NovelToon NovelToon
Luka

Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Trauma masa lalu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: oland sariyy

Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.

Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Angka Yang Besar

Naima duduk termenung di lorong rumah sakit yang mulai sepi.Dito sudah pamit pulang ke rumah untuk mengambil baju ganti menumpang di motor milik Bu Tina.bersyukur di tempat baru tetangga mereka begitu perduli.tidak seperti di tempat tinggal yang lama.untuk makan malam saja sudah di antar oleh istri Pak RT berikut sumbangan yang mereka kumpulkan secara suka rela.pemilik warung tempat Maryah bekerja juga datang membesuk Maryah,lagi dan lagi Naima di beri bantuan yang masih tersimpan utuh di dalam amplop putih.

Namun besar nya nominal yang di butuhkan untuk biaya pengobatan ibu nya membuat Naima buntu.bantuan yang di terima tidak akan cukup untuk menutupi semua nya.

Tujuh puluh lima juta,sebuah angka yang sangat besar bagi Naima,seumur hidup Naima belum pernah melihat uang sebanyak itu.

Mana ada yang mau meminjamkan uang sebanyak itu kepada Naima yang belum bekerja.

Maryah sudah tertidur pulas di atas ranjang di temani dinginnya udara malam.

" Ini teh hangat untuk Kamu." seseorang datang menghampirinya.

Naima mendongak melipat asal kertas yang baru di ambil dari bagian administrasi.

Sebagian keluarga pasien yang di rawat di sini sudah beristirahat hanya tinggal beberapa orang saja yang betah berlama-lama di lorong rumah sakit.

" Teh ini cocok menemani mu melewati malam yang dingin dan panjang." Bagas dokter muda yang paling terkenal di rumah sakit ini ternyata belum pulang meskipun malam sudah semakin larut.

Bagas tak hanya membawa segelas teh hangat untuk Naima,ketika tidak sengaja melihat Naima yang duduk termenung dengan tatapan kosong,Bagas membelok kan tubuh menuju ke kantin rumah sakit,dua gelas teh hangat berikut roti bakar di beli sebagai alasan agar bisa mengajak Naima mengobrol.

" Kamu sudah makan?" tanya Bagas mengakrabkan diri.

Jas putih sudah terlepas hanya tersisa kemeja abu-abu yang begitu pas di tubuh kekar nya.

Meskipun sudah seharian beraktivitas aroma parfum Bagas masih jelas tercium oleh Naima.

" Sudah." jawab Naima singkat sedikit gugup duduk berduaan dengan Bagas.

" Saya Bagas! Nama Kamu siapa?" Tanya Bagas ingin tahu.

" A- aku Naima." jawab Naima berusaha tersenyum meskipun sedang tidak mood.

Bagas mengangguk.dia sendiri juga tidak paham kenapa dia ingin selalu berada di dekat Naima.seharus nya jam segini Bagas sudah merebahkan tubuh lelah di atas kasur namun malam ini dia lebih memilih menginap di rumah sakit dengan alasan yang sulit untuk di jelaskan.

Sah- sah saja apa yang Bagas lakukan, tidak ada yang berani mengusik keinginan Bagas karena Bagas adalah pewaris rumah sakit ternama ini.

Kamar yang di sediakan di dalam ruang kerja nya juga sangat nyaman hampir sama dengan kamar di rumah orang tua nya.

" Kamu kelas berapa?" tanya Bagas berusaha mencairkan suasana.

" Kelas Dua belas sebentar lagi lulus." jawab Naima lagi .

Bagas sejak tadi terus mengamati tingkah Naima,alis nya mengernyit ,ia tak tahu harus melakukan apa lagi.selama ini ia tak pernah dekat ataupun menjalin hubungan dengan wanita manapun.apa lagi di hadapkan pada situasi seperti ini.

" Ada apa?" tanya Bagas semakin penasaran.

" Kapan Ibu bisa sembuh,kalau Ibu sakit Aku tidak akan tega meninggalkan Ibu di sini." jawab Naima tanpa sadar mulai merasa nyaman berbicara dengan Bagas.

Banyak hal yang di pikir kan nya sekarang, setelah ini sang Ibu tidak mungkin kerja keras lagi,Naima khawatir dengan kondisi yang sudah semakin lemah.

" Jangan khawatir, setelah operasi selesai Ibu mu akan kembali sembuh seperti semula." jawab Bagas tenang.

" Memang nya Kamu mau pergi ke mana?" sambung Bagas lagi mengabaikan tatapan mata penasaran dari beberapa perawat yang melintas di depan mereka.

Sesekali Naima menyesap teh hangat yang begitu melegakan tenggorokan nya.hanya teh ini yang bisa masuk ke dalam perut nya.nasi pemberian Buk RT saja masih utuh belum tersentuh sedikit pun.

Bagas tak tinggal diam,dia juga meminta Naima untuk menggigit roti bakar pemberian nya,Naima yang sibuk bercerita malah patuh saja dengan ucapan Bagas dan tanpa sadar sudah menghabiskan sepotong roti bakar.

" Aku mendapatkan beasiswa di universitas X, kalau Aku tidak menerima beasiswa itu Aku tidak yakin bisa mendapatkan nya lagi di tahun depan." kesempatan ini harus di manfaatkan sebaik mungkin.hanya ini jalan satu-satunya yang akan membawa dia menuju kesuksesan.

Bagas menatap Naima dengan wajah seksama, tidak sembarangan orang bisa mendapatkan beasiswa di universitas ternama itu, pasti Naima adalah siswa yang berprestasi di sekolah nya.

Paket lengkap sekali, sudah cantik pintar pula.Bagas merutuki mulut yang sembarangan berbicara.Naima masih kecil jarak usia mereka cukup jauh.lagian kenapa juga dia merasa deg-degan berada di dekat Naima.

" Ambil saja beasiswa nya, jalani saja apa yang sudah di takdir kan , setelah sembuh nanti Ibu mu akan kembali seperti biasa nya .tidak ada yang kurang sedikit pun hanya saja tidak boleh terlalu lelah dan banyak beban pikiran.sakit itu berasal dari kita sendiri."saran Bagas berusaha menguatkan Naima.

Obrolan ini semakin berlanjut.Bagas juga bertanya kemana pergi nya Ayah Naima kenapa sampai sekarang belum kelihatan juga.namun Naima memilih berdusta tidak mungkin dia membicarakan aib keluarga nya kepada orang yang baru di kenal.

Dari kejauhan tampak Dito berjalan mendekati mereka dengan membawa tas ransel di punggung nya.

" Besok Mbak sekolah saja! Biar Dito yang jaga Ibu di sini." kata nya yang paham kalau kakak nya tidak mungkin bolos sekolah mengingat sebentar lagi ujian kelulusan akan segera di mulai.

" Kamu yakin bisa jaga Ibu?" tanya Naima balik.

" Bisa Mbak! Nanti kalau butuh sesuatu Dito bisa minta bantuan sama perawat di sini." Naima mengangguk setuju,dalam hati sudah menyusun sebuah rencana yang bisa membantu nya mendapatkan uang.semoga rencana ini berhasil begitu lah harapan Naima.

Naima langsung menepis tangan Dito yang hendak mengambil roti bakar yang ada di depan nya,Naima merasa sungkan kepada Bagas karena tingkah adik nya itu.

" Apa sih Mbak?" tanya Dito kesal padahal sejak tadi Dito sudah menelan saliva ingin makan Roti bakar.

" Itu punya Dokter Bagas! Jangan main ambil saja Kamu." sungut Naima dengan mata melotot.

Dito menggaruk kepalanya salah tingkah.dia tersenyum canggung kepada Bagas.Dito ingin merasakan seperti apa enak nya roti bakar.selama ini Dito belum pernah mencoba roti bakar, meskipun punya uang Dito lebih suka menabung ketimbang mengikuti selera makan yang tidak ada habis nya.

" Sungguh menarik." gumam nya dalam hati melihat cara Naima yang begitu tegas dan tidak segan menegur adik nya.

Beberapa menit kemudian Naima mengajak Dito untuk kembali ke ruangan ibu nya, pagi-pagi sekali Naima harus pulang mencari uang yang di butuhkan.

" Tidur di kursi itu saja Mbak,biar Aku tidur di kursi depan." ucap Dito ketika melihat Naima hendak merebahkan tubuh di lantai rumah sakit yang dingin.

Sehelai kain tidak akan mampu menghangatkan tubuh mereka dari terpaan pendingin udara.jangan sampai mereka berdua juga ikut sakit lalu siapa yang akan mengurus ibu mereka yang masih terbaring lemah.

" Jadwal operasi nya di undur siang hari, nanti sepulang sekolah Mbak akan langsung ke sini,kamu jaga ibu dengan baik.kalau terjadi sesuatu sama ibu segera panggil dokter atau perawat yang berjaga." kata Naima mengingatkan adik nya.soal jadwal operasi yang di undur baru saja di dengar Naima dari mulut Bagas.

Mungkin nanti ketika dia pergi Dito masih terlelap.Naima akan melakukan apapun demi bisa mendapatkan uang.

Dia tidak bisa mundur lagi, Naima menggigit bibir nya berusaha mengatur nafas yang berantakan .mata nya kembali menatap ke arah sang ibu.beruntung pihak rumah sakit bersedia memberi sedikit waktu lagi kepada nya.

" Iya Mbak.udah tenang saja." jawab Dito begitu yakin lalu keluar dengan membawa sehelai kain sarung yang sengaja di bawa dari rumah.

" Bu....Maaf jika nanti Ibu kecewa dengan Apa yang Naima lakukan."

Bersambung.

jangan lupa like,Vote dan tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya guys.

1
ChikoRamadani
siapa yang menolong naima??? apa dokter bagas???
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
oland sariyy: perlu di kutuk kayak nya si Rudi ini ya kakak 😁😁
total 1 replies
oland sariyy
selamat membaca teman-teman semua nya.jangan lupa.tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya
ChikoRamadani
kira" apa yang dilakukan naima yah ??? jadi penasaran 🤔
lanjut dong thor
oland sariyy: tunggu di bab berikutnya kakak 😁😁
total 1 replies
ChikoRamadani
Mereka selalu diuji mulai dari tidak diberikan kasih sayang seorang ayah, tidak diberi nafkah dan saat mereka dalam situasi terpuruk pun ayahnya tidak peduli sama sekali...
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...


sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
ChikoRamadani
lanjut kakk,,
oland sariyy: siap kak
total 1 replies
oland sariyy
terimakasih sudah setia di cerita terbaru author,maaf kalau agak lama update nya kakak, author lagi kurang fit 🙏🙏
ChikoRamadani
Sedih banget loh jadi mereka, tidak diberikan kasihsayang sama sekali... hanya luka dan trauma yang diberikan oleh pak rudi...
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
ChikoRamadani
miris banget lihat keadaan mereka, apalagi pak rudi tidak ada rasa peduli kepada keluarganya sendiri. mana kakak pak rudi merendahkan bu maryah bilangin miskin dan banyak hutang eh gak sadar dia adiknya saja tidak pernah memberikan nafkah untuk keluarganya malahan bu maryah yang berjuang keras untuk membiayai kehidupan anaknya...
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...
oland sariyy: hai kakak terimakasih sudah mampir di karya terbaru author 😊🙏
total 1 replies
oland sariyy
Hai semua nya selamat datang di karya terbaru author 😊😊😊🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!