Ganhia Wijaya, seorang gadis cantik yang penurut dan pekerja keras, hidup dengan tenang di bawah naungan keluarganya yang sederhana. Namun, kedamaian itu hancur ketika ayahnya terjerat utang besar kepada Tuan Danendra Mahendra, seorang pengusaha muda yang kaya raya namun terkenal dengan sifatnya yang dingin dan sombong. Demi menyelamatkan bisnis keluarganya yang hampir bangkrut, ayah Ganhia memaksa putrinya untuk menikah dengan Danendra, meski hatinya menolak.
Akankah mereka menemukan kebahagiaan di tengah pernikahan yang dilandasi oleh sebuah kontrak yang penuh tekanan?
yuk mampir yuk di karya pertama aku🙏😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merlin.K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman
Sementara di ruang kerja Danendra dan Dirga suda selesai membahas pekerjaan dan hanya tinggal mengobrol sambil menikmati kopi yang di antar oleh pak Haris.
"Ga... Apa Claudia masih menjalankan rencananya".
"sepertinya begitu Tuan".
"ha..." Danendra membuang nafasnya dengan kasar.
"jangan biarkan Dia menyakiti Nhia Ga".
"baik Tuan saya akan pastikan Nona Claudia tidak akan menyakiti Nona muda, apa saya menjelaskan saja ke nona Claudia tentang Nona Alea Tuan".
"jangan ga biarkan saja Dia yang mengetahuinya sendiri aga bisa menilai siapa yang pantas Dia Dukung".
"baik Tuan...."
"pulang la Ga dan istirahat "
setelah mengatakan itu Danendra berdiri dan mulai melangka di ikuti oleh Dirga dari belakang saat tiba di pintu kamar Danendra membuka pintu dan masuk sedangkan Dirga yang melihat Tuannya sudah masuk akhirnya melangka turun ke bawah.
Sedangkan di dalam kamar Danendra mencari Ganhia ke arah ranjang tapi tidak melihat Ganhia, Danendra mengarahkan penglihatan nya ke seluruh ruangan dan matanya melihat bayangan Ganhia di balkon kamar, "apa yang sedang dilakukannya". Danendra mulai melangka ke arah kamar mandi untuk membersikan dirinya.
Sampai Danendra keluar dari kamar mandi Danendra menoleh ke arah balkon dan melihat Ganhia masih di sana kemudian Danendra melangkah ke arah balkon dan berdiri di belakang Ganhia.
"apa yang dipikirkannya kenapa aku masuk pun dia tidak menyadari, apa Dia memikirkan kekasihnya?, apa dia memiliki kekasih kenapa Dirga tidak mengatakan ya kepadaku, kalau betul kamu memiliki kekasih dan beraninya memikirkannya aku tidak akan mengampuni lelaki itu".
"hemm" deheman Danendra membuat Ganhia kaget dan segera berbalik ke arah suara yang saat di kenalinya itu.
"Tu...an maaf, apa Tuan ingin memberikan diri biar saya siapkan".
Saat Ganhia akan melangka keluar, Danendra mencegah Ganhia.
"tidak usa aku sudah membersikan diri".
"kalau begitu Tuan ingin istirahat mari masuk Tuan saya akan menyediakan baju anda".
"tunggu" Danendra menarik pelan tanggan Ganhia untuk mendekat ke dirinya.
Ganhia yang merasakan genggaman tangga Danendra yang tidak seperti biasanya begitu deg-degan dan sedikit mangkat kepalanya untuk melihat Danendra
Deg..Deg
"kenapa dia kalau dekat semakin tampan"
Danendra sedikit menunduk dan tersenyum tidak seperti biasa yang selalu memasang muka datar. Deg...Deg lagi-lagi Danendra membuat Ganhia deg-degan dengan senypan manis Danendra.
"bisakah mulai hari ini kamu jangan memanggilku Tuan".
"Tapi Tuan di surat kontrak itu saya adalah pelayan Tuan, tidak baik jika saya memanggil Tuan dengan nama saja" Ganhia menunduk tidak kuat melihat wajah tampan Danendra
"kalau aku menatapnya terus aku bisa terjadi dalam pesonya, janag Ganhia kamu harus sadar diri".
" yang membuat surat kontrak itu siapa'
"Tuan"
Danendra yang Masih mendengar Ganhia memanggilnya Tuan sedikit berdecak.
"kenapa lagi dia kenapa berdecak, apa aku salah bicara"
"dalam surat kontrak itu aku bisa mengubah isinya jika aku mau jadi hari ini aku mengubah surat kontrak itu jadi jangan panggil aku Tuan lagi mengerti".
"baik Tuan".
Danendra yang mendengar lagi Ganhia memanggilnya Tuan langsun memegang dagu Ganhia dan mencium bibir Ganhia, Ganhia yang merasakan ciuman Danendra kaget dan ingin mundur tapi Danendra menahan pinggang Ganhia dan semakin memperdalam ciumannya sedangkan Ganhia masih memberontak ingin melepaskan diri dan begitu kaget dengan ciuman Danendra yang Tiba-tiba, merasa sudah tidak ada penolakan Danendra menyudahi ciumannya dan menatap wajah Ganhia yang memerah dan Ganhia yang di tatap begitu menudukan kepalanya.
Sedangkan Danendra yang melihat wajah merah Ganhia tersenyum dan mulai melepaskan salah satu tangannya dari pinggang Ganhia sedangkan tangan satunya semakin menarik pinggang Ganhia untuk semakin mendekat ke arahnya.
Tangan Danendra yang bebas mulai memegang dagu Ganhia dan mengangkatnya sedikit agar Ganhia bisa melihatnya, kemudian tangan Danendra mengusap bibir Ganhia yang basa akibat ulahnya.
"berjanjilah untuk tidak memanggilku Tuan lagi". Sedangkan Ganhia yang di perlakukan seperti itu hanya bembeku sperti kakinya tidak bisa di gerakkan dan hanya mengangguk dengan perkataan Danendra.
"jika aku mendengar kamu memanggilku Tuan lagi aku akan menghukum mu"
Tidak mendapatkan respon dari Ganhia, Danendra mengakat tubuh Ganhia masuk ke kamar.
Deg...
"apa yang dia lakukan apa dia ingin membuatku jantungan jika anda seperti ini Tuan aku merasa takut lebih baik anda bersikap seperti biasa saja dari pada seperti ini" gumam Ganhia dalam hati sedangkan jantungnya terus berdetak semakin kencang.
Danendra yang mendengarkan detak jantung Ganhia tersenyum dan terus berjalan.
"Tuan saya bisa jalan sendiri"
cup...
Danendra menghentikan jalanya dan mencium bibir Ganhia sebagai hukuman karena Masi memanggilnya Tuan.
"itu hukuman karena kamu Masi memanggilku Tuan dan menggunakan bahasa formal"
"apa itu hukuman yang dia maksud itu bukan hukuman tapi dia yang ke enakan".
Danendra mulai menurunkan Ganhia ke ranjang dengan berlahan dan mulai menarik selimut sampai ke pinggang Ganhia, kemudian Danendra menatap Ganhia dengan senyuman, Ganhia yang di tatap seperti itu membuang mukanya ke arah lain.
Danendra mulai berdiri dan memtar ke samping ranjang dan mulai naik ke ranjang masuk ke dalam selimut yang sama di gunakan Ganhia.
Ganhia membalikan badannya ke arah samping dengan muka yang memerah padam, sesaat hanya hening.
"apa dia sudah tidur kenapa dia seperti ini apa benar yang di katakan Claudia bahwa dia memperlakukan seperti itu karena ingin membuat kekasihnya cemburu agar kembali lagi". Guman Ganhia dalam hati, tapi lagi-lagi Ganhia dibuat terkejut dengan sikap Danendra.
Danendra yang melihat Ganhia membelakanginya mulai menggeser kan tubuhnya mendekat ke arah Ganhia dan memeluk erat Ganhia dari belakang dan sekali-kali mengecup punggung Ganhia.
"kenapa bibirnya sangat manis dan itu membuatku candu dan ingin selalu merasakan ya lagi dan lagi, ahh Ganhia kamu membuatku gila dan mulai hari ini aku tidak akan melepaskan mu".
Sedangkan Ganhia semakin deg-degan dengan pelukan Danendra ingin melepaskan diri tapi takut membuat Danendra marah jadi Ganhia hanya diam dan merasakan sudah tidak ada pergerakan dari Danendra.
"apa dia sudah tidur?, tapi kenapa pelukanya begitu erat, ahhh apa lagi tadi yang dia katakan dia tidak mau aku memanggilnya Tuan terus aku harus memanggilnya apa dong Nendra, tidak itu tidak sopan apa aku memanggilnya suamiku saja ya, ya itu saja suamiku" lama berperang dengan pikiran6akhirnya Ganhia tidur juga.
Sedangkan Danendra yang mendengar nafat Ganhia yang mulai teratur membalikkan badan Ganhia ke arahnya dan mengangkat tangannya dan mengelus wajah Ganhia.
"jangan perna berpikir untuk lari dariku aku tidak akan membiarkanmu aku akan melalukan apapun agar kamu nyaman di dekatku termasuk membuatmu mencintaiku"
Danendra berkata sambil mengelus-elus wajah Ganhia, lama memandang Ganhia Danendra sedikit memajukan wajahnya dan mengecup keding Ganhia.
"selamat malam My wife " gumam Danendra sambil mengeratkan pelukannya dan menutup mata.
ternyata hanya untuk di panggil
sayang....
lanjut thor ceritanya
sedikit demi sedikit
telah tumbuh
lama" buanyak
dan bucin...
lanjut thor ceritanya