Merebut Cintamu

Arleta tidak tau harus berkata apa. Dia tau pasti Restandi tidak sedang jatuh cinta padanya. Arleta juga tidak tau apa yang ada di pikiran Restandi hingga melakukan hal itu. Tapi itu membuat Arleta ingin melakukan hal yang sama.

"Sudah, sudah nanti kita pikirkan dulu solusinya bagaimana. Atau kamu tanya Arlan dia maunya seperti apa, biar kalian ga ribut terus". Arleta mengalihkan perhatian Revita. Gadis itu setuju dengan Arleta. Revita jadi bingung. Dia dan Arlan saling mencintai tapi jadi rusuh begini. Restandi dan Arleta malah tenang-tenang dan mulus saja walau tidak ada cinta.

"Kalian ko bisa sih tunangan dadakan tapi rukun?". tanya Revita yang jadi penasaran.

"Entah ya. Aku sih ngikut saja sama Restandi karena dia sepertinya tau dan yakin apa yang ingin di capai ya dan tujuan hidupnya" jawab Arleta apa adanya.

"Maksud kamu Leta, kamu pasrah dan nurut saja apa yang Restandi suruh?". Revita bertanya dengan bahasanya yang parah abis. Untung Arleta tidak tersinggung.

"Sepertinya begitu. Restandi bilang hubungan itu berhasil di bangun jika kedua pihak sama-sama berupaya. Dia sudah banyak sabar sama aku walau tau hati aku masih banyak benalunya. Jadi aku sekarang sedang berusaha mengenal dirinya dan memahami keinginannya". Arleta juga bingung menjabarkannya bagaimana. Tapi dia ungkapkan apa yang dia rasakan.

"Sepertinya Restandi itu lebih matang dan dewasa dari bang Kevin ya". Revita jadi membandingkan dengan abangnya. Arleta setuju. Tiga tahun berpacaran dengan Kevin Arleta banyak mengalah pada Kevin walaupun dulu Kevin yang mengejar Arleta. Hubungannya sekarang dengan Restandi dia merasa lebih di perhatikan, di hargai dan di dengarkan. Maka Arleta merasa nyaman bersama Restandi.

"Arlan bagaimana?". tanya Arleta.

"Dewasa dan sabar sih sama aku. Tapi cemburunya itu". Revita memikirkan lagi hubungannya dengan Arlan.

Arlan Dewantara saat itu juga sedang memikirkan Revita. Pria muda yang berlatar belakang dari keluarga sederhana itu harus berjuang keras untuk menyelesaikan pendidikannya. Dia dapat beasiswa hingga bisa kuliah. Selain itu dia juga bekerja untuk membantu kebutuhannya. Walau hanya pegawai kecil karena dia masih kuliah dulu hingga lulus jadi sarjana. Karena kerajinan dan kejujurannya Arlan naik jabatan hingga ke posisinya sekarang sebagai Manager pemasaran yang top di kantornya. Tangan dinginnya mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tempatnya bekerja. Wajahnya tidak terlalu tampan tapi dia berkharisma. Pertama kali bertemu Revita secara tidak sengaja di kenalkan temannya. Awalnya Arlan ragu karena latar belakang keluarga Revita yang berada. Tapi dilihatnya gadis itu sendiri tidak sombong dan manja. Semakin kenal Revita Arlan semakin suka dan jatuh cinta padanya. Walau Revita sering mengungkapkan isi kepalanya begitu saja tapi Arlan bisa menerima itu. Apalagi Revita mau mencoba bekerja di perusahaan tempatnya bekerja. Namun sekarang Arlan mulai tidak sabar dengan tingkah para pria yang suka pada gadisnya. Di tambah gosip yang menyatakan Arlan akan di pindahkan dan menjabat sebagai pimpinan di cabang baru perusahaannya menambah rasa cemasnya. Jika itu terjadi Arlan bingung harus bagaimana. Di tolak, hal itu merupakan kesempatan untuk karirnya. Di terima, dia harus meninggalkan gadisnya di tengah para perayu itu. Arlan sendiri belum menceritakan pada Revita gosip tersebut karena belum pasti. Sehingga Revita jadi bingung melihat Arlan yang moodnya berantakan. Hari ini Revita sudah melarikan diri karena kesal pada Arlan. Tapi Arlan tau Revita pasti bertemu Arleta. Arlan pun menyusul Revita ketempat pertemuannya dengan Arleta. Di cafe yang sering mereka datangi. Restandi pun demikian, mendatangi cafe tersebut karena ingin bertemu Arleta. Hingga mereka berempat berkumpul bersama sambil makan malam. Karena para gadis sibuk bergosi maka Restandi dan Arlan mengobrol berdua.

"Wajahmu lesu bro? Ada masalah di kantormu?". tanya Restandi. Dia jadi kenal Arlan karena Arleta sering bertemu Revita.

"Aku di panggil bosku tadi sore. Mereka akan memindahkan ku ke cabang baru dan aku diangkat jadi pimpinan di sana". Arlan menceritakan gosip yang jadi kenyataan.

"Wah hebat, selamat ya tapi kenapa lesu?". Restandi bingung melihat Arlan. Dulu Arlan sungkan untuk berteman dengan Restandi karena pria itu begitu berkilau menurut Arlan. Tampan, kaya, pintar. Tapi ternya Restandi bukan pria angkuh seperti dugaannya.

"Aku cemas meninggalkan Revita di kantor yang lama dengan kumbang-kumbang di sekitarnya". jawab Arlan. Restandi langsung mengerti. Diliriknya Revita. Ya gadis itu cantik dan supel. Walau tidak setinggi Arleta tapi dia menarik. Restandi tersenyum.

"Bro kau tau kenapa aku meminta Arleta untuk bertunangan denganku walau kami belum mengenal baik?". Restandi menyenggol lengan Arlan agar fokus dengan perkataannya.

"Karena kalian di jodohkan".

"Bukan itu. Pertama aku harus membatasinya dari pria yang selama tiga tahun menjadi pacarnya. Kedua aku ingin semua orang tau bahwa Arleta milikku. Ketiga dengan begini Arleta akan lebih fokus padaku. Kau tau kan kami bukan pasangan yang saling jatuh cinta. Tapi karena aku sudah bertekad agar Arleta jadi istriku maka aku harus berupaya untuk itu. Yang terakhir, milikku tidak ada yang boleh menyentuhnya". Arlan terpana mendengar penjelasan Restandi. Selama ini dia hanya tau pria itu sosok yang ramah ternyata memiliki pikiran sedalam itu.

"Aku kira pertunangan itu hanya satu langkah lebih serius ke arah pernikahan". kata Arlan.

"Itu juga betul. Kau tau aku sedang menggiring Arleta ke arah itu. Maaf kalau kata-kataku kasar. Hal ini tidak mudah karena kondisi hati Arleta. Kalian justru lebih beruntung dariku. Kalian saling mencintai. Jangan buang-buang waktu dengan hal-hal yang ga penting". Restandi tersenyum tulus.

"Wah tuan Gutama, hari ini aku belajar sesuatu darimu, ternyata kau orang yang serius dalam hidupmu. Aku akan mempertimbangkan lagi hubunganku". Arlan meninju lengan Restandi pelan.

"Bicarakan dengan Revita agar kalian punya tujuan yang sama". saran Restandi.

"Aku kan bisa meniru apa yang kau lakukan. Menggiring Revita agar jadi istriku". Mendengar kata-kata Arlan mereka jadi tertawa bersama. Hal itu menarik perhatian para gadis.

"Kalian bicara apa sih, kelihatannya seru". Revita penasaran. Dia melihat wajah Arlan yang semula di tekuk tujuh sekarang jadi lebih cerah. Yang di tanya hanya senyum-senyum saja. Arleta pun mengajak Restandi pulang. Sekarang tinggal Arlan dan Revita.

"Sayang aku mau bicara serius sama kamu". kata Arlan sambil meraih tangan Revita.

"Ok". Revita mulai senang Arlan tidak ngambek lagi.

"Aku dapat penugasan baru. Mulai bulan depan aku akan memimpin cabang baru". jelas Arlan. Revita terkejut tapi lalu wajahnya berseri-seri.

"Wah bagus deh, kamu naik jabatan".