"Gue Mau Putus"
Tiga kata itu Nyaris membuat Alle tak bernafas beberapa detik, sebelum akhirnya menghela nafas.
"Sayang, jangan bercanda deh. ini benar hari anniversary kita tapi kejutannya jangan gini dong, aku ngak suka. *rujuknya dengan suara manja, berfikir ini hanya prank, Ares hanya mengerjainya saja*
Ares tak membalas ucapan Alle namun dia dengan tegas menggenggam tangan gadis disampingnya dan menatap Alle dengan tatapan dingin dan muak.
"Gue udah selingkuh sama Kara, dua bulan yang lalu dan....".
"Dia sekarang hamil anak gue"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodelima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU LEX
Ares pun mengantar Alle menuju rumahnya, jam sudah menunjukkan angka 8 malam. Jadi jalanan masih ramai banyak orang yang lalau lalang.
Ditengah menyertirnya tiba-tiba saja ponsel Ares berdering dia pun segera mengambilnya di dalam saku celananya.
Begitu melihat Kara yang menelpon, Ares sedikit melirik ke arah Alle yang juga mentapa kearahnya. Sepertinya penasaran dengan siapa yang menelponnya barusan.
Ares memilih tak peduli dan segera mengangkat telpon Kara.
"Iyah gimana Ra?"
"Ngak papa Res, aku belum ngantuk, mau ditemani ngobrol. Mau kan?" entah mengapa akhir-akhir ini Kara lebih manja kepadanya.
Dari sudut matanya dia bisa melihat bahwa Alle menyendu, sepertinya tau jika yang menelpon adalah Kara. Namun melihat itu entah mengapa Ares memikirkan hal lain yang mungkin akan menyakiti Alle, namun ini yang terbaik padanya.
Dia mengloudspeaker panggilannya dengan Kara.
"Tentu saja, aku akan menemanimu hingga tertidur sayang." jujur saja Ares tak nyaman dengan panggilan itu karena belum terlalu akrab dengan wanita itu, hanya saja dia melakukan itu agar Alle mengira jika memang dia telah begitu mencintai Kara.
Sedangkan Kara di seberang sana terkejut bukan main, dia tak menyangka jika Ares memanggilnya dengan sebutan romantis itu, jantungnya berdebar bukan main.
"Ah terima kasih Ares, sedang apa kamu? seperti Tengah mengendarai mobil? benarkah?"
Seketika Ares agak panik, dia sudah beralasan tadi pagi jika dia sedang tidak enak badan,tapi jika dia ketahuan mengantar Alle pasti Kara akan mengamuk dan paling tidak, wanita itu akan mengambek.
"Ah yah, Aku sedang menemani Tico untuk mencari makan." alibi Ares.
Sedangkan Alle langsung menatap Ares dengan heran, kenapa pria itu lebih memilih berbohong pada Kara namun Alle memilih kembali mendengar percakapan mereka meskipun sakit hati.
"apakah aku mengganggu?"
"Tidak, Ah Iyah, apakah kamu sudah makan?" tanya Ares berusaha mengalihkan pertanyaan, agar tak membahas lebih jauh lagi, karena jujur saja dia sulit mencari alasan untuk berbohong.
"Sudah tadi, jam 7."
"Syukurlah kalau begitu, jangan sampai telat makan, jaga kesehatan nanti dedek bayinya jadi sakit jika Mamahnya telat makan."
Di sana hati Kara semakin berbunga-bunga, memang semakin hari perhatian Ares semakin besar dia pun kini secara terang-terangan menunjukkan sikap manjanya, agar lebih dekat dengan Ares. dan sepertinya Ares pun tak keberatan sama sekali.
"Iyah sayang, tadi juga udah minum susu hamil kok."
"Ah Iyah Ra, tutup dulu telponnya yah, aku sama Tico mau balik dulu." Aris berkata demikian karena rumah Ale semakin dekat, jadi dia mematikan ponselnya terlebih dahulu.
"Iyah, nanti kalau udah selesai telpon balik yah, aku pengen ngobrol lebih lama lagi sama kamu."
"Iyah, nanti aku telpon balik."
Ares pun mematikan panggilannya saat dia berbelok menuju kompleks perumahan Alle.
"Sepertinya kalian semakin dekat yah?" Alle mengatakan itu namun tatapannya mengarah ke depan dengan tatapan kosong.
"Jelas saja Al, bagaimana orang yang menjalin hubungan, aneh banget lo."
"Tapi masih agak canggung gitu, nggak kayak kak Ares sama aku dulu."
Seketika Ares terdiam dan salah tingkah, memang dia belum terbiasa namun dia percaya lama-kelamaan juga bisa bersikap romantis dengan Kara.
"Cuma perasaan lo aja kali."
Baru saja Alle akan membalas ucapan Ares, mobil Ares berhenti di depan pagar rumah Alle. mereka telah sampai.
Namun yang membuat Alle terkejut adalah mobile Lex yang telah terparkir di sana seketika Alle menjadi panik.
harus melihat wajah ayah seketika pucat langsung menatap apa yang Anda lihat, dan sekarang dia paham apa yang membuat Alle seperti itu.
"Dia masih nyakiti kamu?" tanpa sadar Ares berujar dengan bahasa yang lebih halus, karna kasihan pada Alle.
Alle menoleh dengan wajah yang terlihat pias. "Kalau lihat aku pasti dia berbuat sesuatu yang aku ngak suka." ujar Alle dengan sendu.
Ares yang melihat kekhawatiran Alle ikut merasa gundah.
Namun baru saja membalas ucapan Alle, dia mendengar suara deru mobil yang terdengar dari dalam, keduanya menoleh dan melihat Lex mengendarai mengendarai mobilnya seperti hendak keluar.
Buru-buru Ares memajukan mobilnya agar Lex bisa keluar karna dia persis di depan pagar dan menghalangi jalan.
Namun sialnya, Lex menyadari mobil Ares dan mengenali mobil itu, setelah mobilnya keluar dia pun menghentikan mobilnya dan menghampiri mobil Ares lalu mengetuk pintunya.
Dengan agak takut Ares turun, dan Alle pun mengikuti Ares turun.
"Kalian masih bersama tenyata, gue pikir Lo udah putus sama Alle." Lex tersenyum miring menatap Ares.
"Putus atau ngak nya bukan urusan Lo, yang jadi masalah jangan sakiti Alle, dia ngak bersalah dan ngak pantas Lo lakuin serendah itu."
Seketika pandangan Lex mengarah ke Alle yang ketakutan saat Lex menghampirinya.
"Oh Iyah, ngomong-ngomong beberapa hari ini Lo ngak pulang kerumah, Lo nginap dirumah pacar Lo ini?" tanya Lex sembari menatap Alle lebih lekat, seolah ingin memakan Alle hidup-hidup terlebih tatapannya mengarah lekuk tubuh Alle yang selalu dia dambakan, membuat Ares mengepalkan tangannya dengan erat.
"Jangan coba-coba sentuh dia Lex." kecam Ares, membuat Lex kembali menatap pria itu.
"Sebenarnya cewek Lo itu, cewek yang Lo ajak ke mall, atau Alle sih? Kalau Lo punya dia cewek, kayaknya kasihan Alle deh dia usah kasih semuanya ke Lo, tapi Lo malah selingkuh, udah benar Alle dulu sama gue aja, pasti bahagia sama anak gue." ujar Lex sembari tertawa.
"Tutup mulut Lo Lex." Ares melayangkan tatapan tajam ke arah Lex namun Lex tak terlalu peduli, tatapannya kembali mengarah pada Alle yang masih menunduk.
"Mau temani gue ke club ngak?"
Baru aja tangan Lex menyentuh dagu Alle, buru-buru Ares menepisnya.
"Jangan sentuh Alle sama tangan berengsek Lo."
Lex tersenyum miring membuat wajah Ares yang terlihat murka, dia pun dengan santainya menepuk dada Ares. Namun segera di tepuknya dengan keras.
"Harusnya Lo juga ngaca, Lo sama berengsek nya kayak gue bahkan Lo lebih berengsek mainin dua perasaan cewek sekaligus."
Setelah mengatakan itu Lex tertawa seperti orang gila, sepertinya pria itu sudah meneguk minuman beralkohol, hingga sudah agak sempoyongan, meskipun tidak terlalu parah.
Setelah Lex pergi dengan mobilnya, Ares masih diam ditempatnya, dia memikirkan ucapan Lex yang ada benarnya. Memang dia berengsek seolah mempermainkan dua wanita sekaligus.
Seolah dia ingin bertanggungjawab dengan Kara, namun juga tak bisa benar-benar melepaskan Alle.
"Ares." panggilan Alle menyadarkan Ares dari lamunan, dia pun segera menghampiri Alle.
"Sebaiknya Lo cepat masuk."
Alle mengangguk pelan. "makasih yah kak, udah nyelamati aku dari kak Lex."
"Jangan salah Al, kalau pun orang lain ada diposisi sama kayak Lo, gue juga perlakuin sama."
#######