallo ma"ucapnya setelah telepon tersambung

"Hallo li, gimana kabarmu nak?"tanyanya

"Baik mah"singkatnya

"Nak apa kamu sudah melupakan bella?"tanyanya di sebrang sana

"Hmmm"jawabnya

"Nak mama tau kau tidak terlalu mencintainya kau hanya menganggap dia sebagai pengganti lexa kan? "tanya mamanya

"apa maksud mama? "tannyanya yang mulai memahami arah bicara sang mama

"Nak mama juga dari dulu tidak pernah menyukai bella, menurut mama hanya lexa yang pantas untukmu nak, dia keluarg terpandang dan kamu juga sama dan sedangkan bella dia hanya model terkenal saja"ucapnya, ya memang nyonya Yen Li tidak pernah mau anak anaknya sampai jatuh di tangan wanita sembarangan karena dia harus tau babat bibit bobotnya sampai tunas akarnya, dan hanya lexa lah yang pantas mendampingi anak bungsunya, begitu fikir nyonya Yen Li

"Sudah lah ma, aku gak mau membahas itu lagi"jawabnya dan langsung memutuskan panggilannya

tiba tiba moodnya kembali memuncak kala mengingat lexa dengan teganya meninggalkan lixian kala lixian sudah benar benar jatuh cinta sedalam dalamnya dengan lexa

pandangannya lurus menatap hamparan gedung lewat kacanya, tapi matanya kosong menerawang mengingat kenangan kenangan indah dengan lexa semasa kuliah dulu, dan bella? ya lixian sebenarnya tidak terlalu mencintai bella, lixian hanya menjadikan bella sebagai pengganti lexa karena banyak kemiripan lexa di diri bella, sehingga menjadikannya pacar dan tunangannya namun lixian kembali terpuruk kala bella melakukan hal yang sama dengan lexa bahkan lebih parah, yaitu selingkuh!

lixian tidak pernah menerima bentuk perselingkuhan dengan alasan apapun, kini otaknya memikirkan lexa, dan bertanya tanya "apakah lexa juga sama melakukan itu sama dengan bella? " namun lixian sampai saat ini belum pernah tau keberadaan lexa di mana? dan apa yang lexa lakukan

"lexa apa kau tidak merindukan aku... "lirihnya pelan

tapi berkat anak yang di kandung natali lixian sedikit melupakan lexa dan bella, bahkan anak itu belum lahir lixian sudah amat mencintai anak itu dan menyayanginya, hatinya berbunga kala mengetahui ada orang yang mengandung anaknya, ntah apa yang terjadi jika anaknya dan natali akan meninggalkannya juga

"eh natali? kenapa aku tiba tiba menyebutkannya, tidak tidak aku hanya mencintai anakku! ya anakku"gumamnya dan langsung melanjutkan pekerjaannya kembali

...

Ya begitulah lixian seklinya dia mencintai orang dia akan menjaga menyayanginya dengan setulus hati, mencintainya sedalam dalamnya, mengenggamnya seakan takut akan pergi, dan akan menyerahkan segalanya demi orang yang dia cintai.

Tapi satu prinsipnya lixian tidak akan pernah melakukan hibungan yang terlalu intim sebelum ada janji suci pernikahan, namun dia melangar prinsipnya itu dan melakukan hubungan in**m dengan natali, walupun dia dalam keadaan mabuk, tapi lixian sadar jika waktu dia melakukan itu dengan natali dia melalukannya beberapa kali dan sebenarnya dia ingin kembali merasakan itu namun lixian takut natali pergi dan membawa anaknya yang amat sangat di cintainya walaupun sebelum lahir...

.

.

.

TBC