Sebagai Putri Tunggal Kaya Raya,Amarta yang berusia 30 tahun terus mendapat petuah dari kedua orang tuanya untuk menikah.
Kegagalan terdahulunya dengan tunangannya yang menghamili sahabatnya,membuat Amarta sulit untuk percaya lagi dengan laki-laki.
Namun pertemuannya beberapa kali dengan lelaki berparas tampan yang bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,membuat Amarta memiliki sebuah ide gila.
Amarta terang-terangan mengajak lelaki yang bernama Adrian untuk melakukan nikah kontrak dan menjanjikan uang senilai 10 Milyar.
Namun seiring berjalannya waktu,pernikahan kontrak mereka diuji dengan kehadiran mantan dari Adrian yang masih sangat mencintainya dan melakukan segala cara untuk membuat Adrian kembali.
Sampai suatu ketika Amarta menceritakan semuanya pada Agatha(mantan kekasih Adrian)bahwa pernikahannya dengan Adrian hanyalah pernikahan kontrak.
Bagaimana Adrian menghadapi semuanya saat perasaannya lebih memilih Amarta,Apakah dia akan menyerah?
Ikutin kisahnya disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KNT-31
Jam 7 pagi,Amarta masih bergelung dengan selimut tebalnya yang membuatnya semakin nyenyak.Rania yang sudah rapi dengan stelan kerjanya,mau nggak mau harus membangunkan Bos nya yang akan ada meeting penting dengan Pemilik salah satu Mall terbesar dibali.
"Bu...,Ayo dong bangun....,meetingnya sebentar lagi dimulai,masa mereka yang menunggu kita sih",omel Rania dengan menggoyangkan tubuh Amarta yang tak bergerak sedikitpun.
Karena waktu yang sudah mepet,terpaksa Rania malakukan cara jitu untuk menbangunkan Bos nya.Ia mengambil segelas air dari wastafel kamar mandinya dan langsung dicipratkan begitu saja kewajah Amarta.
"Ibu....,bangun....,udah siang!,saya tinggal nih kalau nggak mau bangun",omel Rania yang sabarnya mulai menipis.
Amarta menggeliat dan pelan-pelan membuka matanya."Rania....,jam berapa sekarang?",tanya Amarta dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
"Jam 8 Bu!!",bohong Rania agar Amarta mau bangun dengan segera,dan ternyata berhasil.
Amarta bergegas bangun dan berlari masuk kedalam kamar mandi sambil mengomel.
"Rania!!kenapa kamu baru bangunin aku jam 8?Aduh....,bisa kena omel sama klien kita nih pasti".
Amarta mandi dengan secepat kilat dan mengenakan pakaian yang sudah Rania siapkan.
Rania tersenyum dalam hati saat melihat Bos nya yang melakukan persiapan penampilannya dengan terburu-buru.
Setelah dirasa semuanya siap,Amarta mencari ponselnya dan ternyata masih jam 7.25 menit.
"Rania!!kamu bohong ya?",tanya Amarta yang mendapat juluran lidah dari Rania.
"Udah ah hayo cepet Bu,lebih baik kita yang menunggu klien kita daripada mereka,bahkan mereka telah membayar akomodasi untuk kita kesini,jadi jangan sia-siaakan kesempatan ini,karena ini pasti klien pontensial",ucap Rania sambil menggandeng Bos nya untuk berjalan lebih cepat.
Amarta meminta Rania untuk melihat penampilannya."Udah Bu,Ibu selalu cantik pokoknya",ucap Rania sambil masuk kedalam lift yang akan membawanya kesebuah restoran tempat janjiannya dengan Klien nya yang bernama Daniel Mahendra.
Rania langsung menuju bagian receptionist untuk menanyakan ruangan private yang dibooking oleh kliennya.
"Selamat Pagi.....,Saya Rania dan Amarta dari jakarta,Saya ingin menanyakan Room Private yang dibooking atas nama Bapak Daniel",sapa Rania dengan ramah.
Seorang pegawai mengantarkan mereka kesebuah ruangan yang telah dipersiapkan,namun terkejutnya Amarta,saat melihat anak kecil yang pernah Ia tolong ada diruangan itu.
"Hai Aurora sayang....,kita ketemu lagi,kamu lagi ngapain disini?",tanya Amarta lembut sambil mendekat ke Aurora yang sedang menikmati makanan dengan pengasuh disampingnya.
Rania kaget,namun Ia hanya memendamnya.
Tak Lama Klien yang mereka tunggu tiba dan anak Aurora memanggilnya dengan kencang.
"Daddy....,ada Tante yang kemarin main pasir sama Aurora".
Amarta menoleh dan matanya langsung tertuju dengan laki-laki didepannya dan seorang Asistennya."Loh,dia klienku?kenapa aku nggak tau kalau naman Klienku juga Daniel?",gumam Amarta didalam hatinya,Namun Ia sebisa mungkin menetralkan kondisinya.
"Selamat Pagi Pak...,Saya Amarta pemilik Perusahaan Arta group Company,dan ini Rania Asisten saya,senang bertemu dengan Anda ditempat yang indah ini,terimakasih telah menyambut kami dengan hangat".sapa Amarta memperkenalkan dirinya sambil berjabat tangan dengan Daniel.
"Saya Daniel,silahkan duduk,karena meeting ini harus segera kita diskusikan,karena saya masih ada pekerjaan yang lainnya yang sudah menunggu".
Kini diruangan itu hanya berempat,karena Aurora telah keluar dengan pengasuhnya.
"Begini Bu Amarta,Sebentar lagi Mall yang saya miliki akan segera buka,Mall ini menjadi yang terbesar dikota ini,Saya berniat menjalin kerjasama dengan Perusahaan Bu Amarta,karena Produk-produk kecantikan keluaran Perusahaan Ibu sangat laris dikota ini,awalnya saya menghubungi Distributor Perusahaan Ibu,namun saya tidak mendapat jawaban yang meyakinkan untuk kerjasama jangka panjang,maka dari itu saya menginginkan kerjasama yang jelas untuk waktu yang lama,Ini Proposal yang ingin saya jalani,semuanya jelas disitu bagaimana alur Produk itu sampai ketangan Perusahaan saya dan sampai kepada customer,Ibu boleh memikirkannya dahulu dan kabari saya segera jika ada yang ingin diubah,kalau Ibu berkenan juga boleh datang untuk melihat bagimana store khusus yang saya buat,yang nantinya semua Produknya dari Perusahaan milik Bu Amarta".
Amarta mengambil 1 dokumen yang Daniel berikan,Ia membacanya sekilas,namun keputusan juga tak semudah itu dijalani,karena ada nominal uang yang harus Ia perhitungkan.
"Terimakasih atas tawarannya Pak Daniel,namun saya butuh waktu untuk mempertimbangkan semuanya,karena saya juga perlu menyiapkan tim sendiri untuk menghandle kerjasama ini,karena melihat bagaimana store ini akan dibuat,Saya butuh orang-orang ahli yang bisa membantu saya agar kerjasama ini berlangsung lancar tanpa kendala".
Daniel takjub dengan cara berpikir Amarta,padahal nominal kerjasama yang Daniel tawarkan sangat besar,namun Amarta masih tetap memikirkannya lagi.
Akhirnya mereka menyudahi pertemuan itu,Namun sebelum beranjak pergi,Amarta disapa oleh Aurora yang ingin bermain bersama.
"Tante...,main pasir lagi yuk?aku sekarang nggak bakal ilang lagi karena ada mbak aku,jadi kita bisa main sepuasnya,soalnya Daddy sibuk kerja terus,jadi aku kesepian dihotel,mau ya Tante....",rengek Aurora dengan menggenggam tangan Amarta.
Rania memperhatikan semuanya dengan banyak pertanyaan dikepalanya.
Karena Amarta tidak ada meeting lagi sampai jam makan siang,Amarta menyetujui ajakan Aurora,Namun Daniel mencegahnya tiba-tiba.
"Aurora!Tante Amarta sibuk sayang...,nanti sore Daddy temenin main,tapi sekarang Daddy harus kerja dulu,udah ditunggu orang".ucapnya dengan tegas yang membuat Aurora matanya berkaca-kaca.
Amarta yang nggak tega,langsung memeluk Aurora dengan lembut."Sudahlah Pak Daniel,saya kebetulan lengang sampai siang,jadi nggak apa-apa nemenin anak Bapak sebentar,lagian saya juga bisa menikmati pantai sebelum saya kembali Lusa,jadi anggep aja ini bagian dari kerjasama kita".
Daniel akhirnya membiarkan Amarta membawa anaknya,Sedangkan Rania kembali kekamar hotelnya untuk meletakkan Laptop dan barang penting lainnya.
Amarta berjalan beriringan dengan Aurora dan pengasuhnya.Namun baru beberapa langkah berjalan,Daniel kembali dan memberikan sebuah kartu debit kepada Amarta.
"Gunakan kartu ini jika kalian butuh sesuatu",ucapnya sambil berlalu pergi.
Amarta menyimpan kartu itu kedalam sakunya."Dia nggak tau kali,aku juga kara raya,masa beliin anak kecil makanan aja nggak bisa,bilang aja kalau mau
Pamer punya black card",gumam Amarta didalam hatinya.
Namun berbeda dengan Amarta,Daniel justru memikirkan hal lain.",Kenapa anakku bisa begitu ingin bermain dengan Amarta?padahal beberapa klien yang berusaha mengajaknya bermain selalu ditolak dengan tangisan,apa itu artinya Amarta baik?atau karena Amarta sudah menikah jadi jiwa keibuannya muncul?dan Aurora merasa nyaman dengannya",isi pikiran Daniel saat ini.
dan untuk si Fani dan ayahnya semoga segera mendapatkan karma
lanjut thor