NovelToon NovelToon
PENYAMARAN CEO

PENYAMARAN CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gaharu Wood

CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.

"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"

Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENIMBANG

...Stefany...

"Tidak. Pokoknya Zuyu pilihanku. Aku akan menikahkan Hyung dengannya," kata Nyonya Ra lagi.

Sontak Stefany pun kaget. Ia terkejut saat mendengar perkataan itu dari Nyonya Ra sendiri. Hampir-hampir saja ia kehilangan kendali hingga mendorong pintu. Namun, ia lekas-lekas pergi dari depan ruangan itu. Stefany bergegas kembali ke meja kerjanya.

Astaga. Jadi wanita itu calon istrinya Pak Hyung.

Stefany pun masih tak percaya. Ia tampak melirik Saras yang sedang bekerja di sampingnya. Ia ingin memberi tahu Saras secepatnya. Tapi ia juga khawatir membuat Saras terluka. Namun, kenyataan itu mau tak mau harus tetap diterima.

Kembali ke rumah makan...

Hening. Itulah yang terjadi saat Stefany selesai menceritakan apa yang ia dengar. Tampak Saras yang tidak nafsu makan. Stefany pun merasa tak enak hati pada temannya. Namun mau tak mau ia harus memberitahukannya.

"Ras, kita sudah lama berteman. Aku cukup tahu bagaimana dirimu. Jika kau memang ada hubungan dengan tuan Hyung, aku rasa tembok kalian terlalu besar. Aku tidak ingin melihat kau terluka." Stefany mencoba mengutarakan isi hatinya kepada Saras.

Saras menunduk bingung. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Dunianya seakan runtuh dalam sekejap. Harapannya hilang terbawa angin yang lewat.

"Aku sudah menganggapmu seperti keluargaku sendiri. Jadi jika memang benar ada hubungan di antara kalian, pikirkanlah lebih dalam. Jangan sampai kau menanggung kerugian." Stefany menambahkan.

Bagaimanapun Stefany adalah angkatan pertama di kantor literasi. Ia orang lama sejak perusahaan berdiri. Ia cukup mengenal Saras yang bekerja satu ruangan dengannya.

Stefany juga yang mengajarkan Saras banyak hal. Bisa dibilang ia adalah mentor Saras di dunia literasi. Ia pun menganggap Saras seperti adiknya sendiri. Dan ia tidak ingin Saras terluka karena cinta. Seorang kakak pasti menginginkan yang terbaik untuk adiknya.

Vi, inikah akhir kisah kita?

Sementara Saras terlihat bimbang. Ia bingung menentukan arah tujuan. Dunianya seakan runtuh atas kabar yang Stefany dengar. Tembok penghalang begitu besar. Membuat dirinya harus memikirkan ulang.

Sore harinya...

Saat ini jam menunjukkan pukul setengah enam petang. Tampak di depan pintu masuk kantor, Hyung yang mengejar Saras pulang. Ia meminta Saras untuk mengindahkan panggilannya.

"Saras, kita perlu bicara." Hyung menahan Saras yang ingin keluar kantor.

"Maaf, Pak. Pekerjaan saya sudah selesai." Saras mencoba menolak dengan senyum sekadarnya.

Hyung menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kau pasti salah sangka." Hyung tetap menahan Saras keluar.

"Pak--"

"Tolong dengarkan aku dulu," pinta Hyung kepada Saras.

Saras pun memerhatikan keadaan sekitar. Masih banyak orang yang lalu-lalang. Ia lantas memikirkan bagaimana cara agar dapat menghindar.

"Maaf, Pak. Datang saja ke rumah jika ada urusan di luar kantor. Permisi." Saras pun meninggalkan Hyung sendiri.

Saras ....

Seketika itu juga Hyung menyadari jika telah terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Kesalahpahaman yang harus segera terurai.

"Hyung, kau di sini?" Tak lama Nyonya Ra datang melihat Hyung yang berada di pintu masuk gedung.

"Ibu?" Hyung pun melihat ibunya bersama Zuyu.

"Kau sedang apa di sini? Baiknya antarkan ibu sekarang. Nanti malam jangan lupa datang ke Gourment Restaurant. Kita akan bertemu klien di sana," tutur ibunya, mengajak Hyung pulang.

Hyung diam, tidak menjawab apa-apa. Hatinya resah dan gundah gulana. Namun, perintah sang ibu seolah mutlak baginya. Ia harus tetap mengantarkan ibunya pulang. Namun, kali ini bukan ke apartemen Hyung. Melainkan ke apartemen yang sang ibu sewa sendiri. Sedang Zuyu tinggal satu gedung dengan apartemen Hyung.

Malam harinya...

Suasana malam ini terasa sepi dan sunyi. Angin pun tak terasa berembus malam ini. Di sudut kamar tampak seorang wanita sedang termenung memikirkan nasib. Nasib akan cintanya yang haruskah tetap diperjuangkan atau berhenti sampai di sini. Ialah Saras yang sedang terdiam dalam sepi.

"Aku sudah menganggapmu seperti keluargaku. Jadi jika memang benar ada hubungan di antara kalian, pikirkanlah lebih dalam. Jangan sampai kau menanggung kerugian."

Kata-kata Stefany, teman kantornya itu seolah terngiang-ngiang di pendengaran Saras. Saras frustasi menghadapi apa yang terjadi pada dirinya. Kenyataan pahit harus ia terima. Bahwasanya Hyung telah dijodohkan ibunya. Dan Saras harus memikirkan ulang atas perjuangannya. Haruskah dilanjutkan atau sampai di sini saja.

Dia belum juga menghubungiku? Dia juga tidak datang ke sini padahal aku sudah membuka pintu. Apakah dia terlalu sibuk hingga tidak dapat memberi kabar padaku?

Saras kecewa. Ya, ia kecewa. Berbagai ingatan tentang Hyung pun kembali teringat di benaknya. Bagaimana Hyung yang menggandengnya, membukakan pintu mobil untuknya. Dan bagaimana Hyung yang hampir saja menciumnya. Semua itu teringat dan teringat kembali di pikiran Saras.

"Andai saja semua ini tidak terjadi, mungkin aku tidak akan sesakit ini." Saras bergumam sendiri.

Dering ponsel terdengar di tengah gumamannya. Saras pun tersadar jika ada yang meneleponnya. Ia lekas-lekas mengambil ponsel dari atas kasur lalu melihat siapa gerangan yang meneleponnya. Dan ternyata Elen lah yang menelepon. Bukan Hyung.

"Elen? Halo?" Ia kemudian mengangkat teleponnya.

"Saras, kau di mana?" tanya Elen dari seberang.

"Aku di rumah. Kau di mana?" Saras balik bertanya.

"Aku masih di kantor. Malam ini lembur. Aku ada kabar untukmu," katanya yang masih sibuk di sana.

"Kabar baik atau kabar buruk?" tanya Saras lagi.

"Hahaha." Seketika Elen tertawa. "Tentu saja kabar baik. Kau serius sekali malam ini. Apa terjadi sesuatu?" tanya Elen yang terdengar mengetik sesuatu di sana.

Saras menghela napasnya. "Ada apa?" tanya Saras mulai serius.

Elen pun berhenti mengerjakan tugas. "Bosku minta tolong untuk mencarikan karyawan baru untuk bagian keuangan. Apa kau berminat?" tanya Elen.

Seketika itu juga Saras seperti menemukan jalan keluar.

Ya Tuhan, apa aku memang harus mundur dari medan perjuangan? Apakah ini jalan yang mesti kutempuh sebelum lebih sakit lagi? Kenapa kebetulan sekali?

Saras bertanya-tanya dalam hatinya. Ia merasa mempunyai pilihan untuk kehidupan kedepan. Tidak harus bergantung lagi dengan kantor literasi.

"Kapan wawancara?" Dan akhirnya Saras menerimanya. Ia merasa tak ada salahnya untuk mencoba.

1
Restu Apih
makin g masuk akal j thor
Restu Apih
aneh
Restu Apih
garing Thor....
YuniSetyowati 1999
Lah kok lemas?kan kau sendiri yg cari & byr pacar sewaan.🤦
Kaget ya karena dia tamvan 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!