kerajaan majayan dalam situasi kritis,sang prabu telah di ambang kematian,saat terakhir dalam hidup nya,sang prabu hanya bisa membuat rencana penyelamatan putra mahkota,berharap di masa depan ,sang putra mahkota dapat mengambil hak nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
merebut kembali
cerita Senopati Soma menyadarkan mereka semua, betapa genting nya masalah ini, tidak bisa di tunda lagi harus segera bertindak, kasihan rakyat, sudah jenuh dengan perang malah kini akan jajah.
prabu damar saka menangis, menyesali kebodohannya, berkali kali dia meminta maaf kepada Raden kepeng.
sudahlah uwa, uwa tidak sepenuhnya salah, apalagi jika uwa prabu tidak mendirikan kerajaan baru
majayan pasti sudah lama di kuasai orang Pamotan, sabar uwa prabu, akan ku kembali kan tahta mu..aku janji"
uwa tidak ingin tahta Raden, Raden saja yang kembali memimpin , bangkitkan kembali majayan , uwa hanya titip Raka mu.."
tenang uwa prabu, nanti akan kujelaskan semua, sekarang apa rencana kita?
" rebut saja istana Wanayasa Raden..serahkan padaku , umbara berkata
Raden kepeng berpikir sejenak, kemudian dia berkata .baik .malam ini kita rebut istana Wanayasa.
paman wanareksa, tolong hitung kekuatan prajurit kita.
lima ratus prajurit desa kepeng di tambah prajurit Wanayasa, seribu prajurit Raden .
aku hanya butuh 100 , tolong atur paman.
"Ki Welang, aku butuh bantuan mu, datanglah"
dalam hati Raden kepeng memanggil Ki Welang, hanya dalam sekejap,Ki Welang datang,
" hamba Raden..apa yang bisa hamba bantu?"
aki, bisakah aki membawa seratus orang sekaligus?
soal mudah Raden,
baik aki malam ini aku mau merebut istana Wanayasa, aku butuh bantuan mu membawa orang orang ku
merebut Wanayasa? Perang Raden? hamba ikut ya Raden..
mendengar kata perang, aki Welang sangat bersemangat, Raden kepeng hanya mengangguk kan kepala, dalam hatinya dia heran, kenapa semua pengikut nya semangat sekali jika di ajak perang?"
malam hari tiba, sebuah perahu terbang besar telah siap, pangeran harya sangat bersemangat, dia tidak pernah menyangka ada banyak hal hebat di tangan adik nya ini
seratus orang prajurit campuran siap berangkat, sisa nya menyusul, tapi tidak ada yang mau memimpin pasukan susulan, mereka semua ingin ikut, Senopati Soma dan prabu damar akhirnya dipaksa memimpin pasukan ,dengan di bantu lima hulubalang aki Welang.
Di gerbang istana hanya ada dua orang penjaga , mereka dengan mudah di lumpuhkan, karena mereka adalah prajurit asli Wanayasa nyawa nya selamat, tidak di bunuh.
Halaman istana Wanayasa sunyi, tidak ada penjaga ,Gumarang kehabisan tenaga prajurit, lima ratus prajurit yang tersisa malah dia kirim untuk menangkap prabu damar,
sedangkan untuk meminta pasukan dari Pamotan , dia belum punya kuasa, prajurit Pamotan juga masih tertahan di Jatinangor,
di istana Wanayasa, Gumarang hanya ditemani seratus orang banyaran yang merupakan para pendekar golongan hitam, mereka sangat sombong dan penuh percaya diri, membiarkan istana Tampa penjagaan, mereka percayai,tidak ada yang berani mengusik mereka disini.
di ruang perjamuan istana, suasana sangat meriah Gumarang dan orang orang nya sedang berpesta, merayakan kemenangan
minum tuak sampai mabok dan memanggil penari, malah ada beberapa orang yang melakukan perbuatan tak senonoh dengan wanita yang sengaja di datangkan Gumarang ,mereka melakukan nya di ruangan terbuka, di tonton banyak mata, malah satu perempuan di paksa melayani lima orang.
ketika Raden kepeng sampai, tidak ada satupun pengikutnya yang tidak marah,mereka merasa jijik ,walau aki Welang dan umbara siluman, mereka tidak sebejat orang orang ini.
pengikut Raden kepeng orang orang sakti, sifat mereka sama sama pemarah,terutama
Ki Welang, Umbara dan Senopati wanareksa , mungkin hanya aki Nala dan resi dipayana saja yang kalem.
tiga orang tanpa menunggu perintah bergerak, mereka hanya berkata,
" maaf Raden, mata saya sepet,Raden tidak boleh lihat hal seperti itu,biar kami saja yang lihat, tidak perlu juga mengotori tangan mulia Raden untuk nyawa busuk mereka,
seperti dewa yama, mereka bertiga berlomba mencabut nyawa dengan cara mematahkan leher orang orang biadab ini
" 1, 3, 9 Umbara malah menghitung jumlah korban nya,"
" hei hei kalian , sisakan aku..sisakan aku..wanareksa malah berteriak minta di sisakan , dia baru melihat betapa ganas nya dua orang siluman harimau itu.
yang menonton hanya bisa saling berpandangan dan menghela nafas ,melihat kekonyolan mereka l.
yang diserang orang mabuk, hanya Gumarang dan beberapa orang saja yang masih tersadar, melakukan perlawanan dan berusaha melarikan diri,
" yang dapat kepala Gumarang, menang..Ki Welang berkata, Gumarang yang mendengar namanya di jadikan taruhan, sampai terkencing kencing , mau kabur walau dia panglima perang, hatinya ternyata lembek
mimpi apa dia semalam, jadi rebutan tiga orang gila , pembantai nyawa.
serahkan orang itu padaku, wanareksa bergerak, namun Umbara lebih cepat, sayang nya, Ki Welang jauh lebih cerdik dan berpengalaman, selain ilmunya yang tentu saja lebih tinggi dari mereka berdua, jadi dialah yang berhasil memuntir kepala Gumarang , "hahaha aku menang" nanti malam kalian jadi pelayan ku, memijiti badan ku ya .aku pegal pegal hahaha
" tidak Sudi.." dua orang berteriak serempak
" hahahaha..Ki Welang tertawa puasl
jerit ketakutan perempuan yang berlarian terdengar di malam yang sepi,namun itu tidak lama, karena pertarungan hanya berlangsung singkat, tokoh sekaliber Ki Welang turun tangan , siapa yang bisa menghadang? apalagi mereka semua dalam ke adaan mabok tuak.
tidak ada darah, semua tewas dengan leher patah di kepruk atau di pelintir.
kasihan para prajurit pilihan itu, niat mereka bersenang senang melawan musuh malah kemudian menjadi tukang bersih-bersih,
istana Wanayasa berhasil di rebut hanya dalam waktu singkat, Ki Welang kemudian menjemput rombongan prajurit yang tersisa,entah berapa kali bolak balik, yang jelas saat matahari terbit, semua orang telah berada di istana majayan, prabu damar saka malah memperlihatkan senyum terus menerus, dia sangat bangga bisa naik di atas punggung Umbara , macan kumbang.
di balai agung istana, Raden kepeng meminta prabu damar saka duduk di atas singgasana nya, walau tak enak,prabu damar menurut,
ketika prabu damar saka duduk, serempak semua orang berlutut, memberi salam hormat
" aih.aih sudahlah, jangan membuat ku malu, bangun , kalian semua ,"
Raden kepeng bangun dia kemudian berkata
" uwa prabu, saya mengemban amanat dari eyang buyut prabu Jayananta, menyerah kan keris Soma Lodaya ini kepada uwa prabu, jaga dan rawat keris ini ,
jadikan keris ini pusaka kerajaan,yang akan uwa prabu turunkan kepada anak cucu uwa prabu kelak."
" aku tidak pantas Raden, bagaimana jika sekarang juga aku turun kan tahta ini kepada harya damar?
tidak ayahanda prabu, aku belum siap, ayahanda saja yang menjadi raja,
iya uwa prabu, biar uwa prabu saja yang jadi raja, ini terimalah keris sima lodaya,, pemberian eyang buyut.
dengan tangan gemetar prabu damar saka menerima keris sima Lodaya, mencium nya dengan penuh rasa hormat, kemudian dia mencabut keris itu,
" auummm suara harimau mengaum terdengar , mengguncang istana, kemudian dari keris terpancar sinar ke emasan, menyebar luas ,menerangi ruangan istana. di atas langit istana, awan bergumpal gumpal seolah menaungi bangunan istana, hujan rintik rintik turun, padahal langit cerah.
resi purwakerta kemudian memimpin doa, memanjatkan rasa syukur atas kemurahan hyang tunggal.
" Raden kepeng, bagaimana dengan cita citamu mendirikan kembali majayan? Aku rela Raden, jika harus mundur,
" oh ..masalah itu ya. uwa jangan mundur , bagaimana kalau kita belah saja , bagi dua?
" aihhh Raden ..jangan..biar uwa mundur saja