Pewaris Kembar

" untuk setiap sudut kampung kita akan perintahkan 5 orang yang akan berjaga dan yang lain bergantian menyiapkan makan untuk berjaga." perintah bapak ketua kampung panjang lebar.

" Baik pak ketua kami segera bagi menjadi beberapa kelompok supaya yang lain berjaga jaga di rumah menyiapkan makan." ujar bapak yang di tuakan dalam salah satu rumah .

Mereka pun sudah menjaga tempat yang sudah di beritahukan agar menjaga tidak seperti menjaga tapi dengan pura pura membuat kebun dan mencari ikan.

sedangkan di tengah perjalanan salah satu orang suruhan itu merasa kelelahan karena kondisi yang sangat sulit dan jalan yang terjal licin.

" lung... Kamu tidak mampu tinggal saja di sini." ucap Dimas.

" Tidak saya mau ikut kalian ,,, kalau tiba tiba ada singa atau ular." ucap ilung

" Dasar penakut kenapa tidak bunuh saja." ucap iyal asal.

" kamu enak ngomong tau tau muncul dan menggigit gimana." ucap ilung yang memang takut dengan binatang.

" Bilang saja kalau tidak mau di tinggal." ujar iyal.

Sedangkan Dimas hanya mendengar percakapan kedua temannya yang tidak mau mengalah.

" sudah sudah gak usah di ributkan kalau memang ada binatang yang mau makan yang berharga dari ilung ya sudah kasih aja kenaparepot." sewot Dimas. Yang di anggukin iyal.

" njir tubuhku di donasikan." keluh ilung.

ppppptttffff .....

Dimas dan iyal yang tak tahan langsung tertawa lebar sampai sampai iyal guling guling di rumput karena merasa berhasil mengerjain ilung yang takut.

" Tertawa lah sesuka kalian sebelum tertawa itu di larang." merajuk ilung.

Dimas yang tertawa langsung menutup mulut dengan jaket yang dia buka untuk menutup wajahnya yang kepanasan karena sinar matahari yang sangat menyengat.

Di ujung kampung yang sudah berjaga jaga dan waktu untuk bergantian mereka berganti untuk berjaga malam. Sedangkan siang sudah di gantikan.

Sedangkan ibu ibu yang menuju ke gua sedikit lagi sudah hampir sampai .. Lio dan Lia sudahh menyiapkan semua yang mereka butuhkan makanan dan minuman serta tempat untuk istirahat Lia yang memetik buah yang sudah matang tadi siang dia sudah memanennya dan sudah di simpan di atas meja batu tempat mereka menaruh makanan.

Kedua anak kembar itu di sibukan dengan menangkap ikan dan mencari umbi umbian karena mereka tidak tau sampai kapan ibu ibu dan anak anak akan tinggal bersama mereka.

Malam sudah menutupi bumi dan dengan bersama datangnya ibu ibu dan anak anak yang tiba. Dan langsung di silahkan masuk oleh Lio dan Lia.

" Ayok masuk ibu ibu sudah malam gak bagus buat Adek adek bayi." ujar Lio kepada ibu ibu yang mempunyai bayi.

" Terimakasih Lio Lia untung kalian ada di sini kalau gak kami tidak tau lagi mau kemana ." jelas ibu yang punya bayi.

" Kami Di sini saja Bu. gak kemana mana." ucap Lia santai.

" Kenapa kalian tidak di kampung saja nak." tanya ibu ibu yang sudah berumur.

" Gapapa nek ,,, kami lebih nyaman tinggal di sini." terang Lio menimpalin neneek.

" Baiklah tapi kalau ada apa apa tolong kasih tau kami." ucap istri ketua kampung sambil menggenggam tangan Lia.

" Baik ibu ketua,, kami akan ingat itu." jawab Lio.

" ya sudah kalau begitu kami ada bawa makanan untuk kita makan bersama." ucap istri ketua yang di anggukin oleh lio Lia dan yang lainnya. Langsung menyiapkan makanan dan di makan bersama sama.