Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apa itu hubungan badan?
Waktu sudah menunjukkan waktunya makan malam. Li membawa nona Avril ke sebuah ruangan VVIP di hotel yang mereka tinggali.
"Kenapa kita ke sini, paman?" Avril duduk dikursi yang disediakan oleh tuan Li.
"Aku mau makan di kamar hotel saja" Avril nampak tidak semangat.
"Ada yang ingin bertemu denganmu" Li yang duduk disebelah Avril, terlihat senyum mengatakan itu.
"Siapa? Kei kah?" Avril begitu berekspektasi.
Li menggeleng.
"Bukan" lalu mengambil hpnya menghubungi seseorang melalui chat.
Avril kembali manyun, merebahkan pipinya di meja.
"Hmm... Kei, dia tidak menghubungiku" Avril merindukan Kei sedari tadi.
Li hanya tersenyum.
"Sepertinya tuan Kei tadi menelpon saat nona sedang bersama tamu tadi" Li melihat layar ponsel Avril yang dipegangnya selalu.
"Apa?!!" Avril terperanjat.
"Berikan padaku" merebut ponsel dari tangan Li.
Menatap layar dan tertera panggilan tidak terjawab tiga kali dari Kei.
Huaaa... Rasanya ingin menangis, kenapa waktunya tidak tepat untuk sekedar saling berbicara saja!.
"Ya ampun Kei" Avril mencoba menelpon kembali nomor Kei.
Tidak ada jawaban. Sampai kedua dan ketiga kalinya.
Avril meletakkan ponselnya di meja dengan kasar. Bibirnya manyun tidak terkondisikan.
"Mungkin tuan Kei sedang sibuk nona" Li memahami apa yang dirasakan oleh Avril.
"Ckk.. aku sebal"
Li menggeleng. Ia fokus pada ponselnya, membalas pesan dari Hana.
Tidak berlangsung lama. Ponsel Avril berbunyi, diambilnya segera oleh Avril.
"Kei" tertera di layar. Semangat 45 Avril mengangkat telepon itu.
"Halo sayang.. muah muah muah..." Avril mencium layar ponselnya dengan bahagia.
"Halo Avril" Kei merasa terbang sampai ke langit mendengar ciuman jarak jauh dari Avril.
"Kamu kemana saja!" Marah tapi rindu.
"Aku banyak kegiatan di sekolah, cantik" goda Kei menyejukkan kalbu.
"Aaa.. Kei, kamu tak rindu kah?"
"Iya aku rindu"
"Sama siapa?"
"Sama kamu lah"
Avril jadi salah tingkah. Moodnya kembali terpancar, setelah mendengar Kei berkata begitu.
"Aku tadi tiba-tiba teringat kamu cantik. Makannya tadi aku telpon kamu, tapi tidak diangkat. Kamu sibuk ya?"
"Iya aku sibuk.. dan cape sekali hari ini"
"Mau aku bawakan sesuatu untukmu? Aku bawakan makanan ke rumahmu ya?"
"Nggak Kei, jangan" dia lupa memberi tahu Kei kalau dia sedang di luar negeri.
"Kenapa?"
"Aku, aku sedang di Turki " jelasnya.
"What?? Sungguh?"
"Benar Kei, maaf aku tidak memberi tahumu."
Kei terdiam. Di Turki? Jauh sekali.
"Kei? Apa kamu marah aku tidak memberi tahumu?"
"Tidak, tidak... Tentu saja tidak, cantik, kenapa aku harus marah?"
"Yaa.. karena kalau aku jadi kamu, aku selalu ingin tau apa yang kamu lakukan.." Avril menggigit bibir bawahnya, merasa malu karena mengatakan itu.
"Mmm begitu, baiklah aku juga ingin tau tentangmu, kamu mau cerita saat pulang nanti?"
Avril mengangguk walau tidak dilihat oleh Kei.
"Aku akan cerita semuanya. Tapi aku mau hadiah darimu nanti"
"Apapun sayang.."
Aaaaa... Avril langsung merasa terbang. Ia tergelak.
"Beneran apapun?"
"Hmm,, asal aku bisa memberinya, kalau aku tidak bisa, kamu bisa meminta yang lain"
"Baiklah Kei, aku bersedia"
Terdengar suara riuh dari arah Kei. "Sayang, aku sedang membantu ayah di kedai. Boleh aku akhiri telponnya?"
"Baiklah Kei, kamu anak yang berbakti, bantu ayah ya"
"Iya, cantik.. aku tutup ya. Bye"
Avril mengangguk.
"Bya"
Tut.. telpon terputus.
"Hmm.. aku makin rindu"
Avril memeluk ponselnya yang tadi dipakai nelpon Kei.
Selama Avril menelpon, pelayan sudah memberikan minuman untuk Li dan Avril. Kopi moccha kesukaan mereka.
Avril merangkul lengan Li yang tengah asik dengan tablet, menyandarkan kepalanya pada bahu Li. Li tidak terganggu dan membiarkan Avril.
"Paman sedang apa?" Terdengar malas bertanya. Ia sudah tau apa yang dilakukan oleh Li.
"Kau tau sendiri apa ini" memperlihatkan laporan kerja dari kantor.
Iya sii..
"Kapan makanannya datang? Aku lapar"
"Tunggu sebentar, ada tamu istimewa yang akan kesini"
"Siapa? Apa master John Morgan dengan Criss Morgan?" Menebak.
"Bukan"
"Cihh.. suka sekali buat aku penasaran" Avril ingin menggigit rahang Li, terdengar suara pintu dibuka. Hana melihat Avril yang sedang dekat sekali wajahnya dengan Li. Ia menelan salivanya, rasa cemburu itu menjalar kembali. Avril seketika menoleh ke arah pintu. Ia membelalakkan matanya dengan raut bahagia.
"Bibi hanaaa.." Avril berlari memeluk Hana.
"Aku rindu sekali bibi..." Ucapnya.
Hana ragu membalas pelukan Avril. Ia menatap Li yang tersenyum padanya. Akhirnya Hana menata hatinya.
"Nona, bibi juga rindu, kamu sudah besar, cantik" Hana tersenyum dan menatap wajah Avril. Mereka saling melempar senyuman.
"Bibi juga semakin cantik"
Terharu.
"Halo nona" sapa Noah dan Reino barengan.
"Hai boy..." Hana melepas pelukannya dari Hana. Beralih pada Noah dan Reino. Mereka berpelukan dengan bahagia.
"Ekhmm" Li memberi kode pada Noah dan Reino agar tidak berlama-lama memeluk Avril.
Merekapun melepaskan pelukannya dari Avril. Sebelumnya Li sudah memberikan wejangan pada Noah dan Reino bagaimana bersikap pada Avril.
"Kalian sudah besar ya" Avril mencubit pipi Noah dan Reino dengan gemas.
"hehe,, iya nona, nona juga semakin cantik dan anggun." ucap Reino.
"Aaa kamu bisa saja, ayo duduk. Bibi juga" Avril dengan senang hati merangkul lengan Hana, mereka duduk di samping Li, Avril sebelah kanan, Hana sebelah kiri, sedangkan Noah dan Reino ditempatnya masing-masing.
"kemarilah" Li meraih tangan Hana, ia tau Hana tengah cemburu namun ditutupi dengan senyuman.
"Ya ampun aku tidak menyangka paman Li yang dingin dan kejam bisa selembut itu di depan bibi" Avril mengedipkan matanya, terlihat bahagia seraya tersenyum pada Hana dan Li.
"O ya?.. Apa paman bersikap dingin di luar?" Tanya Hana tidak percaya, namun dibarengi senyuman.
"Percayalah bibi, paman jika sedang bekerja, dia itu seperti harimau galak. Kedatangannya membuat orang lain takut dan merunduk" jelas Avril nampak serius.
Li hanya bersikap datar, ia tidak ambil pusing dengan apa yang diucapkan Avril.
Terserah padamu nona. Batinnya
"Hah? Ternyata kau semenyeramkan itu ya" Hana menatap Li menyipitkan matanya.
"Tidak, itu karena pengaruh Nona Avril yang membuat mereka merunduk dan takut padaku" jelas Li membela. Bohong, jelas dia kejam pada musuh yang memang membuat kesalahan fatal.
"Idihh.. Apa? Jelas aku disegani berkat paman" ucap Avril.
"iya, iya.. Kalian memang hebat. Oke" Hana menengahi.
sementara Noah dan Reino hanya menyimak pembicaraannya.
*****
Epilog...
Li menemui Hana dan kedua anaknya di hotel setelah acara nona avril selesai.
Ia telah berbicara pada Noah dan Reino, kalau mereka akan bertemu dengan nona Avril malam ini.
"Dengarkan ayah, Noah , Rei!" Li tengah berdiskusi dengan keluarga kecilnya itu.
"Seperti yang kalian tahu, Nona Avril tidak mengetahui kalau ayah dan ibu sudah berpisah sejak lama. Jadi, bisakah kita menjadi keluarga yang utuh untuk malam ini? Ibu juga tidak keberatan bukan?"
Hana mengangguk.
"Baik ayah" ucap Noah
"Ayah, tadi ayah dan ibu berpelukan bukan? Apa kalian akan kembali lagi?" tanya Reino penasaran.
Li menatap Hana dengan lekat
"Kalian doakan saja ya". Hana hanya tersenyum.
"iya ayah" ucap Rei dan Noah mengangguk.
"Kita beri kejutan pada Nona, ia belum tau kalau ayah sudah merencanakan pertemuan kalian dengan nona, ia pasti sangat bahagia"
"Siap ayah"
****
Akhirnya makan malam terjadi dengan sangat tenang dan bahagia.
Mereka berbincang dahulu sebelum kembali ke tempat masing-masing.
"Bibi, aku belum menyiapkan hadiah karena paman Li tidak memberitahuku kalau akan bertemu kalian" Avril merasa tidak enak hati.
"Tidak apa sayang" ucap Hana dengan lembut. "Bibi senang bisa makan malam dengan nona malam ini"
"Aku lebih bahagia, bibi. Terimakasih ya sudah mau menemui ku"
"Iya Nona, sama-sama "
"Tapi tetap saja, aku mau memberi hadiah untuk kalian. Biar paman Li yang menyiapkan ya, pasti paman lebih tau apa yang diinginkan kalian"
"Tidak usah repot-repot nona" Hana
"Jangan menolak pemberian nona, Nanti saya belikan sesuatu untuk kalian sebagai hadiah dari nona ya" ucap Li
"Siap ayah, aku mau" Reino dengan semangat yang langsung digeplak Noah tangan Rei.
"aww" mau mukul dia.
"Norak!" Noah mendelik pada Reino.
"Biarin, wlee" dibalas juluran lidah.
"Ya ampun kalian gemas tau berantem begitu" Avril tak lepas senyum bahagianya. Langsung Rei dan Noah terdiam dan tersenyum.
"Oke, kalau begitu biar paman yang urus ya"
"Siap Nona"
"O ya bibi" Avril mendekat pada Hana, memaksa Reino pindah kursi.
"Aku mau bertanya" ucap Avril dengan serius.
Apa nih?. Li mulai merasa curiga. Ia menyeruput kopinya.
"Ada apa nona?" tanya Hana penasaran.
Avril mendekatkan wajahnya ke dekat telinga Hana.
"Bibi, apa itu hubungan badan?" dengan polosnya bertanya.
Hana langsung membelalakkan matanya.
Hah Avril! Pertanyaan bodoh itu lagi.
"Hehe, aku tadi belum sempat bertanya pada Fani tadi"
Hana langsung menatap Li meminta bantuan.
Seketika Li faham dengan tatapan Hana.
"Noah, Rei, bisa kalian tunggu di luar? Kami mau membicarakan sesuatu dahulu" ucap Li
"Baik ayah" ucap keduanya langsung pergi dari ruangan itu.
"Jawablah Bu, nona sangat penasaran" ucap Li santai.
"Tapi, bagaimana aku menjelaskannya. Itu kan tidak perlu di bicarakan "
"Jelaskan saja sebisa ibu"
"baik" Hana gugup, namun melihat wajah Avril yang begitu serius membuatnya ingin tertawa. Akhirnya ia tertawa dahulu sebelum bicara. Dan itu juga membuat Avril tertawa.
"Nona, apa tidak lebih baik jika bertanya langsung saja pada dokter?"
"Aku mau tau langsung dari mulut seorang yang sudah menikah!" tegasnya. Baiklah Avril kau tidak terbantahkan bukan.
Hana tersenyum, tidak mungkin juga ia menolak. Akhirnya, Hana mengatur dahulu nafasnya, ia mencoba berfikir mencari kata yang tepat untuk menjelaskannya.
"Baiklah, dengar Nona, hubungan badan secara umum, itu merujuk pada hubungan seksual"
"seksual?" Hana berimajinasi, apa itu?.
"iya, itu kegiatan yang melibatkan kontak genital antara dua orang"
"kontak genital? Oo pasangan?"
"Benar. Hubungan ini bisa berupa tindakan mesra seperti berciuman, merangsang anggota tubuh, hingga penetrasi va gina oleh pe nis" Hana malu mengatakannya. Tapi Avril begitu serius mendengarkan.
"Vagina? Ooh ini kan?" tunjuknya pada bagian bawah.
"Benar nona"
"Kalau pe nis ituuu?" Hana berfikir keras.
"Nona, itu kepunyaan laki-laki?" Hana terkekeh mengatakannya.
"O ya? Aku penasaran bagaimana bentuknya.."
Hana menahan tawanya setengah mati. Pipinya merona, bagaimana jika nona ingin melihatnya bentuk benda itu.
"Nona, anda akan melihatnya setelah punya suami, anda bisa melihatnya sepuas hati nanti" jelas Hana.
"Benarkah? Memangnya tidak boleh kalau sekarang?"
"Tidak boleh, Nona. Itu tindakan tidak bermoral "
"Oh baiklah, aku orang yang mentaati peraturan " ucapnya.
"Lanjut "
"Baik. Hubungan badan juga dapat menjadi bagian dari hubungan intim yang lebih luas, yang meliputi berbagai bentuk kasih sayang dan keintiman fisik. Nona pasti pernah merasakan hal yang berbeda saat bersama pasangan. Mungkin saat bersama kekasih. Apa nona punya kekasih?"
"Iya tentu saja saya punya" malu-malu. Jadian juga baru semalam.
"Bagaimana saat di dekatnya?"
"Aku ingin terus memeluknya, aku suka sekali dia. Terus menciumnya seperti di Drakor Drakor, dia imut dan tampan , juga baik, bi" jelas Avril tanpa ragu sambil senyum-senyum membayangkan wajah imut Kei.
Lihatlah tatapan tajam Li, Nona. Dia tidak akan tinggal diam kalau sampai nona melampaui batas dengan Kei.
"Emm iya, itu salah satu bentuk kasih sayang nona, dan perbuatan itu merupakan langkah awal yang menuju pada hubungan intim nantinya kalau kita tidak bisa menahannya." jelas Hana.
"Bibi begitu juga kah dengan paman?" goda Hana.
"Tentu saja, yang namanya pasangan, apalagi setelah menikah. Itu jauh lebih nikmat rasanya Nona "
"Benarkah? Aku juga ingin menikah"
"Nona harus cukup umur dulu dan harus siap melayani suami nanti"
"Melayani suami? Seperti menyediakan makan? Pakaian? Dan lain lain. Ibuku dulu melakukannya pada Ayah, ibu sangat menghormati ayah. Aku juga ingin seperti itu, sepertinya aku bisa"
"Betul, Nona. Itu salah satunya. Tapi untuk hubungan badan, sang istri harus siap melayani suami di atas kasur"
"Di atas kasur? Iii aku mau, aku suka. bahkan kemarin saat ada Kei, aku memeluknya. Apa itu termasuk melayani? Aku bahkan tertidur lelap sekali dan merasa tenang saat Kei di sisiku" Avril jadi merindukan Kei.
"Mmm iya, memeluknya, bahkan tidak diminta sekalipun suami akan senang jika dipeluk. Tapi, tetap hubungan badan itu harus dilakukan saat seseorang telah menikah"
Avril senang mendengarnya.
"Jadi hubungan badan itu seperti apa?"
Hadeuhh...
Sepertinya Hana harus mengatakan lebih spesifik lagi.
"Tidak ada jalan lain, ayah. Nona harus segera menikah supaya tidak penasaran" saran Hana pada Li.
"Dia belum cukup umur"
Hana mendekatkan mulutnya ke telinga Li. "Bagaimana kalau dia mulai coba-coba dan penasaran, itu lebih bahaya lagi, bukan!" bisiknya.
Li berfikir dan menatap Avril.
"Itu tidak mungkin Bu, nona dalam pengawasan saya"
"Kamu tidak mungkin mengawasinya setiap detik bukan?!"
Benar juga. Pikir Li.
"Kalian kenapa bisik-bisik!? Saya dengar tau!" Avril mendengus kesal.
"hehe, maaf nona" Hana segera merangkul Avril.
"Jadi seperti apa maksudnya melayani suami di atas kasur?"
"melayani suami, ya berhubungan badan yang mencakup berbagai tindakan, mulai dari berciuman, merangsang, hingga penetrasi vagina. hubungan badan itu bagian penting dari hubungan intim, yang dapat memperkuat ikatan emosional dan fisik antara pasangan"
"Hubungan badan memiliki manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, seperti meningkatkan hormon bahagia, memperkuat otot dasar panggul, dan menurunkan tekanan darah"
" Melakukan hubungan badan dengan aman itu penting, tubuh akan mengalami berbagai perubahan selama dan setelah hubungan badan, seperti peningkatan denyut jantung, perubahan hormon, dan pembuangan cairan"
"Setiap masing-masing memiliki preferensi dan pengalaman yang berbeda terkait hubungan badan, sehingga penting untuk berkomunikasi dengan pasangan tentang keinginan dan batasan masing-masing".
"paman. Aku mau menikahi Kei saat pulang ke tanah air nanti!" tegas Avril dengan serius.
"Apa!!!"
Kopi yang tengah diminum berhamburan keluar karena terkejutnya.
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...