Lie seorang pria dari keluarga kelas menengah harus di usir dari sekte karena bakatnya yang buruk, tidak hanya itu, bahkan keluarganya pun dibantai oleh sebuah sekte besar, dia akhirnya hidup sebatang kara di sebuah desa terpencil. Tanpa sengaja Lie menemukan sebuah warisan dari leluhur keluarga, membuatnya tumbuh menjadi kuat dan mulai mencari siapa yang sudah membantai keluarganya,
akankah Lie berhasil membalaskan dendam keluarganya dan melindungi para orang-orang terdekatnya...
Cerita ini adalah fiksi semata, penuh dengan aksi dan peperangan, disertai tingkah konyol Mc
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocah Beruntung
Miya masih belum tersadar dengan keadaan sekitarnya, dia masih takjub dengan apa yang baru saja dia lalui.
"Ibu, kita akan beristirahat disini sambil menunggu ayah." kata Lie,
Dia lalu duduk bersila mengambil sikap meditasi untuk mengembalikan energinya yang sudah terkuras sangat banyak, konsep ruang yang di gunakannya memaksanya harus mengeluarkan banyak Qi.
"Baik Lie, istirahat biar ibu yang berjaga." jawab Miya dengan ekspresi syok.
Dia menyadari bahwa Lie telah dapat membelah ruang, sesuatu yang hanya tanah dewa keatas yang bisa melakukannya, sedangkan Lie baru saja mencapai ranah langit menengah, betapa mengerikan bakat Lie.
"Ibu tidak perlu khawatir, gua ini aman tanpa ada penghuninya, tampaknya sudah lama penghuninya pindah keatas lereng gunung itu." Jawab Lie sambil menatap kearah puncak gunung.
Setelah mengatakan itu, Lie segera memejamkan matanya dan kembali mempelajari apa yang baru saja dia dapatkan dari pertama kali berteleportasi.
Dalam renungannya, tangannya tiba-tiba membentuk beberapa segel dan lima bola cahaya tiba-tiba melesat ke depan gua. Saat kelima bola cahaya itu menempati lima titik di antara pintu gua, sebuah layar transparan terbentuk.
Sebuah formasi pertahanan dan ilusi muncul di depan pintu gua, lalu Lie kembali menurunkan tangannya dan meletakkan di depan perutnya.
Dia melanjutkan meditasinya, dalam keadaan lotus. Energi Qi bergerak di sekelilingnya lalu masuk ke tubuh Lie. dia kembali tenggelam dalam pemahaman tentang konsep ruang dan waktu sekali lagi.
**
Hari berganti saat mentari terbit di keesokan harinya, Lie membuka matanya dan bangkit secara perlahan, berdiri dan berjalan menuju bagian dalam gua.
Dia mengumpulkan beberapa ranting pohon yang di temukannya di sekitar mulut gua, setelah menumpuknya dia menyalakan api dan mulai memanggang daging monster dengan sedikit bumbu.
Tak berapa lama, aroma daging bakar memenuhi gua membuat Miya yang sedang berkultivasi pun membuka matanya.
"Sepertinya sangat enak, darimana kau mendapatkan daging monster dan bumbu ini?" tanya Miya sambil berjalan mendekat.
"Acha memberikannya padaku," jawab Lie sambil meminta ibunya untuk segera duduk.
Lie segera mengeluarkan beberapa buah sebagai hidangan penutup, dia pun memberikannya pada ibunya. Dan tak lama kemudian, daging panggang pun matang.
Miya segera mengambil daging panggang dengan aroma yang sangat menggiurkan, dan mulai memakan sedikit, mencoba menikmati apakah bumbu yang diberikan sudah meresap.
"Enak." kata Miya.
Tanpa terasa daging seukuran 2 telapak tangan itu habis dalam sekejap. Lie tertawa melihat ibunya yang menikmati masakannya.
"Itu daging banteng api, meski terlihat alot tapi sebenarnya lembut karena tidak berisi urat sama sekali." ucap Lie memberi informasi.
"Benar, ibu baru merasakan daging yang penuh dengan lemak dan sangat enak." angguk Miya yang kemudian kembali mengambil potongan kecil daging yang masih dalam perapian.
"Ibu, apakah ibu tahu dimana bisa mencari buah roh?" tanya Lie sedikit berbisik.
Terdiam sejenak, Miya lalu menjawab. "Entahlah, ibu belum mendengar tentang buah itu, mungkin di dunia paralel yang akan dibuka ada."
"Kalau begitu, bagaimanapun aku harus bisa masuk ke dunia paralel." sahut Lie sambil mengepalkan tinjunya dengan mata yang berbinar.
"Sebaiknya kamu menaikan ranahmu dulu dan memperkokoh pondasi mu." jawab Miya sambil mengelus kepala Lie.
Mengangguk, Lie kembali berkata. "Aku baru menerobos beberapa hari yang lalu, makanya aku hanya berlatih jurus untuk memperkokoh pondasi Bu."
Mereka berdua melanjutkan kultivasinya setelah daging itu habis. Saat Lie hendak melakukan latihannya dengan berlatih jurus di kedalaman gua, dia merasakan adanya energi yang tidak dia kenal, dari beberapa lubang di dinding gua.
"Energi apa ini? Dari mana asalnya?" batin Lie sambil menyusuri dinding gua.
Saat melihat ada lubang yang agak besar di tengah dia mencari keatas lubang itu. Besar lubang itu sebesar toren air, dan cukup besar hanya untuk merangkak.
Lie mencengkram dinding gua dan ujung kakinya menancap di dinding, posisi ya saat ini mirip dengan Spiderman si manusia laba-laba.
Dia mengayunkan kakinya kebelakang, saat sudah sejajar dia melepaskan tangannya. Saat posisinya berada di mulut lubang, Lie menggerakkan elemen angin ke kakinya mendorongnya masuk kedalam lubang.
usahanya tidak sia-sia, dia langsung melesat masuk kedalam lubang. Dan saat hampir berbenturan dengan dinding lubang yang berbelok, dia segera menggerakkan elemen angin kesamping, membuat tubuhnya pun berbelok.
Tak lama, ujung dari lubang pun terlihat, sebuah gua yang sangat besar terpampang di depan Lie. Banyak stalagtit yang tergantung di atas kepala, Lie segera hinggap di atas salah satu stalagtit terbesar.
Dia mengedarkan persepsinya keseluruh bagian gua. Ketika dia melihat ke bawah, dia terkejut mendapati seekor kadal sebesar kantor kecamatan.
"Bintang iblis LV jenderal." batin Lie.
Matanya kembali memperhatikan sekeliling, dan tak lama pandangannya tertuju pada batu berbentuk kotak berdiri di bawahnya, energi yang dirasakan tadi keluar dari batu pipih tersebut.
Setelah memastikan kadal raksasa itu meninggalkan gua, Lie Segeran melesat turun. Dengan elemen angin dan konsep yang di dapatnya, Lie pun mendarat dengan mulus tanpa menimbulkan suara di tanah.
kemudian dia melihat kearah batu tersebut yang ternyata adalah batu prasasti kuno. Saat dia menyentuh batu itu, sebuah energi segera masuk ke tubuhnya, bergerak kedalam Dantiannya dan langsung membentuk sebuah gumpalan sebesar kedelai berwarna cokelat.
"Ini elemen tanah." seru Lie girang dalam hati.
Dia segera melepaskan tanganya dan mengarahkan cincin penyimpanan kearah batu itu., dan sekejap, batu prasasti pun berpindah tempat kedalam cincin penyimpanan.
Setelah memandang sekeliling tak ada lagi menarik perhatiannya dia segera melesat keatas dengan konsep anginnya kearah stalagtit tadi.
Dan saat sejajar dengan lubang tempat jalannya masuk, dia menghentakkan kakinya ke batu dan melesat kembali kedalam lubang.
"Aku tidak bisa membayangkan kakek kadal nantinya." kekeh Lie dengan pikiran konyolnya.
Tak lama kemudian dia kembali ketempat pertama dia datang, melihat ibunya masih fokus dalam kultivasi, Lie pun bersila dan kembali larut dalam kultivasinya.
Kesadaran jiwa Lie masuk kedalam cincin penyimpanan, dia melihat batu prasasti yang baru saja dia masukkan.
Dia bersila di depan batu sambil menjulurkan tangannya, energi elemen tanah kembali memasuki Dantiannya. Saat energi itu memasuki Dantiannya, terjadi perubahan perubahan di permukaan batu.
Beberapa goresan berbentuk huruf berwarna emas muncul dibantu, dan saat Elemen tanah terbentuk sempurna di Dantian Lie, seluruh permukaan prasasti pun juga penuh dengan ukuran huruf yang sama.
Lie membuka matanya dan terkejut mendapati hal tersebut, tiba-tiba persepsinya terhubung dengan tanah di sekitarnya, dia bisa merasakan semua yang ada di dalam tanah, bahkan akar rumput yang bergerak tubuh pun dapat dia rasakan.
Dia memandang batu itu, dan mengingat semua yang terdapat disana, lalu dia menarik kembali kekuatan jiwanya dan kembali kedalam raganya.
Lie melanjutkan kembali kultivasinya, saat ini dia masuk kedalam lautan pengetahuannya. Berbagai informasi yang baru di dapatnya segera membentuk keterampilan dalam batu prasasti tadi.
Untuk mempelajari keterampilan ini, Lie harus kembali membuka beberapa Meridian kecil di tubuhnya. Setelah mengingat jalur Meridian yang diperlukan, dia mulai menjalankan energi elemen tanahnya ke dalam saluran Meridian yang diperlukan.
Saat hari menjelang senja Lie berhasil membuka 108 Meridian kecil dalam tubuhnya, yang ternyata juga berguna untuk beberapa elemen yang lain. Setelah itu dia membenamkan kesadaran spiritualnya menuju ke benaknya lagi, dan mulai mempelajari gerakan dan keterampilan yang ada, dia mengikuti semua gerakan disana, kini dia bisa memanipulasi tanah dan menjadikan semua yang berhubungan dengan tanah menjadi sesuai keinginannya.
Tak terasa pagi pun tiba, Lie kemudian bangkit dari duduknya dan mulai berjalan menuju pintu masuk dan keluar dari gua. formasi pertahanan yang di pasangnya adalah formasi satu arah, sehingga bisa keluar namun tidak bisa masuk.
Dia bergerak kearah pinggiran hutan berniat untuk melakukan latihan, setelah sampai di area yang sedikit lapang. Lie mulai melakukan beberapa gerakan keterampilan beladiri yang dia pelajari selama ini