NovelToon NovelToon
Misi Jantung Berdebar

Misi Jantung Berdebar

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Bad Boy / Sistem / Cintapertama
Popularitas:105
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

​Di sudut sebuah toserba 24 jam yang sepi, seorang pemuda berdiri di balik kasir. Namanya Jin Ray.

​Ray bukan pemuda biasa. Di balik seragam toserba berwarna oranye norak yang ia kenakan, tubuhnya dipenuhi bekas luka. Ada luka sayatan tipis di alis kirinya dan bekas jahitan lama di punggung tangannya. Tatapannya tajam, waspada, seperti seekor serigala yang dipaksa memakai kalung anjing rumahan.

​“Tiga ribu lima ratus won,” ucap Ray datar. Suaranya serak, berat, jenis suara yang dulu membuat orang gemetar ketakutan saat ia menagih utang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musikal Maut dan Ciuman Kode

​Di padang bunga matahari imajiner, Jin Ray berdiri memegang Pedang Digital hijau neon yang berpendar glitch. Di hadapannya, Kang Min-Ho versi Dewa Mimpi melayang dengan zirah emas, tersenyum meremehkan.

​"Kau pikir pedang mainan itu bisa melukaiku di sini?" ejek Min-Ho. "Di sini, aku adalah Sutradara. Dan kau hanyalah figuran yang seharusnya mati di Bab 1."

​Min-Ho menjentikkan jarinya.

​KLIK.

​Dunia berputar. Padang bunga matahari lenyap.

​[GENRE SHIFT: MELODRAMA TRAGIS]

​Tiba-tiba, langit menjadi kelabu. Hujan deras turun seketika—tapi bukan air biasa, melainkan air mata kristal yang dingin. Musik piano sedih yang menyayat hati terdengar dari segala arah (entah dari mana).

​Ray merasa tubuhnya menjadi berat. Gerakannya melambat, seolah dia bergerak dalam air.

​"Apa-apaan ini?" gerutu Ray. Dia mencoba mengangkat pedangnya, tapi rasanya seberat satu ton.

​Di kejauhan, Hana berdiri di bawah lampu jalan yang sepi, memegang payung merah, menatap Min-Ho dengan mata berkaca-kaca. Min-Ho berjalan mendekatinya dengan gerakan slow motion yang dramatis.

​"Hana," ucap Min-Ho, suaranya menggema dengan reverb sempurna. "Dunia ini terlalu kejam untuk kita. Lupakan si preman itu. Hanya aku yang bisa menghapus air matamu."

​Hana terlihat terhipnotis. Dia menjatuhkan payungnya. "Min-Ho Oppa..."

​"Jangan dengarkan dia, Hana!" teriak Ray. Tapi suaranya dibisukan oleh sistem, digantikan oleh suara biola sedih yang semakin keras.

​Ray menggeram. Dia benci melodrama.

​"Sistem! Pedang ini punya fitur mute tidak?!"

​Ray memusatkan seluruh tekadnya pada Pedang Digital di tangannya. Bilah hijau itu bersinar terang.

​"Persetan dengan naskah sedih ini!"

​Ray mengayunkan pedangnya, bukan ke arah Min-Ho, tapi ke arah "Hujan Air Mata" dan "Suara Biola" di udara.

​SREET!

​Realitas mimpi itu sobek. Hujan kristal berubah menjadi angka biner 0 dan 1 yang jatuh berantakan. Musik piano berhenti mendadak dengan suara kaset kusut.

​Hana tersentak dari hipnotisnya. "Eh? Ray-ssi?"

​Min-Ho tampak kesal. Wajah sempurnanya berkerut. "Berani sekali kau merusak momen estetikku! Kalau kau tidak suka sedih, bagaimana kalau kita bergembira?"

​Min-Ho menepuk tangannya dua kali.

​[GENRE SHIFT: FANTASY MUSICAL]

​Latar berubah lagi. Kini mereka berada di sebuah istana permen yang berwarna-warni cerah. Burung-burung biru beterbangan membawa pita. Kelinci-kelinci lucu melompat keluar dari semak-semak.

​Musik berubah menjadi orkestra megah ala Disney.

​Min-Ho mulai bernyanyi. Suaranya bariton yang indah.

​🎶 "Dunia sempurna, tanpa noda... Hanya ada kita, jauh dari dia..." 🎶

​Saat Min-Ho bernyanyi, kelinci-kelinci itu berubah menjadi prajurit bertombak permen yang menyerang Ray sambil menari.

​Ray harus menghindar sambil menahan rasa mual. "Sialan! Dia mengubah ini jadi musikal?!"

​Seekor kelinci melompat melakukan tendangan jazz-kick ke wajah Ray. Ray menangkisnya dengan gagang pedang.

​"Hana! Sadarlah!" teriak Ray sambil menebas kue jahe raksasa yang mencoba memukulnya.

​Hana, yang kini memakai gaun putri mengembang, mulai ikut bernyanyi tanpa sadar. Matanya kosong.

🎶 "Pangeran datang... membawa cinta..." 🎶

​"Tidak, Hana! Jangan nyanyi!" Ray melompat, menginjak kepala seekor tupai penari, dan meluncur di atas pelangi menuju Hana.

​Min-Ho menghalanginya. Dia mengubah tongkat konduktornya menjadi pedang rapier emas.

​"Kau tidak punya ritme, Bug!" seru Min-Ho sambil menyerang Ray sesuai ketukan drum lagu. Ting! Tang! Ting!

​Ray kewalahan. Dia petarung jalanan, bukan penari balet. Setiap serangan Min-Ho diperkuat oleh musik latar.

​"Zero bilang ubah genrenya jadi Action," batin Ray. "Kalau begitu, aku butuh Soundtrack sendiri."

​Ray memejamkan mata sesaat, membayangkan musik paling keras, paling kasar, dan paling tidak romantis yang dia tahu. Musik Heavy Metal yang sering diputar di gym tinju bawah tanahnya.

​Aura Ray meledak, berwarna merah gelap bercampur hijau glitch.

​Pedang Digitalnya berubah bentuk menjadi Gitar Listrik berduri yang juga berfungsi sebagai Kapak.

​JRENGGG!!!

​Satu petikan nada distorsi yang kasar menghancurkan harmoni orkestra Min-Ho. Burung-burung biru jatuh pingsan. Istana permen retak.

​Min-Ho menutup telinganya. "Suara sampah apa itu?!"

​"Ini suara realita!" teriak Ray.

​Dia berlari menerjang, bukan lagi menghindar. Dia menghantamkan gitar/kapaknya ke tanah. Gelombang kejut glitch menyapu para kelinci penari hingga lenyap.

​Hana berhenti bernyanyi. Dia memegang kepalanya yang pening. Gaun putrinya luntur, kembali menjadi piyama tidur yang biasa dia pakai.

​"Ray-ssi...?" Hana melihat sekeliling. "Kenapa... kenapa ada tupai mati?"

​Ray sampai di depan Hana. Napasnya memburu. Min-Ho bangkit dari reruntuhan istana permen, kini berubah menjadi monster naga emas raksasa karena marah.

​"AKU AKAN MENGHAPUSMU DARI EXISTENSI!" raung Min-Ho Naga.

​Naga itu membuka mulutnya, bersiap menyemburkan api penghapus data.

​Ray menatap Hana. Gadis itu ketakutan, gemetar melihat naga raksasa itu.

​"Hana, dengar aku," kata Ray cepat, memegang kedua bahu gadis itu. "Ini semua mimpi. Pria itu palsu. Naga itu palsu. Yang nyata hanyalah kau dan aku."

​"Tapi... tapi dia sangat besar..."

​"Ukuran tidak masalah di sini. Ini pikiranmu. Kau yang berkuasa." Ray menatap bibir Hana, lalu menatap matanya. "Zero bilang aku harus melakukan ini untuk menyelamatkanmu. Maaf kalau ini lancang."

​"Hah? Melakukan ap—"

​Ray tidak memberi waktu untuk debat. Dia menarik pinggang Hana dan mendaratkan ciumannya.

​Bukan ciuman romantis yang lembut seperti di drama. Itu ciuman yang mendesak, putus asa, dan penuh tekad.

​Detik bibir mereka bersentuhan, Flashdisk (Pedang) di tangan Ray melebur menjadi cahaya hijau yang merambat masuk ke tubuh Hana.

​[AKSES DITERIMA.]

[MENGUNGGAH VIRUS: REALITY_CHECK.EXE]

[MENGUBAH GENRE...]

​[ERROR 404: ROMANCE NOT FOUND.]

​Dunia mimpi itu membeku. Naga Min-Ho berhenti di tengah-tengah semburan api. Warnanya berubah dari emas menjadi abu-abu kusam, lalu retak seperti patung tanah liat kering.

​Hana membelalakkan matanya saat Ray melepaskan ciuman itu. Tapi dia tidak menampar Ray. Dia melihat ke sekeliling.

​Langit palsu itu pecah berkeping-keping, menampilkan langit malam Seoul yang asli—namun lebih gelap, lebih tajam, dan penuh dengan neon cyberpunk.

​"Genre baru dimuat," bisik Ray, menyeka bibirnya. "Selamat datang di Action-Thriller, Tuan Putri."

​Naga Min-Ho hancur lebur menjadi debu digital.

​Dunia menjadi putih.

​Dunia Nyata – Kamar Hana – Pukul 01.15

​Ray dan Hana tersentak bangun bersamaan di atas kasur. Napas mereka memburu, keringat dingin membasahi dahi.

​Hana langsung duduk, memegang bibirnya. Wajahnya merah padam, sepanas kepiting rebus. Dia menatap Ray dengan pandangan shock.

​Ray juga duduk, mengecek tubuhnya. Dia masih hidup. Otaknya tidak hangus.

​"Ray-ssi..." suara Hana bergetar. "Tadi itu... kau... di dalam mimpi..."

​Ray menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, canggung setengah mati. "Dengar, itu misi. Syarat teknis. Penyelamatan dunia. Jangan dimasukkan ke hati."

​Tapi sebelum Hana sempat merespons, sebuah suara sirine yang berbeda terdengar. Bukan sirine polisi. Tapi sirine peringatan serangan udara.

​Langit-langit kamar Hana bergetar.

​Panel Sistem muncul di depan mata Ray. Tapi desainnya berbeda. Tidak lagi biru muda yang lembut dan romantis. Warnanya kini Hitam dan Merah Neon. Font-nya tajam dan agresif.

​[SISTEM 2.0: SURVIVAL PROTOCOL DIINISIALISASI]

[Genre Dunia: Action / Thriller.]

[Misi Romansa: DIBATALKAN.]

[Misi Baru: BERTAHAN HIDUP.]

​"Apa yang terjadi?" tanya Hana ketakutan. Dia melihat ke luar jendela.

​Di luar sana, Seoul telah berubah. Papan-papan reklame yang tadinya menampilkan iklan kosmetik dan idola K-Pop, kini menampilkan peringatan bahaya dan bounty hunter. Monster-monster bayangan tidak lagi bersembunyi. Mereka berjalan nyata di jalanan, memanjat gedung-gedung.

​"Kita berhasil," kata Ray muram, turun dari kasur dan memakai jaketnya yang sobek. "Kita menghentikan kiamat naga romantis."

​"Tapi menggantinya dengan apa?" tanya Hana.

​Ray berjalan ke jendela, menatap kota yang kini berubah menjadi medan perang urban fantasy.

​"Dengan dunia di mana kita boleh memukul balik," jawab Ray.

​Tiba-tiba, pintu lemari di Unit 705 (sebelah) meledak. Tembok antara apartemen Hana dan Ray jebol.

​Dari balik debu reruntuhan tembok, muncullah The Cleaner (si "Ujang"). Tapi dia tidak lagi terikat. Ikatan kabelnya putus. Dan di atas kepalanya, levelnya berubah.

​[Nama: Ujang (The Cleaner)]

[Role: Ally (Sekutu Sementara)]

[Status: Lapar & Ingin Bertarung.]

​Cleaner menepuk debu dari bahunya, menatap Ray dan Hana.

​"Sup ayamnya enak," kata Cleaner dengan suara parau. "Sebagai bayarannya, aku akan membantu kalian keluar dari gedung ini hidup-hidup. Pasukan Min-Ho sudah mengepung lobi."

​Ray tersenyum miring. Dia melihat ke Hana.

​"Nah, Hana. Di genre ini, tidak ada lagi duduk manis menunggu pangeran. Kau siap?"

​Hana menatap kekacauan di luar, lalu menatap Ray. Ketakutan di matanya perlahan berubah menjadi tekad. Dia menyambar tongkat baseball logam yang tersimpan di sudut kamarnya (peninggalan ayahnya).

​"Asal kau tidak meninggalkanku, Ray-ssi," kata Hana mantap.

​Ray mengaktifkan tinjunya yang kini bersinar merah darah, bukan lagi oranye redup.

​"Ayo kita buat kekacauan."

1
FANS No 1
💪🔥🔥
Ray void
selamat membaca😁😁🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!