Revan Alfredo harus menikah dengan Bella Amanda, gadis yang di pilihkan oleh keluarganya agar mendapatkan warisan.
Demi menutupi hubungan Revan dengan kekasihnya di depan semua orang, Revan terpaksa menyetujui perjodohan itu dan menjadikannya Bella sebagai tamengnya.
Sehari setelah pernikahan, Revan melemparkan kontrak pada Bella.
"Oke, aku setuju dengan persyaratan itu, tapi aku juga memiliki persyaratan!" ucap Bella
"Apa?" tanya Revan.
"Aku minta kamu tf ke rekeningku 1 triliun diluar dari nafkah yang seharusnya kamu berikan, deal, aku akan tanda tangan!" tantang Bella, tentu dia tidak akan membuat kekasih gelap Revan bersenang-senang dengan uang suaminya.
Apakah Revan akan memberikan apa yang di minta Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dasar Revan
Happy Reading
"Kenapa Revan sikapnya jadi aneh seperti itu, akhir hari ini dia memang sangat menyusahkan!" gerutu Bella sambil mengambil salah satu tas koleksinya yang ada di lemari itu.
Gadis itu langsung keluar dari dalam lemari pakaian dan mendapati sang suami tengah berbaring di ranjang king size-nya.
Bella melotot sempurna dan wajahnya terlihat sangat garang saat melihat Revan yang sangat tidak sopan memasuki wilayahnya bahkan memakai tempat tidurnya.
"Revan, kenapa kamu tidur di kamarku? cepat bangun!!" Bella mendekati Revan.
Suaminya itu sedang memejamkan matanya sambil mendekap guling kesayangan Bella
"Aku kedinginan My Beauty, bisa tidak kamu enggak usah pergi ke butik hari ini? aku ingin kamu di sini," jawab Revan dengan mata tertutup.
Lagi-lagi Revan memanggilnya dengan julukan My Beauty, sebenarnya apa maksudnya itu.
"Tapi pekerjaanku sangat banyak Revan, aku tidak bisa libur hari ini!" sebenarnya Bella memang tidak berbohong bahwa banyak sekali pesanan yang harus segera dia selesaikan.
"Kumohon, Bella, tenggorokanku sakit badanku juga sakit semua," ucap Revan membuka matanya, menatap Bella dengan tetapan yang sendu, mata itu terlihat memerah bahkan sudutnya sudah berair.
Bella yang melihat kondisi Revan yang begitu pucat itu menjadi tidak tega. Gadis itu berjalan mendekati ranjang dan menyentuh kening Revan.
'Sepertinya dia tidak sedang berpura-pura,' batin Bella.
"Badanmu demam, Revan? aku akan mengambilkan kompres dulu," ucap Bella beranjak berdiri. Wanita itu selalu tidak tegaan jika melihat orang yang sakit.
Apalagi saat ini Revan adalah suaminya, yah meskipun pria itu memang sangat menyebalkan tetapi Bella masih memiliki tanggung jawab sebagai istri di saat pria itu mungkin tidak menanggapi hal yang sama.
Bella akan beranjak untuk pergi ke dapur, tapi tiba-tiba lengannya ditahan oleh Revan, Bella menoleh dan melihat Revan yang menggelengkan kepalanya.
"Di sini dulu, aku ingin kamu menemaniku sebentar," ucap Revan menarik tangan hingga gadis itu menabrak dada bidang suaminya.
Bella berusaha meredam gejolak yang ada di dalam dadanya, menurutnya baru kali ini Revan bersikap begitu manja.
Apakah pria ini memang manja ketika dia sedang sakit? selama ini Bella tidak tahu dengan kehidupan Revan karena memang selama beberapa bulan menikah mereka sama sekali tidak pernah saling berinteraksi.
Revan sibuk bekerja dan berkencan dengan kekasihnya sedangkan Bella sibuk mengurusi buktinya yang sedang maju pesat.
"Tapi badanmu panas, Revan, penanganan pertama yaitu dikompres dulu sebelum minum obat." Ucap Bella sedikit bergeser karena posisi mereka saat ini bersisihan dan berbaring di atas kasur.
"Tidak apa-apa, sebentar saja," ucap Revan menelusupkan wajahnya di dada sang istri. mengalungkan lengannya di perut Bella seperti anak kecil yang sedang merajuk.
Bella tidak bisa marah kali ini, dia tentu saja khawatir dengan keadaan Revan yang sedang demam, bahkan Bella bisa merasakan suhu tubuhnya terasa panas karena Revan memeluknya seperti ini.
Revan memanfaatkan situasi dengan menghirup aroma sabun sang istri. Ingin rasanya Revan berlama-lama dalam posisi ini.
Sedangkan Bella yang masih tidak sadar dengan kelakuan Revan hanya bisa mengelus kepalanya pelan.
Gadis itu hanya merasa iba dan simpati dengan keadaan sang suami, tidak tahu saja dia apa yang dilakukan Revan hanya agar bisa memeluknya erat seperti ini meskipun memang dia benar-benar sedang demam.
Revan merasa sangat nyaman, sudah lama sekali rasanya dia tidak memeluk istrinya. Revan tahu dia memang salah. Menyia-nyiakan istri secantik dan sebaik Bella. Entah kenapa sekarang perasaan itu sudah berubah. Revan menginginkan Bella, dia ingin mendapatkan cinta sang istri.
Ternyata Bella memang sangat tulus, bahkan meskipun Bella sangat membenci Revan, tetapi wanita itu tetap saja menuruti permintaan suaminya.
Revan begitu nyaman dengan elusan lembut di kepalanya. Mungkin sebaiknya mulai saat ini Revan harus mengejar cinta Bella.
Meskipun masih ada rasa gengsi yang dia tekankan di hati, tapi tekadnya saat ini adalah meluluhkan hati sang istri.
"Kenapa kamu demam seperti ini? Apakah biasanya juga sakit kalau kelelahan? Maaf aku tidak pernah tahu," ucap Bella merasa tidak enak hati.
Revan mengangguk lemah, tangan Bella diangkat dan diletakkan di atas kepalanya. "Elus kepala ku lagi," perintah Revan dan reflek Bella langsung melakukan nya.
"Kamu tidak pernah tahu keadaan ku, kondisi ku bagaimana, karena selama ini kamu selalu mengabaikan ku, apa kamu tidak ingat bahwa kamu masih memiliki suami yang harus di perhatikan, kenapa kamu tidak pernah mau peduli kepadaku?" tanya Revan bertubi-tubi membuat Bella menghentikan usapan tangannya di kepala Revan.
"Apa? Apa katamu tadi? Hah, dasar egois! Kenapa kamu menyalahkan ku yang tidak pernah tahu apa-apa tentang dirimu! Bukankah kamu sendiri yang menolak untuk aku dekati, kamu memberi jarak di antara kita dan sekarang kamu mengatakan bahwa aku tidak pernah peduli padamu! Ck, sungguh konyol!!" seru Bella tidak terima.
Mendengar pria itu mengatakan padanya bahwa ia tidak pernah peduli dengan suaminya benar-benar membuatnya kesal.
Revan sendiri langsung bangkit dan memegang tangan istrinya. Dia merasa menyesal karena telah membuat Bella marah.
'Aduh, kenapa kamu bodoh sekali!!' gerutu Revan dalam hati.
"Maafkan aku my beauty! Aku tidak bermaksud seperti itu!" ucap Revan dengan wajah sendu.
Bahkan ekspresi nya saat ini di buat semenyesal mungkin. Dia tidak ingin Bella marah lagi kepadanya. Sudah cukup dirinya yang membuat kesalahan karena keegoisannya sendiri. Revan paham bahwa selama ini dia sudah menyakiti hati istrinya.
Bersambung
Siapa yang kesal sama si Revan?😂
aku mau baca thour