NovelToon NovelToon
Tembak Aku Dengan Cintamu

Tembak Aku Dengan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Menikahi tentara
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.

Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.

Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisahku

Pagi begitu cerah. Awan putih berjalan sesuai keinginan angin. Terik matahari yang memanas mulai meninggi, padahal hari masih pukul tujuh. Dari pagi sudah bergulat dengan tepung dan beberapa sayuran. Hari ini libur sekolah yaitu minggu, maka dari itu siap-siap untuk menyiapkan bekal kiriman untuk suami tercinta.

Namaku Mila Keyra Arunika, gadis cantik yang menjadi incaran disekolahan, namun banyak kutolak karena tidak ada yang cocok. Garis keturunan dari nenek moyang dari chinese, tentunya mata agak sipit, kulit putih dan mulus., rambut terurai memanjang dengan warna hitam lebat. Sejak kecil sudah diajari harus mandiri dan menjadi wanita kuat. Kalau masalah cengeng biasalah, sebab memang anak perempuan yang penuh kemanjaan.

Aku tidak pernah mengenal yang namanya arti cinta, namun diusia yang menginjak diangka tujuh belas tahun aku mulai belajar arti menyayangi atar lawan jenis yang sesungguhnya itu bagaimana, dan itupun belajar dari seseorang yang kini sudah menjadi suami sahku. Walau dibilang ini masih zaman Siti Nurbaya ngak jadi masalah, yang penting kami masih tidak melewati batasan sebagai suami istri. Apalagi orangtua sudah mengingatkan jika tidak boleh hadir seseorang baby dulu dikarenakan aku masih sekolah dan belum waktunya.

Satu persatu sayur sudah hampir selesai kumasak, setelah sekian menit berdrama dengan memotong dan menyiapkan bumbu. Sekarang hanya butuh menyiapkan camilan kue kering kesukaan kak Ryan.

Yup, sekarang aku telah sah menjadi istri seseorang secara resmi dan agama. Seorang perwira polisi bernama Ryan telah meluluhkan hatiku.

Awal pertemuan kami dibilang tidak sengaja disebuah kafe tongkrongan anak muda. Kebetulan dia juga ada disana bersama teman-teman sebaya dia. Sebenarnya aku diajak tetangga yang umurnya lebih tua 3 tahun dariku.

Awalnya tidak mau, tapi karena dipaksa dan tidak tega dia berangkat sendirian, ya mau tidak mau harus ikut. Kami berdua sebenarnya agak takut dan ragu untuk masuk, namun demi menemui teman kenalan tetanggaku itu, kami berdua tetap harus berani. Katanya sudah lama penasaran dan ini kesempatan yang langka sebab si cowok sudah bekerja, jadi jarang ada waktu luang untuk menyempatkan waktu ketemu.

"Mila, maaf ya jika harus melibatkan kamu begitu," Tidak enaknya kak Tika. Terlihat dari wajahnya yang mulai sungkan.

"Iya Kak, ngak pa-pa. Ngak usah tidak enak gitu. Kita 'kan tetangga dan teman, jadi santai saja, ok!" balasku sambil menyeruput es lemon yang sudah kami pesan.

"Ok 'lah kalau gitu."

Mata kak Tika sudah celingukan mencari kenalannya, tapi dilihat kanan kiri belum ada gelagat dia datang.

"Duh, mana yah si Tono? Kita udah nungguin selama setengah jam, tapi kok belum ada tanda-tanda dia datang?" Kak Tika  mulai gelisah.

"Cie ... cieee, yang mulai ngak sabaran, nich!" ledekku.

"Hehehe, bukan gitu, Mil. Kalau ngak datang ya kita pulang saja, ngak perlu ngegantungi orang kek gini. Nyuruh menunggu. 'Kan ngak enak sama ibu kamu jika nanti kita pulang terlalu larut malam."

"Iya juga, sih. Ya, sudah kita tunggu saja. Siapa tahu sebentar lagi akan datang."

"Hemm. Okelah."

Rasanya ngak enak banget banyak yang memerhatikan. Apalagi para pria yang kelihatan mulai jelalatan melihat ke arah tempat duduk kami berdua. Apesnya lagi, hanya ada dua tempat duduk yang dihuni perempuan saja dan itu termasuk kami. Hampir semua tamu kafe laki-laki muda semua.

"Eh, Kak. Ada yang aneh ngak sih?" Berbisik pelan, dengan badan merunduk ke arah kak Tika duduk.

"Iya, nih. Kayak kita sasaran empuk mereka saja."

"Kalau urusan Kak Tika sudah selesai, kita harus cepat-cepat pergi dari sini agar tidak kena masalah. Bisa brabe jika kena marah Ibu dan Bapak nanti," Kekhawatiranku.

"Sipp. Sesuai keingiannmu, kita akan pulang cepat.'

Benar saja, selang beberapa menit ada sekitar empat orang pria mulai gaduh dan tertawa riang, dan naasnya mereka mulai menghampiri ke arah kami duduk. Yang bikin merinding mereka sepertinya pria dewasa sekitar berumur 23 atau 24 tahunan.

"Kamu Tika, yak?" tanya seoarang pria berkulit hitam manis dan agak semampai.

"Eeh, iya. Kamu Tono, ya!" Kak Tika menyambut baik jabatan tangan dari pria yang barusan datang.

"Iya. Lumayan juga kamu, tapi lebih mengoda temanmu ini. Siapa namanya?" Modus yang menjengkelkan.

Uluran tangannya tidak kusambut dengan baik. Selain takut dan tidak senang, diri ini tidak ingin ada masalah, apalagi itu kenalan Kak Tika tapi kenapa malah berbalik tertarik padaku. Wajah Kak Tika 'pun udah cemberut, seakan-akan tak senang kenalannya malah lebih agresif padaku.

"Cih, sombong amat jadi cewek. Diajak kenalan saja tidak mau!" simbat teman Kak Tono.

"Bukan gitu. Tapi maaf banget. Ini sudah larut, aku mau pulang dulu!" Alasanku yang langsung bangkit dari tempat duduk dan berusaha melenggang pergi.

"Eitt, mau kemana cantik? Jangan pergi dulu, kenapa buru-buru!" Cegah salah satu dari mereka dengan memegang tanganku sebelah kanan.

"Issh, lepaskan. Jangan kurang ajar. Kita baru bertemu disini. Jangan jadi orang yang tidak menghargai dan sopan!" pekikku tak senang dan berusaha melepaskan cengkraman tangan.

"Cuiih, dasar cewek angkuh."

"Lepaskan tangan temanku. Kukira kalian baik, tapi ternyata sama saja kek yang lain, buaya!" Kak Tika berusaha menolong yang menghampiri posisiku.

Sungguh malu kejadian sekarang ini. Semua mata tertuju ke arah kami.

"Ngak usah ikut campur. Teman kamu terlalu cantik, jadi apa salahnya jika kami bermain sama dia dulu!" Teman Tono yang lain mencegah kak Tika untuk menuju kearahku dengan cara menghadang tubuhnya.

Aku yang mulai gemetaran, mulai menangis sebab terlalu takut. Wajar sih bisa begitu, sebab belum ada pengalaman sama sekali apalagi bersentuhan dengan pria lain.

"Kalian ini terlalu berisik disini. Ini tempat tongkrongan. Semua ingin kenyamanan, bukan kayak kalian cecuurut yang ingin mengacau!" Salah satu pengunjung yang sudah mendekati kami sedang berdebat.

Wow, pria yang berusaha menolong kami begitu tampan. Perfeck dari atas sampai bawah. Perawakan tinggi dan kulitnya juga putih. Beralis tebal, hidung mancung, bibir belah ditengah bagai singgar jambe. Senyumannya begitu melelehkan tiap perempuan memandangnya. Ada lesungan pipi  ditengah. Sorot matanya tajam dan membulat. Siapapun yang memandangnya pasti terpikat. Tidak ada cela sama sekali.

"Pieeh, jangan ikut campur urusan kami. Pergi sana!" usir salah satu dari mereka.

"Ya, wajar jika aku harus ikut campur, karena kalian mengganggu kesenangan dan ketenangaku dan semua pengunjung disini, paham!" Kelihatan dari raut wajah pria itu mulai gregetan.

"Ahh, banyak b*coot!" Salah satu dari mereka sudah melayangkan tinju ke arah pemuda yang berusaha menolong.

Ternyata dengan lihai bisa menghindar. Suasana begitu tegang. Pria yang menolong membabi buta sudah menendang dan melayangkan tijuan. Hebat juga, mengalahkan empat pria sekaligus.

"Cepat pergi dari sini, atau kalian akan mendekam secepatnya dipenjara!" acamnya sambil menunjuk lencana.

"Wah, apa dia seorang polisi?" gumam hati merasa kagum.

Semua orang hanya bisa menonton, saling riuh dan berbisik.

"Ryan, kamu ngak pa-pa?" salah satu temannya menghampiri dengan rasa khawatir.

"Aku baik-baik saja," jawab tegas.

"Syukurlah kalau aman. Terus gimana sama kalian? Apa kalian baik-baik saja, atau ada yang terluka?" Berbalik bertanya pada kami.

"Ehh, Kak. Kami baik-baik saja. Terima kasih atas bantuannya," gagapnya diri ini menjawab. Saking terpesonanya sama orang yang bernama Ryan ini, sampai tidak sadar atas pertanyaan barusan.

"Baguslah kalau begitu. Sama-sama, tapi lebih berterima kasihlah pada temanku yang tampan ini, karena dialah yang jadi pahlawan tadi," Bahu Ryan sudah dilingkari tangan temannya.

"E-eeh iya. Terima kasih atas bantuannya tadi," Menganggukkan kepala kebawah. Tidak berani menatap wajahnya. Kelihatan garang, takut jika dia marah sebab sudah mengeluarkan tenaga untuk membantu kami.

"Hmm," jawabnya ambigu.

"Bukannya kamu masih bocil, ya! Kok malam-malam begini keluyuran dan berani nokrong dikafe? Apa orangtua kalian tahu atau kalian sendiri yang sembunyi-sembunyi datang ke sini? Kalau iya, aku seorang polisi dan bisa saja melaporkan kalian yang keluyuran seenak saja," tanya dan peringatannya terdengar kasar.

"E-ee-eeh, maaf ... maaf. Kalau begitu kami permisi dulu!" Langsung kutarik tangan Kak Tika untuk segera pergi menjauh dari mereka berdua.

"Ehh, tunggu ... tunggu. Kalian belum kenalan!" panggil temannya yang berusaha menghadang.

"Issh, ngapain sih minta kenalan pulak. Apa ngak lihat dia masih bocil gitu," suara Ryan  yang terdengar jijik sama kami.

Kami baru selangkah melenggang dari hadapan mereka, jadi masih terdengar saja bisik-bisik mereka berdua. Kami berdua secepatnya menghilang dari pandangan mereka. Bisa matilah kalau beneran dilaporkan sama orangtua kami.

"Fiuuh. Gila tuh cowok. Tampan tapi kasar juga. Tadi sudah kagum sebab menolong kita, tapi setelah tahu dia mau jahat sama kita, rasanya ogah banget mau kenalan," keluh Kak Tika.

"Udah, lupakan. Lebih baik kita cepat pergi dari sini, sebelum orang itu beneran akan melaporkan kita," ajakku gugup.

"Ehh, iya ...iya. Ayo!"

Kami berduapun segera mendekati jalanan untuk segera mencari kendaraan roda empat. Jam sudah menunjukkan angka sembilan, namun nampaknya bakalan susah mencari sebab ini malam minggu, pasti banyak penumpang yang sudah memakai duluan jasa antar jemput itu.

1
🍁Sad G🎯
Oalah ternyata suami Dona di bunuh sama adik tirinya karena udah selingkuh sama istrinya
🍁Sad G🎯
Wahh Dona di kasih kunci untuk apa kenapa papa mertuanya seperti punya firasat yang gak baik
🍁Sad G🎯
jelas gak terima lah secara Mila istri Ryan lah kamu cuma perempuan yang gatal
🍁Sad G🎯
Tahan banget Dona punya suami yang suka toxic dan mukul
🍁Sad G🎯
itu lah akibatnya kalau suka ninggalin orang yang tulus demi laki2 kaya Raya kan akhirnya nyesel karena gak sesuai harapan mu Dona
🍁Sad G🎯
loh kok salah istri karena udah jadi istrinya sih, bukannya menikah karena persetujuan kalian berdua
🍁Sad G🎯
begitu lah wartawan butuh berita yang akurat untuk topik mereka siaran, masih penasaran apa motifnya sampai Suami Dona jadi korban
Keisya
hadeuh akhirnya jadi masalah kan soal warisan
Keisya
akhirnya yang di tunggu tunggu kesampaian juga Dona hamil,tapi gimana reaksi suaminya apa mungkin suaminya bisa berubah dan gak mukul lagi
•§¢• Chiko 9enap🦢🍒🤎💛
lah. pada gila nih org di karya🤣🤣🤣🤣udh pada nikah main selingkuh semua. emang enak kah/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

enaknya kalau ketahuan bukan hnya dihajar tp bakalan kena karma
Ardi mrongos
Nah bnr itu mila wajib fokus dulu sm skolah bukan percintaan apalagi mslh rumah tangga. takutnya tidak stabil emosi.
Julio lie
ya wajar orangtua sangat khawatir begitu. mereka tidak ingin anaknya terluka lbh lg ttg diselingkuhin. pasti emosi jiwa
Keisya
Astaga dasar Dona perempuan gak punya otak bisa2nya dia punya niat jelek
Keisya
gimana gak tekanan batin kalau tiap hari di siksa dan di maki, sungguh miris hidup Dona berangan nikah sama orang kaya hidup bahagia gak taunya malah tersiksa batin dan fisik
Keisya
suami biadab sudah suka selingkuh suka main tangan lagi, laki2 begitu tidak layak di pertahankan Dona
Keisya
Syukurlah kalau ada bukti jadi bisa melancarkan penyelidikan
Sad Angel
nah loh ibu Mila gak terima kan anak di sakiti lagi dan sekarang Mila di bawa pulang
Sad Angel
percuma kamu jelaskan Ryan apa lagi Mila lagi emosi, makanya jadi suami itu jangan bodoh
Sad Angel
mampus kalian makanya jadi suami tuh jangan asal kasih ijin
Sad Angel
hadeuh si Ryan bodoh banget baru juga baikan sama Mila sekarang malah kasih ijin Dona tidur di rumahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!