Mr Soldier Is Mine

Warung Penyetan Herdiani

"Bu Herdiani kenapa?" tanya Santi, salah satu pegawainya melihat Bossnya tampak galau. "Ibu naik lagi tensinya? Sudah minum obat?"

"Sudah Santi. Kan aku tiap hari minum." Herdiani meminum air putihnya. Hatinya benar-benar sangat gusar karena Wira dengan cueknya mengirimkan foto gadis cantik yang diakuinya sebagai pujaan hatinya bernama Mandasari Pratomo.

"Apa terjadi sesuatu pada mas Wira?" tanya Santi yang tahu anak bossnya pendidikan di Amerika dan Santi sudah naksir lama.

"Wira tidak apa-apa. Hanya saja ... Dia ngotot punya gadis di Amerika." Herdiani sudah tahu siapa Mandasari, apalagi keluarganya sangat terkenal. Yang benar saja Wira ! Keluarga Mandasari mengerikan!

Santi terkejut. Bagaimana bisa? Apakah gadisnya bule? "Apakah ... Sesama tentara juga Bu?"

"Bukan ... Gadis Jawa tapi hobinya berantem. Apa sih yang dilihat Wira dari anak gadis macam itu ?" gumam Herdiani bingung. "Cantik sih cantik, anak jaksa tapi ... Kok macam ga punya manner. Sukanya ribut!"

"Wah kayaknya kurang cocok dengan mas Wira ya Bu. Soalnya kan mas Wira tentara sementara harus mendapatkan istri yang kalem dan baik buat anggota Persit Kartika Chandra Kirana kan Bu?" ucap Santi dengan wajah dibuat semanis mungkin.

"Iya. Ibu tidak yakin anak macam begitu, bakalan bisa kalem. Ibu lebih suka gadis yang biasa-biasa saja, dari keluarga biasa." Herdiani menatap Santi. "Macam kamu San. Tidak neko-neko."

Hati Santi seperti dibawa ke langit ke tujuh karena Herdiani mendukung dirinya menjadi calon menantunya. "Matur nuwun Bu Herdiani."

"Biar ibu kasih tahu anak itu !" ucap Herdiani.

***

Princeton University New Jersey

"Kamu kirim foto aku ke ibu kamu?" tanya Mandasari saat mereka makan malam di restauran halal.

"Iya. Biar tahu aku itu serius suka sama kamu," jawab Wira. "Foto kita berdua tadi."

"Lalu, ibu kamu?"

Wira menggelengkan kepalanya. "Sepertinya, agak shock karena aku sudah berani kirim foto kamu. Jujur, aku baru kali ini mengirim foto seorang gadis ke ibuku."

Mandasari menowel hidung Wira. "Kamu nggak usah bingung. Aku tidak apa-apa kalau tidak disukai sama ibu kamu. Toh, kita kan tidak pacaran juga. Lagian ya Wiro Sableng, kamu itu terlalu keburu-buru."

"Tapi aku memang ingin ibuku tahu, Sari."

"Iya, tapi jangan was wus was wus dong ... Pelan-pelan pak sopir !" balas Mandasari membuat Wira tertawa.

"Memang kamu sudah mau sama aku?" goda Wira.

"Eh, tolong sikit. Ngana cakap apa Wiro Sableng? Torang nyanda ada perasaan pe ngana. So, ngana jangan percaya diri jo," jawab Mandasari dengan logat Manado.

Wira tertawa geli mendengar ucapan Mandasari. "Kamu tuh...."

"Aku kenapa? Comel kah?" Mandasari menelengkan kepalanya. "Kan aku memang comel."

Wira tidak tahan lalu mencium pucuk hidung Mandasari. "Memang lah kamu comel."

Mandasari mengusap hidungnya. "Anak comel begini, tidak pantas kena kari di hidungnya. Kadi bau kari kan!"

Wira mengambil tissue dan mengelap lembut hidung mancung Mandasari. "Ini, hidung kamu ... asli kan?"

Mandasari menatap judes. "Asli, Bambaaannnggg!" Gadis itu lalu memencet hidungnya dan menariknya hingga Wira semakin brutal ketawanya.

"Astaghfirullah ... Kalau tidak ingat bapak kamu siapa, beneran diragukan kamu anaknya pak Adrianto Pratomo," kekeh Wira.

"Lho, asli lho saya anaknya pak Adrianto Pratomo," jawab Mandasari kalem.

***

Wira mengantarkan Mandasari ke apartemennya dan setelahnya pria itu pun kembali ke hostelnya karena besok pagi-pagi dia harus bangun dan ke apartemen gadis itu untuk berpamitan.

Wira pun masuk ke dalam kamarnya dan melihat tidak ada yang berpindah tempat. Memang tidak ada barang berharga disana karena semuanya berada dalam tas selempangnya. Wira meletakkan kopi yang dia beli tadi sebelum pulang diatas meja.

Disaat dia sedang membuka baju, suara notifikasi pesan masuk terdengar. Wira lalu mengambil ponselnya dan melihat ada pesan dari Santi, pegawai ibunya.

Ada apa?

📩 Santi Kasir Ibu : Mas, Bu Herdiani sedih dengan pilihan mas Wira. Tadi katanya tidak terlalu suka dengan gadis pilihan mas.

Wira mengernyitkan dahinya. Lagi-lagi kamu ikut campur! Wira tidak pernah menyukai Santi yang memang sudah ikut ibunya lama. Entah kenapa, gadis itu terlalu sok imut.

📩 Mas Wira : Biarin saja. Kamu tidak usah ikutan, Santi. Itu urusan aku dan ibu!

Wira meletakkan ponselnya dan mulai membersihkan diri. Bikin bad mood saja!

***

Solo Jawa Tengah

Santi cemberut saat membaca pesan dari Wira yang membuatnya kesal. Sudah pasti Wira akan memilih gadis itu dan Santi tidak ikhlas. Dia yang kenal Wira terlebih dahulu! Dia yang seharusnya bersama Wira, apalagi Herdiani mendukungnya. Tidak bisa ini!

Santi lalu membuka akun Instagram Wira yang sudah dia follow dan melihat nama @manda_sari_prtm disana sebagai teman yang baru di follow. Santi pun membuka akun Instagram Mandasari yang memang tidak dikunci. Betapa terkejutnya Santi saat melihat tidak ada pamer macam-macam hanya foto dia bersama dengan kedua saudaranya yang menurutnya tampan-tampan.

"Rupanya dia mahasiswa S2 ... Apalah artinya bersaing dengan gadis cantik dan pintar." Santi melihat wajah cantik Mandasari. "Tapi, aku lebih punya kelebihan. Ibu mas Wira mendukung aku. Gadis ini tidak mungkin mau sama mas Wira yang ibunya tidak kaya."

***

Manhattan New York

"Jangan bilang si Wiro Sableng tresno sama kamu!" ucap Adrianto saat menghubungi Mandasari menjelang jam tidur gadis itu.

"Lho, dia terang-terangan bilang ceblok tresno sama aku Papa. Aku kan yaaaa rodho termehek-mehek tapi tidak semudah itu Férguso. Aku kan masih punya banyak rencana dan keinginan. Lagian Papa, aku tidak terlalu tertarik dengan kehidupan tentara ... Macam Oom MK dan Oom James ... Pindah-pindah. Malas lah awak," jawab Mandasari dengan santainya.

Rarasati menatap ke putrinya. "Kalau memang Wiro Sableng jodoh kamu, ya jangan ditolak lho Sari. Lagian kalian berdua kan sama-sama kacau, Oscar yang laporan."

"Halah, si kadal! Memang dia boti jadinya lambe turah!" sungut Mandasari.

"Sudah, sudah ...." Adrianto tersenyum ke Mandasari. "Lagipula, Oscar kan memang sahabat kamu selamanya."

"Aku heran sama Papa. Kok ya percaya betul sama Oscar?" tanya Mandasari bingung.

"Kan cuma dia yang tidak berdiri anunya sama cewek. Jadi kamu aman."

"Haaaiissshhh ... Papa nih!"

***

Keesokan harinya, Mandasari terkejut saat melihat Wira sudah ada di depan pintu apartemennya.

"Ada apa Wiro Sableng? Pagi-pagi sudah nongol," ucap Mandasari yang hendak ke perpustakaan pagi-pagi.

"Mau pamitan. Aku harus kembali ke Fort Bragg siang ini."

Mandasari mengulurkan tangannya. "Hati-hati di jalan."

Wira tersenyum lalu menyambut tangan Mandasari dengan sedikit menghentak hingga gadis itu menabrak tubuh pria itu, membuatnya terkejut.

"Terima kasih nona random." Wira lalu mencium bibir Mandasari.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️