NovelToon NovelToon
Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chiknuggies

Original Story by : Chiknuggies (Hak cipta dilindungi undang-undang)

Aku pernah menemukan cinta sejati, hanya saja . . . Arta, (pria yang aku kenal saat itu) memutuskan untuk menjalin kasih dengan wanita lain.

Beberapa hari yang lalu dia kembali kepadaku, datang bersama kenangan yang aku tahu bahwa, itu adalah kenangan pahit.

Sungguh lucu memang, mengetahui Arta dengan sadarnya, mempermainkan hatiku naik dan turun. Dia datang ketika aku berjuang keras untuk melupakannya.
Bak layangan yang asyik dikendalikan, membuat aku saat ini tenggelam dalam dilema.

Hati ini. . . sulit menterjemahkan Arta sebagai, kerinduan atau tanda bahaya.

°°°°°°

Airin, wanita dengan senyuman yang menyembunyikan luka. Setiap cinta yang ia beri, berakhir dengan pengkhianatan.

Dalam kesendirian, ia mencari kekuatan untuk bangkit, berharap suatu hari menemukan cinta yang setia. Namun, di setiap malam yang sunyi, kenangan pahit kembali menghantui. Hatinya yang rapuh terus berjuang melawan bayang masalalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiknuggies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Pagi hari tegak berdiri, memaksaku untuk tetap beraktivitas meski tidak tidur malam ini. Ingin menangis saja hati kecil ini, lelah bergumam semalaman, namun memukul kepala sekuat tenaga saja tetap tidak mendiamkan pikiranku.

Berulangkali menelan pahit demi menjagaku tetap terjaga, akibat terlanjur bergadang semalaman, membuat tanganku gemetar menyerap kafein sementara kaku melangkah letih menuju tempatku bekerja.

Di saat yang sudah terlalu banyak terlanjur inilah, rumah menjadi harapan yang sulit untuk kugapai karena tetap harus berkerja seharian penuh.

Memasuki pintu resto, rupanya sandi sudah melakukan aktivitas di dapur. Dapat kudengar suara api yang menyembur, dengan aroma bumbu yang menggetarkan lambung.

"Pagi sandi." Sapaku mengintip ke dalam dapur.

Sandi melirik, mengecilkan api, lalu menghampiriku. "Kamu? Pucet banget Rin."

"Iya san, nggak bisa tidur gw malem ini."

Seakan tau alasanku se-pucat ini, ia menawarkan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum membalikan tanda tutup di depan pintu.

Japanese fried rice (omurice), makanan yang cukup direkomendasikan olehku, menjadi sarapan yang Sandi suguhkan kepadaku.

"Makasih ya San." Aku mengangkat sendok oriental dan mulai makan.

Nasi hangat dengan telur yang meleleh ketika di buka, lumayan menjadi penenang hati ketika kehangatan nya melaju di dadaku. Di setiap kunyahan aku tersadar ada yang berubah dari masakan Sandi yang tidak jarang ku nikmati.

"San?? Ini ada yang beda ya?" Tanyaku yang sedang lahap menikmati makanan.

Dari belakang dinding di dalam dapur, Sandi setengah teriak menjawab ku. "Iya Rin, resep nya ganti, pake resepnya Bunda."

Di tengah nikmatnya makan, nama bunda yang ku dengar menyesakkan dada sekali lagi. Meski masih hari pertama kami mengenal, kehadiran Bunda cukup membawa angin yang baru di Oishika.

Bukan hal yang buruk memang, resep pemberiannya ku akui lebih enak. Namun, berapa perubahan lagi setelah ini yang harus kami sesuaikan, selanjutnya apa yang akan di ganti? Aku? Sandi? Atau apa dia juga akan merenggut Ruel dari kami?

*Bruk!*

"..?? Airin!?" Tanya Sandi yang kaget dengan gebrakan meja yang spontan ku lakukan. "Kamu kenapa? Enggak enak ya makanannya."

"M-maaf, gw gak sengaja. Enak kok san, enak banget malah." Jawabku kaku karena masih shock dengan apa yang ku perbuat sendiri.

Aku takut, aku takut harus berpisah, aku takut dengan perpisahan. Aku tidak siap untuk menatap ke arah mata angin yang berbeda dengan rekan seperjuangan ku, padahal merekalah support system terbaik dikala gundah.

Pekerjaanku seperti biasanya hancur tak terarah, sering termenung, dan sedikitnya bergumam meracau.

Beberapa pikiran yang tidak kuinginkan sering menusuk, hingga mempengaruhi kinerja ku. Aku tidak tahu bagaimana hasilnya bila dimood yang sedang berantakan ini, tidak siap aku bila bunda melihat pekerjaan ku.

Bekerja seharian penuh keresahan, aku memutuskan untuk duduk sebentar di bawah meja. Letih membawaku bersembunyi dari pandangan pelanggan yang biasa memperhatikanku.

Menghindari kontak sosial dan hanya menampakkan wajah seperlunya. Suasana Resto begitu tidak nyaman seperti sebelumnya, hanya terdengar sayup-sayup pelanggan yang berbicara pelan, sedangkan aku dan Ruel sibuk dengan pikiran satu sama lain.

Aku meminta Ruel untuk sebentar memantau meja kasir, karena sepertinya diri ini kembali membutuhkan istirahat.

Pandangan sayu dengan kantung mata yang semakin tebal, ku kenakan hoodie yang biasa ku kenakan ketika mengambil waktu istirahat. Biar saja bumi menahan ku, yang terpenting aku tidak melawan semesta pembimbing.

Berjalan keluar membawa tas jinjing berisikan semua perlengkapan ku, aku melesat, berjalan menuju belakang resto melalui gang sempit samping resto yang penuh oleh perkakas bekas, rusak, terlupakan.

Aku menarik bangku lusuh yang cat nya sudah pudar termakan usia, lalu duduk tepat di sebelah tempat sampah besar, sudah kosong karena baru di angkat pagi ini.

Hari-hari ku lalui, tidak sama dan senyaman saat di pegang oleh owner lama, mungkin juga aku yang masih belum terbiasa dengan kondisi yang sebenarnya tidak banyak berubah. Namun banyak hal yang ku ketahui malah menjadi beban kerja yang terbawa hingga ke rumah.

"Udah bisa ngerokok sekarang lu?" Tegur Sandi yang membuka pintu belakang, dan mengeluarkan sedikit kepalanya, menegurku.

Aku menghela nafas mengeluarkan kepulan asap tebal bersama pelik. "Bukan kemauan gw san." Aku ketus membuang wajah darinya.

Ia berjalan menuju ke arahku, menarik bangku lain yang lebih kumuh dari bangku yang ku duduki. "Pinjem korek." Mendekatkan diri ke arahku dengan tangan yang ia sudutkan ke depanku.

Aku merogoh tas, "Nggak apa-apa? Dapur lu tinggal kayak gitu." Tanya ku yang sebenarnya tidak ingin di ganggu.

"Tadi begitu lu keluar, El laporan ke gw, terus gw bilang ke dia kalo ada orderan masuk hold dulu 15 menit." Lanjutnya sambil mulai membakar rokok. "Kenapa? Banyak masalah?"

"Nggak san, biasa aja."

"Nggak tidur semaleman, terus sekarang ambil istirahat duluan, belum lagi lu dari tadi lemes banget." Protesnya kepadaku.

"Kalo lu dateng cuma buat protes soal kerja gw, nanti aja pas pulang san." Aku mencoba membuatnya tidak nyaman, berharap ia segera memberi ruang untukku sendiri.

Suasana tiba-tiba saja sunyi, tepat setelah aku menggeretak Sandi, perasaan canggung tiba membuat suasana menjadi tidak nyaman bagiku.

"San? Kok lu bisa si, biasa-biasa aja kayak gini?"

"Gini, gimana rin?"

"Lu kan udah tau semuanya san, jangan sok polos gitu apa..!"

1
Misssyah
semangat ya.
Misssyah: sama sama /Smile/
Chiknuggies: makasih kakak/Joyful/
total 2 replies
Van
thor.. mana fanserv nya torr😭
Chiknuggies: Hai Van, kamu tau lokasinya. /Shhh/
total 1 replies
Van
keren binggow
Chiknuggies: Terimakasih /Shy/
total 1 replies
Van
berat banget jadi ruel;(
Chiknuggies: /Cry/
total 1 replies
Van
kacau banget bikin emosi naik turun!!
Chiknuggies: Hai, pembaca setia /Applaud/
gimana rasanya satu tahun bersama saya./Smile/
total 1 replies
Van
awwww poor airin/Sob//Sob/
Chiknuggies: Turut berdukacita /Facepalm/
total 1 replies
Sara la pulga
Aduh, terharu banget!
Necesito dormir(눈‸눈)
Gemes banget deh ceritanya!
Tuxedo Mask
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!