NovelToon NovelToon
Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: qyurezz

Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??

Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kemesraan kembali.

"Nona mengalami Anxiety disorder, itu merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang merasa cemas, takut, dan khawatir secara berlebihan" jelas dokter wanita saat sedang pemeriksaan.

Nona Avril mendengarkan dengan seksama, tangannya meremas dengan kuat, juga terlihat gemetar dan tidak nyaman. Li yang berdiri disampingnya mengusap lembut kedua bahu Avril guna menenangkannya.

 Anxiety disorder dapat muncul ketika seseorang mengalami atau mengingat kejadian traumatis yang pernah dialaminya.

"Tuan Li, Nona pasti kesulitan untuk mengontrol rasa takut dan cemas berlebihannya" dokter beralih berbicara pada tuan Li.

"Iya dokter" Li mengangguk. Seburuk itu kah keadaanya?!. Kenapa aku tidak menyadarinya?.

"Nona juga mudah gelisah tanpa penyebab yang jelas bukan?" tanya dokter mengalihkan pandanganya pada Avril.

"Iya"

"Kesulitan untuk berkonsentrasi?"

"Mmm, kadang aku harus mengulang sesuatu agar bisa mengingat"

Dokter mengangguk.

"Mengalami panic attack juga?"

"Itu, iya.. tapi karena kegiatan rutin yang cukup berat, jadi teralihkan rasa panik itu"

"Itu langkah yang bagus nona, lakukan kegiatan yang positif guna mengurangi rasa panik itu." dokter tersenyum.

"Baik dokter"

"Bagaimana cara mengatasi trauma itu,Dokter?" tanya sekretaris Li

 "Psikoterapi, yaitu terapi psikologis untuk mengendalikan cara berpikir dan perasaan yang berhubungan dengan trauma, datanglah secara rutin kepada saya, saya akan membantu nona dengan senang hati"

Psikoterapi yang umum dilakukan untuk mengatasi trauma adalah cognitive behavioral therapy (CBT) dan somatic experiencing.

"Saya akan meresepkan obat jika diperlukan, guna mengurangi kecemasan dan membantu tidur"

"Lakukan pengobatan juga dengan melakukan perawatan diri di rumah, Nona konsumsilah makanan sehat dan bergizi seimbang, mencukupi waktu tidur, berolahraga secara rutin, dan nona bisa bercerita dengan keluarga atau orang terdekat mengenai perasaan anda"

Nona Avril kini hanya punya sekretaris Li, sebagai satu-satunya yang peduli padanya. sekertaris Li siap mendengarkan atau melakukan apapun untuk nona.

Syukurlah Avril merasa lebih baik setelah pemeriksaan.

Setelah itu, nona Avril diajak berbelanja kebutuhan pribadinya. Senangnya bukan main, nona Avril begitu antusias membeli ini itu. Ia melupakan semua kesusahan dan penderitaan batinnya.

Jadilah nona Avril yang baru sekarang.

****

Hari yang ditunggu telah tiba, sebelumnya nona Avril telah diuji terlebih dahulu oleh profesor Akashi bagaimana cara ia berbicara di atas podium nanti, ditanyai bagaimana opininya mengenai perusahaan dan lain-lain.

Tentu saja nona Avril cukup cerdas dalam penyampaian kata dan memberikan pendapatnya mengenai perusahaan.

Sekretaris Li telah memberi wejangan saat menghadiri rapat nanti, Nona jangan panik, berjalanlah dengan anggun dan elegan, berkatalah dengan santai dan berwibawa, jangan terlalu banyak senyum atau cengengesan, bersikaplah dewasa seperti yang telah diajarkan. Dengan penuh yakin, Avril menuruti ucapan sekretaris Li.

Nona Avril berdiri di atas podium dengan penuh percaya diri. Ia tersenyum ramah seraya memperkenalkan diri kepada semua jajaran direktur dan manajer disana. Ia menyampaikan kata dengan cukup baik karena kerja kerasnya belajar mengenai perusahaan dan bisnis.

Semua yang ada di ruang rapat bertepuk tangan dan merasa puas dengan penyampaian nona Avril. Karena memang sudah dipastikan nona Avril terpilih menjadi presiden direktur, maka siapapun tidak ada lagi yang bisa menolaknya.

Sejak saat itulah nona Avril telah sah menjadi presiden direktur, namun sikapnya juga semakin angkuh seiring berjalannya waktu. Ia menjadi semena-mena terhadap siapapun jika pekerjaannya tidak memuaskan. Menjadi penggoda hanya untuk main-main, bahkan kadang bersikap arogan yang membuat sekretaris Li harus menyelesaikannya masalah yang dibuat nona Avril. Meskipun begitu, tidak ada yang mampu melawan kehendaknya.

Dan sejak saat itu juga rumah tangga tuan Li berantakan karena ia tidak punya waktu untuk keluarga. Kehidupannya disibukan dengan mengurus Avril dan perusahaan.

Namun tuan Li selalu menampilkan raut wajah yang baik-baik saja di depan nona itu. Ia tidak mau menambah beban bagi Avril, untuk itu dia tidak menceritakan keadaannya padanya.

Selesai.

****

Kei menghampiri ayahnya yang tengah menjaga kedai. Kei terlihat menggendong ranselnya yang berisi pakaian seadanya. Saat itu telah larut, udara dingin menyeruak. Ia berjalan dengan ragu pada ayahnya.

"Kei" sapa ayah. Ia melihat Kei begitu rapih membuat ayah bertanya-tanya.

"Ayah.." Kei mengusap tengkuknya. Ragu untuk berbicara.

"Kenapa kamu?" tanya ayah santai.

"Saya mau bekerja, ayah"

Ayah mengerutkan dahinya.

"Malam-malam begini?" merasa tidak yakin

"Iya"

"Serius kamu Kei! Kerja di mana?"

"Nona Avril" ucapnya sedikit cengengesan.

"Ah Kei. Yang benar saja!"

"Saya serius ayah"

"Memangnya kerja apa?"

"Mm.. Belum tau, yah. Hanya saja saya harus menemui nona malam ini juga"

"Kenapa mendadak sekali?"

"Itu, anu. Yah" Kei tidak mungkin menceritakan kejadian tadi.

"Nona mintanya sekarang, mungkin ada hal yang perlu dibicarakan terlebih dahulu" jelas Kei mencari alasan.

Ayah melihat ada sedikit kebohongan di wajah Kei.

"Baiklah, tapi kau akan sering mampir ke kedai kan?" ayah memastikan.

"Tentu ayah, jangan khawatir"

"Baiklah, temui nona ya, ayah titip salam untuknya"

"Baik ayah"

Kei pergi setelah berpamitan, ia mengendarai motornya meninggalkan kedai. Ia tidak sabar untuk menemui Avril dan meminta maaf padanya.

Selama ini Kei belum menceritakan tentang hubungannya dengan nona Avril. Bahkan sekarang ia ragu dengan status hubungan mereka.

Sesampainya di gerbang rumah Avril, ia diberhentikan oleh penjaga, ditanya ini itu dan diperiksa barang bawaannya.

"Saya memang ada urusan dengan nona pak"

"Yasudah tuan, selesaikan masalahmu. Suasana nona saat ini sedang tidak baik-baik saja. Tidak ada yang berani bersuara, jadi hati-hatilah"

Deg.. Ucapan petugas keamanan membuatnya sedikit tersentak.

Kei menjadi khawatir, jangan-jangan ini karena sikapnya pada nona Avril tadi. Semoga saja tidak terjadi apa-apa.

"Baik pak, saya masuk dulu" Wajah Kei terlihat pias, jantungnya berdebar saat melewati halaman rumah.

Suasana rumah itu tidak seperti biasanya, saat pak Alex membukakan pintu untuk Kei, terlihat raut wajahnya sangat dingin dan tidak banyak bicara.

"Nona ada di atas, tuan" pak Alek mempersilahkan Kei untuk masuk menuju kamar Avril.

"Terimakasih pak Alex"

Kei berjalan dengan canggung menyusuri tangga demi tangga.

kenapa suasana malam ini dingin sekali. Hatinya tak tenang.

Sesampainya di depan pintu kamar Avril, ia melihat sekretaris Li tengah mondar mandir dengan gelisah. Raut wajahnya dingin, tangannya mengepal, ia terlihat khawatir akan sesuatu. Ia melihat ke arah Kei, langsung aura marahnya tiba-tiba muncul.

Kei terkejut saat sekretaris Li menarik kerahnya dengan kasar. Pak Alex yang sedari tadi mengikuti tidak bisa apa-apa jika keadaannya seperti ini.

"Berani kau menginjakan kaki dirumah ini!?" suara geram sekretaris Li.

"Ma maaf tuan Li" Kei tergagap.

Bukk.. pukulan di wajah Kei mengenai sudut bibirnya sampai berdarah. Kei meringis kesakitan terduduk di lantai.

"Itu akibat dari perbuatanmu sendiri! Kau berani membuat nona kami menderita!" Betapa marahnya Li saat ini.

Entah bagaimana keadaan Avril saat ini, Li tidak bisa masuk ke dalam setelah dokter memeriksanya tadi. Nona Avril ingin sendiri, katanya.

Kei berdiri. Ia mengakui kesalahannya, namun tidak sedikitpun Kei merasa untuk menyakiti nona Avril.

"Maafkan saya tuan" Kei menunduk perlahan.

"Izinkan saya menemui nona"

"Kau mau apa? Mau menambah suasana makin rumit,!?" tunjuknya pada Kei dengan intonasi suara mengintimidasi.

"Tidak" Kei menggeleng kepala.

"Bagaimana keadaan nona?" Kei khawatir.

Li hanya diam, marah dan gelisah di raut wajahnya.

Kei berjalan mendekat ke pintu kamar.

"Berani kau masuk! Ku hajar kau Kei!!" ancam Li.

Kei tidak menghiraukan perkataan Li. Ia menekan pedal pintu tanpa ragu, dan pintu terbuka dengan mudah karena memang tidak terkunci. hanya saja tidak ada yang berani masuk kecuali Kei saat ini.

"Kurang ajar!!" Li ingin menyusul Kei yang masuk ke kamar.

"Biarkan tuan" pinta pak Alex

"semoga dengan adanya tuan Kei, nona menjadi baik-baik saja"

"Bagaimana kalau tidak?!"

Pak Alex diam menunduk, ia yakin nona akan baik-baik saja. Pikirnya.

Saat berada di kamar nona, Kei tidak menemukan Avril di sana.

"Nona" panggilnya. Tapi tidak ada sahutan. Ia melihat tirai jendela berkibas tertiup angin. Pintu balkon terbuka. Kei berpikir nona Avril berada di sana saat menghampiri.

"Nona" suara Kei lembut saat mendapati nona Avril berdiri di sana menatap langit. Asap mengepul dari mulutnya, sebatang rok** diapit oleh kedua jarinya. Wajahnya sayu dan pucat. Ia hanya memakai bathrobe dengan rambut yang sedikit basah, seperti tadi habis mandi.

"Kei?" nona Avril mengernyitkan dahinya, tak menyangka Kei ada di sini. Rokoknya terjatuh di samping kakinya.

Kei langsung memeluk erat Avril.

"Maafkan saya Avril" Lirihnya.

Avril ingin sekali menangis, dia pikir Kei tidak akan menemuinya lagi. Hatinya menyeruak menahan rasa yang sulit diartikan.

"Kau datang kesini Kei" Avril tidak membalas pelukan Keiden.

"Iya, aku kesini" Lirihnya kembali.

"Sebagai siapa?"

"Sebagai kekasihmu. Kau masih kekasihku bukan? Aku merindukanmu Avril"

Avril langsung memeluk erat Kei, ia merindukannya juga. Air matanya pecah, tubuhnya bergetar, selain karena sedang tidak enak badan, juga karena perasaan cinta yang begitu besar dihatinya.

"Terimakasih Kei, ya aku akan selalu menjadi kekasihmu"

"Iya sayang"

 Aaa hangatnya pelukan itu.

Kei menatap wajah Avril dan mengusap air matanya.

"Jangan nangis lagi" Kei tersenyum dan membuat Avril tersenyum juga.

"Aku tidak akan nangis lagi, selagi kau ada disini"

"iya, aku akan terus disini, aku sudah jadi milikmu bukan?"

Nona Avril mengangguk dan tersenyum. Tak lepas pelukan mereka dengan saling tatap.

"Bibirmu kenapa Kei?" nona Avril mengusap pelan sudut bibir Kei yang nampak berdarah.

"Ini, sebagai bukti kalau banyak yang mencintaimu" Kei tersenyum.

"Apa maksudmu Kei?" Avril mencubit manja pipi Kei.

"Apa Li memukulmu?"

"Iya"

"Ishh orang itu!" kesal pada tuan Li yang tak ada disana.

"Gapapa sayang. Ini tidak sakit"

"Sini" Nona Avril meraih kepala Kei dan mencium bibirnya. Kei membelalakkan matanya. Kecupan hangat itu menenangkan jiwanya. Avril merona setelah mencium Kei saking bahagianya.

"Kau suka?" Avril semakin manja.

Kei mengangguk, ia menggigit bibirnya.

"Coba lagi" pintanya.

Cupp.. Nona Avril menciumnya kembali.

Kei sangat bahagia. Sekarang giliran dia yang mencium bibir Avril dengan lembut, melumatnya dengan perlahan dan menikmatinya.

"mmph.. Kei" Avril melepas ciumannya.

nafasnya tidak beraturan, jantungnya berdegup kencang.

"Kenapa? Enak bukan?" goda Kei.

Tidak bisa bohong, Avril menikmatinya.

Giliran Avril yang mencium dengan sangat dalam bibir Kei.

"Mmmph.." Lenguhnya. Mereka menikmati ciuman itu dengan saling berpelukan. Ah mesranya.

Kei memperdalam ciumannya semakin mengganas. ia mengabaikan luka di sudut bibirnya, rasa sakitnya menjadi hilang berganti kenikmatan. Mereka memejamkan mata saking nikmatnya.

"Sudah puas?" Kei menghentikan ciumannya. Ia tidak ingin melakukan lebih lagi, takut tidak bisa menahannya.

1
Dwi Winarni Wina
Ayahnya keyden dikira pengemis dan kau dengar sangat marah skl sm li...
Dwi Winarni Wina
mampir dan nyimak thor, Avriel sangat semangat skl makannya sambil melihat pria di kedai itu...

kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...
Milka Budi
Luar biasa
qyurezz: terimakasih kakak
total 1 replies
Milka Budi
Lumayan
ZiG Momen
/Heart/
qyurezz: thanks
total 1 replies
DonnJuan
emm... suka banget ceritanya
qyurezz: Aaa makasih..😊😊
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin gak bisa berhenti
qyurezz
😅😅😉
Stella
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
qyurezz: hehe, hai ka salam kenal ya😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!