Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Tyo mengeram kesal karena tak berhasil mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, bagaimana bisa nama mendapatkan rekaman yang saat itu hanya ada dirinya dan sang ibu di rumah, seraya sang adik. Dia bahkan tidak tahu dimana rumah Mereka yang baru.
"Sialan, bagaimana bisa Nama memilikinya, aku harus mencari tahu, aku tidak mau jika kalah dipersidangan berikutnya". Ucapnya dengan penuh emosi.
"Bagimana nak, kok bisa Nayma memiliki rekaman suara kita padahal dia tidak tahu dimana rumah kita yang baru". " Aku juga tidak tahu bu, tadi aku mencegatnya untuk bertanya tapi dia tak mau mengakuinya apalagi pengacaranya membelanya dan kami dalam keadaan sidang".
Tyo mengacak rambutnya frustasi, bisa hancur semua rencana yang dia susun untuk mendapatkan Nayma kembali jika seperti ini.
"Kamu kenapa sih, kayak orang setres banget?? Tanya Ibu Alma dengan pelan.
"Hancur semua rencana ku jika seperti ini, pantas saja Nayma tidak mau rujuk denganku, dia tahu bagaimana rencana kita semuanya". Ucap Tyo dengan penuh kekesalan.
"Ya sudah mau diapain lagi, kalau dia tidak mau biarkan saja, asal kamu bisa menuntut harta gono gini itu bagus". Ucap Bu Alma dengan enteng.
Dia tidak peduli bagaimana perasan Tyo atau apapun, baginya yang penting dia bisa mendapatkan keuntungan dari perceraian ini. Toh dia bisa mencarikan anaknya perempuan kaya Raya untuk dinikahi putranya yang tampan.
"Ya ampun, bu kok ibu enteng benar bicaranya, ibu ini tidak mikir bagaimana perjuanganku membuat Nayma kembali padaku". Sungut Tyo dengan kesal.
Wajahnya berubah masam mendengar perkataan sang ibu, Ibunya ini tidak mendukung apa yang dia inginkan padahal, jika ada keuntungan yang dia dapat, ibunya selalu terkena cipratannya.
"Ya ampun Tyo, kamu lihat sendiri bagaimana Nayma memandang kamu tadi, kamu mau hidup bersama-sama perempuan yang akan menginjak harga dirimu karena dia kaya, mending kamu cari yang lain yang bisa kamu perdaya, yang cinta mati sama kamu, itu jauh lebih bagus". Ucapnya lagi.
Tyo tidka menjawab ibunya, Dia langsung pergi dari sana meninggalkan sang ibu yang berteriak memanggilnya, dia sangat kesal karena banyaknya kerugian yang akan dia dapat jika dia melepaskan Nayma, biar bagaimanapun, Nayma istri yang baik dan penurut belum lagi warisannya banyak.
"Astaga, dasar anak kurang ajar, bisa-bisanya ibunya dia tinggal. sendirian disini". Umpat ibu Alma segera menyusul snag anak menuju mobilnya.
"Dasar anak kurang ajar, ngapain kamu tinggalin ibu sendirian, kamu mau jadi anak durhaka, ha!! ". Hardiknya berkacak pinggang dihadapan sang anak.
"Pa sih bu, naik saja, tidka usah banyak protes". Kesal Nya dengan wajah masam.
Melihat wajah anaknya yang masam dan kesal, Bu Alma menghentikan dirinya yang tadi mengomel, dia tidak mau anaknya marah padanya dan tidak memberinya uang.
Setelah mengurus perceraiannya dengan Nayma, dia baru sadar jika sang adik tidak ada bersama mereka.
"Kemana Andin bu, kok ibu tidak ajak dia pulang bersama". Ucapnya setelah keheningan terjadi beberapa lama.
"Dia sudah pergi ke Bandara, kan dia mau pegi ke tempat tujuannya dan tempat dia mengabdi sebagai PNS". Ucap Bu Alma dnegan pelan.
Terbesit dalam hatinya mengkhawatirkan sang anak, apalagi dia sendiri diperantauan. Tapi egonya dan matre dieinya mengalahkan rasanya sebagai seorang ibu.
"Kok ibu biarin dia pegi sendiri sih, bukankah tadi aku bilang selsai sidang kita akan mengantarnya ke bandara".
"Dia tidak mau Yo, dia akan terlambat pesawat katanya jika menunggu sidang selesai". Ibu Alam tiba-tiba mengkhawatirkan sang putri.
"Ya sudah kalau memang begitu, mau diapain lagi, toh dia sudah pergi".
Sedangkan Nayma beserta pengacaranya pun kini berada di restoran untuk makan bersama, tadinya dia ingin mengantar Andin ke bandara tapi ternyata sidangnya lebih lama dari dugaannya.
"Adim iparku itu sangat membantu, bukankah dia jahat padamu selama ini??
"Dia sebenarnya anak yang baik, hanya saja ibunya lah yang membuatnya seperti itu, sekarang pasti dia sudah pergi ke bandara dan mungkin pesawat nya sudah berangkat".
Nayma menatap langit-langit dan memandangnya dengan sendu, dia sungguh berterima kasih karena berkat rekaman yang diberikan Andin kepadanya, dia memiliki bukti cukup kuat untuk menjatuhkan Tyo dipersidangan.
Seminggu berlalu dari jadwal persidangan mereka sebelumnya, dia sudah menyiapkan bukti lebih kuat dari sebelumnya, berkat bantuan Andin, dia bisa mendapatkan bukti kongrit berupa rekening koran dan transfer dari bank melalui rekening ibunya. Itu bukti cukup jika selama ini Tyo tidak menafkahinya tapi hanya memberikan uangnya pada sang ibu.
"Dengan semua bukti dan keterangan yang ada serta saksi dari pihak ibu Nama, maka pengadilan memutuskan mengabulkan gugatan perceraian yang diajukan penggugat kepada terdakwa dan pembagian harta gini-gini yang ingin diklaim oleh Terdakwa kami tolak, karena itu adalah harta warisan dan bawaan istri dan sebagaimana yang diketahui bahwa itu bukan termasuk Rana gono-gini".
"Pengadilan juga memutuskan tuan Prasetyo wajib memberikan ganti nafkah yang tidak diberikan selama menikah dengan ibu Nama sebesar 80 juta, dengan demikian keputusan pengadilan". Hakim mengetuk palu 3 kali.
" Tidak bisa begitu yang mulia, saya tidak terima anak saya harus memberikan uang kepada manusia itu, dia sudah membangkang jadi istri selama ini".
"Jika ibu tidak terima silahkan mengajukan banding karena keputusan pengadilan mutlak adanya". Ucap Pak hakim kemudian menyuruh Tyo dan Nayma menjatuhkan talak untuk terkahir kali.
"Silahkan pak Tyo untuk menjatuhkan talak kepada ibu Nayma, karena kalian resmi bercerai".
Dengan tubuh gemeter, Tyo kini menatap Nayma dengan sendu sedangkan Nayma menatap Tyo dengan datar, dulu cintanya besar, kini hanya tinggal rasa benci dan muak menyelimuti hatinya.
"Khunaima Anggraeni, aku talak satu kamu, sekarang kamu bukan lagi istriku". Ucap Tyo dengan suara bergetar.
Nayma menundukkan kepalanya, meresapi kata talak yang meluncur dari bibir Tyo untuknya.
"Terima kasih, akhirnya aku bebas". Ucapnya dengan suara bergetar.
Tatapan mereka kini bertemu , tatapan sendu dan tatapan datar yang menghiasi keduanya.
"Maafkan aku Nayma, maafkan atas perilaku ibuku padamu selama ini dan juga diriku". Ucap Tyo dengan pelan.
"Tidak usah membahasnya, sampaikan terima kasih ku untuk Andin jika dia datang".
"Terima kasih untuk Apa?? Tanya Tyo penasaran.
"Tidak perlu tahu, kita bukan apa-apa lagi, sekarang kita sudah berpisah, aku harap kau tidak pernah mengganggu lagi".
"Kamu sungguh tidak ingin bertemu lagi denganku?? Tanya Tyo bergetar. Ego nya sebagai lelaki kini terinjak-injak.
"He wanita sialan, jangan harap anakku memberikan uang itu, itu hanya milikku kau sudah menjadi mantan istri jadi jangan harap bisa mendapatkan nnya". Ucap Bu Alma dengan sombong.
"Silahkan ambil anak anda, saya tidak butuh, toh uangku banyak". Ucap Nayma meninggalkan mereka dengan acuh dan tidak peduli
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.