Agares Everett adalah salah satu iblis yang tidak memiliki inti sihir, karena tidak memiliki inti sihir membuat Agares tidak bisa menggunakan sihir seperti iblis pada umumnya.
karena tidak bisa menggunakan sihir Agares menjadi iblis yang sangat lemah, ia sampai di khianati oleh pacarnya sendiri dan di buang ke hutan.
siapa sangka di hutan itu, Agares mendapatkan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya, yaitu darah Kraken sosok monster yang di anggap mitos namun ternyata benar benar ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anugrah dari sang Pencipta
Bola mata Agares tampak tidak bergerak dari tempatnya, tatapannya kosong mengarah ke bulan purnama yang menggantung di langit malam.
"Satu satunya cara agar aku bisa menghentikannya, dengan menjadi iblis yang sangat kuat!" Ucap Agares dengan penuh tekad dalam hatinya.
"Hahaha..!!!" Tiba tiba suara tawa menggema entah dari mana.
Agares mengerutkan keningnya, ia telah toleh mencari sumber suara itu namun yang ia dapati di sini hanyalah hamparan padang rumput luas dengan batu batu besar, tanpa adanya satu sosok iblis pun.
Agares memilih untuk mengabaikan tawa itu, ia berfikir bahwa itu hanya halusinasinya saja.
Agares kembali berucap dengan mulutnya, "Aku harus menjadi iblis yang kuat untuk melawan sosok misterius itu, walaupun aku tidak memiliki inti sihir dan tidak bisa menguasai sihir namun aku yakin sekali dengan kemampuan fisikku aku mampu menjadi iblis yang kuat dan berdiri di atas puncak!"
"Hahahahahahahaha...!!!!" Kembali suara tawa menggema dengan sangat keras, kali ini lebih keras dan terdengar sangat jelas di benak Agares.
Agares langsung berdiri seraya tolah toleh ke kanan dan ke kiri mencoba mencari di mana keberadaan sosok yang tertawa itu.
"Tunjukan dirimu keparat, jangan bersembunyi seperti pengecut, tunjukan wujudmu dan lawan aku!" Teriak Agares dengan wajah serius di wajahnya.
"Hahahahahahahaha...!!!!" Tawa yang lebih keras dari sebelumnya kembali terdengar.
Detik berikutnya pemandangan di mata Agares berubah seratus delapan puluh derajat, yang awalnya adalah puncak tebing dengan hamparan padang rumput, kini berubah menjadi dimensi antah berantah.
di sekeliling Agares hanya ada pemandangan gelap yang seolah tiada ujungnya, apa yang Agares pijak juga bukanlah tanah, melainkan air laut yang berwarna merah darah.
Anehnya Agares berdiri di atas air laut itu, bukan tenggelam di dalamnya.
Keheningan menyelimuti dimensi antah berantah ini, hingga tetesan air menyadarkan Agares.
"Tunggu, di mana aku?" Tanya Agares yang langsung tolah toleh ke kanan dan ke kiri, namun dia tidak menemukan siapapun.
Agares baru tersadar dia mendengar suara tawa keras di atas tebing, dan mengapa kini dia berada di antah berantah.
Agares langsung bisa menyimpulkan, bahwa dirinya di bawa oleh sosok lain di alam dimensi ini.
Agares merenung, ia berpikir sejenak, "oh... aku baru menyadarinya, ternyata ini adalah ulahmu, akhirnya aku bisa bertemu denganmu. Kraken, monster lautan yang mengguncang dunia Abyss dua ribu tahun yang lalu." Ucap Agares seraya menyeringai dengan lebar.
Bruss!!!!
Tiba tiba air lautan di depan Agares meninggi dengan sendirinya, seolah ada monster yang ingin muncul di sana.
Agares memincingkan matanya menatap air yang meninggi itu, detik berikutnya sosok Kraken tampak jelas di hadapan Agares, benar benar jelas.
Agares melebarkan matanya dengan ekspresi penuh keterkejutan, "ternyata wujudnya memang benar benar sangat mengerikan." Batin Agares dengan ekspresi terkejut.
"Aku sudah menyangka, bahwa dirimu bisa mengetahui aku berada di dalam tubuhmu, Agares Everett." Ucap Kraken dengan nada suara yang sangat berat dan serak.
Jantung Agares seakan terjun bebas ke perut, bagian logis dalam dirinya berteriak, 'mustahil'
Walaupun dalam dirinya Agares mengalami kepanikan yang teramat sangat, namun Agares masih mencoba untuk tenang dan menguasai keadaan.
Kraken tampak berdiri tepat di depan Agares, namun ada puluhan rantai rantai hitam keunguan yang melilit setiap jengkal tubuh Kraken, membuat Kraken tidak bisa bergerak dan hanya bisa berbicara saja.
"kamu benar benar iblis yang sangat menarik. Kamu tidak memiliki inti sihir tidak seperti kebanyakan iblis pada umumnya, namun kamu di anugrahkan oleh sang pencipta dengan dua hal yang sangat berguna untukmu." Ucap Kraken kemudian dia memasang senyum sinisme ke arah Agares.
Agares memiringkan kepalanya, "Dua hal anugrah dari sang pencipta? Maksudku kekuatan fisikku, aku sudah mengetahui yang itu namun kamu mengatakan ada dua."
"Lantas," Agares mendongak menatap wajah Kraken di atasnya dengan tatapan dingin seolah tidak ada rasa takut di dalam hatinya, "apa hal kedua yang sang pencipta anugrahkan kepada diriku?" Tanya Agares.
"Hal kedua?" Kraken mendengus, tawa kecil yang terdengar seperti ejekan lolos dari mulutnya, "kamu tidak menyadarinya selama ini? Hal kedua itu adalah kamu satu satunya iblis yang memiliki intuisi sangat tajam."
"Intuisi yang sangat tajam?" Tanya Agares.
"Benar, intuisi yang sangat tajam!" Jawab Kraken menekankan, seakan ingin mengukir kalimat itu di otak Agares.
"Pertama karena kamu tahu rencana tersembunyi dari sosok yang mengaku sebagai Putra Takdir hanya dalam satu kali pertemuan, yang kedua kamu tahu diriku bersemayam dalam dirimu dan yang terakhir....."
Nada suara Kraken merendah, "Kamu sebenarnya sudah mengetahui terdapat mantra pelacak di dalam dirimu, yang di tanam oleh sosok yang mengaku sebagai Putra Takdir itu."
Agares mengangkat sedikit sudut bibirnya, "itu hanya kebetulan saja, Aku bisa menebaknya." Ucap Agares dengan dingin.
"Hahaha!!!" Kraken tertawa terbahak bahak seraya menatap Agares, "sayang sekali, kamu masih terlalu lemah.....
Kamu masih sangat lemah, oleh karena itu gunakanlah kekuatanku!" Ucap Kraken dan detik berikutnya dimensi antah berantah itu menghilang begitu saja tanpa jejak sama sekali di gantikan kembali dengan pemandangan puncak tebing.
Agares, membuka kedua matanya secara perlahan. Matanya menunjukan siluet ungu khas mata dari Kraken.
Agares hanya diam menatap pemandangan di bawahnya, senyuman kembali terukir di bibirnya, senyuman yang terlihat sangat misterius.
"Sangat mudah sekali memancingmu untuk menemuiku, bahkan aku sudah mengetahui rencanamu dari pembicaraan itu, benar benar monster yang bodoh." Ucap Agares dalam hatinya.
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat sekali, bulan kembali beristirahatan di gantikan dengan matahari.
Embun pagi yang menetes memantulkan sinar mentari pertama yang menyibak kabut tipis, simfoni alam mulai terdengar---- kicauan burung bersahutan dengan gemersik dedaunan yang di terpa angin sepoi sepoi.
Pagi hari bukan hanya sebagai pergantian waktu, tetapi sebagai janji baru--- mentari yang naik perlahan seolah tersenyum hangat, menaburkan cahaya harapan ke setiap sudut dunia yang masih terpejam.
Agares bangun dari tidurnya dengan wajah plonga plongo menatap semut semut yang lewat di pojokan kamarnya.
Detik berikutnya mulutnya terbuka lebar, selebar gerbang istana negara. Setelah beberapa saat mengumpulkan nyawa, akhirnya Agares bangkit dari tempat duduknya, ia berjalan perlahan keluar dari kamarnya.
Kriiieeeetttt!
Bunyi derik pintu yang di buka secara perlahan.
Agares langsung melompat kaget begitu melihat Isabella berdiri di depan pintu dengan wajah yang tampak sedikit gelisah.
Agares mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu sedikit cepat, "Isabella, mengapa kamu berdiri di depan pintu seperti ini?" Tanya Agares dengan bingung seraya menatap Isabella.
Isabella tampak tersenyum kaku, dia memeluk lebih erat buku di pelukannya hingga kuku kukunya sampai memutih.